Chapter 21

2.9K 264 11
                                    

Sebelum Cindy berhasil menyentuhku, Kevin sudah meraih pundaknya dan melemparnya begitu jauh. Bukannya terluka oleh perlakuan kasar Kevin, Cindy hanya menyeringai dan kembali menyerangku. Melihat seseorang yang begitu terang-terangan ingin membunuhku membuat jantungku berdetak begitu kencang.

"Kevin dan aku akan melindungimu, Sara." Aku mengalihkan pandanganku dari Kevin dan Cindy yang sedang berkelahi di dalam rumah. Brian memberikanku sebuah senyuman menenangkan dan berkata, "Kau tidak perlu khawatir."

Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai respon. Menghargai usahanya untuk menenangkanku—walau rasanya tidak berguna karena jauh di lubuk hatiku, aku ingin menjerit, lari sejauh mungkin, untuk bersembunyi dari wanita gila yang sedang berkelahi dengan Kevin saat ini.

Brian membalikkan tubuhnya dan berlari ke arah Kevin untuk membantunya.

"Untuk apa kau kemari?! Aku bisa mengatasi wanita gila satu ini tanpa bantuanmu!"

Mendengar bentakkan dari Kevin membuatku memutar kedua bola mataku. Di situasi genting seperti saat ini pun dia masih bisa menjunjung tinggi egonya.

Dari tempatku berdiri, aku dapat melihat Cindy mulai kewalahan menghadapi dua Pangeran Iblis tersebut. Gerakan Cindy sangat lincah, dan senyuman di bibirnya yang warna merah terang tidak pernah menghilang sama sekali. Walaupun dia kewalahan, tapi aku bisa melihat jika dia sangat menyukai pertarungan tersebut.

Senyuman Cindy mulai redup ketika pipinya terkena cakaran dari Brian. Dia menatap Brian dengan kesal dan mengelus pipinya yang berdarah. Dia menatap darah yang berada di jempol tangannya sebelum menjilat darahnya sendiri.

Melihat pemandangan tersebut seketika membuatku mual.

"Aku tidak mengerti mengapa kalian berdua melindungi makhluk lemah seperti itu." Komentarnya. "Tapi itu tidak membuatku pantang menyerah untuk membunuhnya. Hadiah yang ditawarkan dari ayah kalian terlalu menggiurkan untuk diabaikan."

Setelahnya, dia kembali menyerah kedua bersaudara tersebut. Aku terus memperhatikan mereka dari jauh. Walaupun di dalam lubuk hatiku, aku merasa kecewa terhadap diri sendiri.

Kecewa karena aku tidak bisa membantu banyak. Kecewa karena aku tidak bisa melindungi diriku sendiri.

Kedua mataku terbelalak ketika tiba-tiba saja, Cindy berbelok dan berlari ke arahku. Tanpa bisa aku menghindarinya, tiba-tiba dia sudah berada di belakangku dengan kedua tangannya yang berada di samping kepalaku.

Strateginya yang tiba-tiba berhasil membuat Kevin dan Brian terdiam di tempatnya.

"Aku akan membunuhmu jika kau menyakiti wanita itu, Cindy." Ancam Kevin dengan suaranya yang tajam.

"Tidak masalah." Jawabnya dengan santai. "Ayahmu menjamin keselamatanku jika aku berhasil membunuh wanita tidak berguna ini."

"Kau percaya dengan ucapan tua bangka itu?" Tanyanya seraya mendengus. "Kau hanya dimanfaatkan olehnya, tahu? Dia terlalu malas untuk mengotori tangannya sendiri dan memanfaatkan kalian semua dengan memberikan sayembara palsu tersebut."

Cindy mengedikkan bahunya. "Terserah katamu. Yang jelas, aku akan menjadi ratumu setelah aku membunuh—"

Aku terkesiap ketika melihat kepala Cindy menggelinding di sisi kakiku dan kedua tangannya yang telah lepas dari sisi kepalaku... astaga, siapa gerangan yang begitu tega membunuh seorang vampir dengan mencopot kepalanya seperti itu?!

Aku membalikkan badanku dan mendapati Siska yang menatapku dengan datar. Apakah... dia yang sudah memutus kepala Cindy sampai lepas dari tubuhnya?!

"Kau bisa tenang, Sara." Ujar Siska dengan datar. "Kau sudah aman."

Marked ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang