FLE3

197 14 5
                                    

"Lo kenapa sih ka, baru beberapa bulan kerja disini tapi lo malah nangis mulu. Gak betah ya?"

"Engga ta, gapapa kok" aku tersenyum dan menghapus bulir bulir air mataku.

"Lo bisa cerita sama gue ka, gak usah sungkan kita kan sahabat"

"Gue beneran gapapa ta yakin deh." Ujarku meyakinkannya.

"Sejauh ini gue kenal lo, gue yakin lo orang yang baik banget. Lo baik dengan cara lo sendiri. Gue sebagai teman cuma mau lo berbagi kesedihan lo sama gue ka. Kalau lo udah siap gue pasti mau banget denger semua cerita lo"

"Thank you ta" aku tersenyum tulus.

"Kita gak akan pernah tau apa yang oranglain pikirkan tentang kita. Jadi tidak ada salahnya menunjukan kelemahan didepan oranglain. Lo itu berharga setidaknya untuk diri lo sendiri"

Akupun memeluknya "gue beruntung ta, punya temen kaya lo. Gue janji kalo gue udah siap pasti gue akan cerita semuanya ke elo"

****

Disudut lain diruangannya andri koesmadji kedatangan sahabat lama sekaligus partner bisnisnya.

"Woi bro long time no see"? Kedua lelaki itu bercengkrama.

"Hai Raka! 5 tahun gak ketemu rambut gondrong lu berubah jadi cepak gini"

"Manusia butuh perubahan men, gue juga gak nyangka lo jadi bos besar kaya gini!"

"Bener kata lo ka, ayo duduk gak capek lo berdiri mulu."

"Btw didepan tadi gue liat Fika, Terakhir kali lo cerita bukannya kalian udahan ya?"

"Iya dia sekertaris gue!" Jawabnya datar.

"Ada rencana mau balikan ?" Nada bicara raka mengejek.

"Kayanya gak akan!"

Aku yang mendengarkan percakapan terakhir andri dan raka sedikit merusak suasana hatiku.

Seharusnya aku juga sadar, dia dan aku sudah berbeda.

"Permisi, ini pak minumnya" aku tersenyum menaruh gelas minuman mereka dimeja.

"Hai fika, apa kabar? Masih inget gue kan?" Dia mengajakku berjabat tangan.

"Hai Raka, inget ko." Aku tersenyum tulus.

"Ya gimana gak inget dulu kan gue yang nemenin Andri kalo mau kangen-kangenan sama lo" ujarnya yang membuat andri yang sedang minum tersedak.

"Ug....huk..huk kamu bisa keluar sekarang"

"Baik pak, saya permisi.."

***

Setelah keluar ruangan pak andri,Raka menghampiri meja kerjaku..

"Hai ka, bisa kita makan siang bareng?"

"Tapi pak, ini belum jam istrihat. Saya bisa dimarahin Pak Andri nanti" ujarku sopan.

"Santai aja gak usah seformal itu, yaudah saya tunggu dilobby ya. 15 menit lagi kan jam makan siang"

"Baik pak"

"Apasih ka, panggil Raka aja"katanya dan aku langsung tersenyum.

***

Aku menghampiri Raka yang sedang menungguku dilobby dia sedang asik memainkan ponselnya.

"Ka ayo , maaf sudah bikin kamu nunggu lama"

"Kita makan dideket sini aja yaa aku harus balik lagi kekantor soalnya 1 jam lagi" katanya dan aku hanya mengangguk.

Sesampainnya di restoran dekat kantor dan semua pesanan sudah ada dimeja. Raka langsung membuka pembicaraan mengenai masa laluku dengan andri.

"Kalian kenapa?" Katanya , dan aku sudah mengerti maksud dari pertanyaaannya barusan.

"Gapapa, kita baik-baik aja kok"

"Semua yang kenal kalian, gak akan percaya kalau kalian itu baik-baik aja"

"Kenapa lo gak tanya kesahabat lo tadi, kenapa malah lo tanya ke gue sekarang" kataku datar.

"Wow, rafika aradila is come back. Gue lebih suka lo yang kaya gini." Katanya antusias.

"Lupain." Aku melanjutkan suapanku lagi.

"Selesaikan apa yang belum selesai." Raka berbica tanpa menatapku.

"Kita udah selesai dari beberapa tahun yang lalu, dan hubungan gue sama dia cuma sebatas atasan dan bawahan sekarang. Kita hanya masa lalu jadi gak perlu dibahas kan. Dan kita juga udah sama-sama melupakannya."

"Oh iya? Bagian mana yang kalian lupakan? " Katanya tersenyum.

"Kita hanya dua orang yang tidak saling mengenal saat ini."

"Lo tau dia andri dan dia tau kalau lo fika. First love nya"

"Dia udah lupa sama gue, lo gak tau gue ini sekertarisnya tapi dia memperlakukan gue sebagai babu pribadinya!"

"Gue tau dia bukan orang yang kaya gitu"

"Awalnya gue gak percaya, tapi nyatanya kaya gitu dia bukan andri yang gue kenal dulu." Aku menarik nafasku dalam.

"Dan lo berharap dia berubah jadi Andri yang dulu?"

"eem.. Maybe"

"Lo nyesel pernah nyia - nyian orang sebaik andri?"

"Awalnya iya, tapi sekarang enggak!" Kataku lantang.

"Karna perlakuan buruk dia terhadap lo ? Maybe ini karma. Orang baik juga bisa berubah jadi jahat bukan karna cinta?"

"Dia tidak berubah, dia hanya menunjukan siapa dia sebenarnya." Aku berdiri dan berjalan meninggalkan Raka tapi dia menarik tanganku dan berkata.

"Kalian masih sama-sama cinta gue tau itu. lo terlalu picik untuk mengungkapkan perasaan lo sendiri. dari dulu sebenarnya lo cinta kan sama dia?  lo terlalu egois dan itu bikin kalian sama sama tersakiti. Ini waktunya, gak ada kata terlambat untuk cinta. Kalian bisa memperbaiki semuanya, mungkin lo bisa memulainya karna lo yang bikin dia sesakit ini." Aku hanya diam dan meninggalnya di restoran itu.

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

first love enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang