Sun & Moon 2

784 50 14
                                    


Mama Luhan terkejut melihat putra semata wayangnya terkapar di lantai kamar.

LUHAN.......

Teriak mama Luhan panik. Tak lama para maid dan bodyguard bermunculan.

Tubuh Luhan langsung digendong oleh salah satu bodyguard dan dibawa kemobil untuk dibawa kerumah sakit.

Dimobil sang mama merasa cemas dan panik melihat kondisi putranya yang mengkuatirkan.

Mama Luhan tahu tentang anaknya ini. Sang anak ingin hidup bersama Sehun -kekasihnya. Jika ingin jujur ia pun tak menyukai Luhan dengan seorang pria, namun jika melihat kondisi sang putra yang semakin lama semakin tak memiliki semangat hidup ia menjadi tak tega.

Ibu mana yang tak sakit melihat anaknya bagai menakin hidup yang berjalan.

Hati ibu pasti sakit melihat anak yang dikandung selama 9 bulan bahkan dibesarkan dengan kasih sayang hingga tumbuh sebesar ini menderita.

Hati ibu sangat tulus, ibu hanya ingin melihat anak-anaknya bahagia walaupun ia sendiri merasa tak suka, namun demi kebaikan anak-anaknya ibu akan rela, ikhlas jika sang anak bahagia dengan pilihan hidupnya. Toh, yang menjalaninya adalah sang anak, walaupun terkadang orangtua hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.

Tapi jika sang anak tidak suka dengan pilihan orangtua janganlah memaksa karena anak bukan barang, bukan robot, ataupun anak buah. Anak adalah titipan sang ilahi, hanya Yang Kuasa-lah yang berhak. Orangtua hanya ditugaskan untuk mendidik, mengajarkan hal yang baik pada anak mereka.

Orangtua hanya membimbing bukan menentukan hidup si anak.

Orangtua bukan stir untuk mengendalikan hidup sang anak.

Tapi dizaman ini, banyak orangtua yang lupa dengan perannya. Orangtua lepas tanggungjawab terhadap anak-anak mereka.

Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit diam-diam mama Luhan menangis. Memangis karena masalah yang dihadapi keluarganya, yang berkaitan dengan Luhan sang Putra.

Tuhan... jikalau mereka Kau takdirkan berjodoh, ubahlah pikiran suami hamba agar anakku bahagia. Jika tidak tolong tunjukan jalan yang terbaik bagi kami semua.

Mama Luhan berdoa, meminta jalan yang terbaik bagi mereka semua.

******

Luhan tiba dirumah sakit, para medis bertindak cepat merawat Luhan. Mama Luhan menunggu di luar selagi para dokter memeriksa putranya.

"Bagaimana keadaan putra saya dok?" Tanya mama Luhan setelah melihat dokter yang memeriksa anaknya keluar.

"Putra ibu baik-baik saja, hanya merasa kecapean dan juga dehidrasi. Tampaknya anak nyonya juga mengalami stres, tertekan sehingga kondisinya seperti itu." Jelas sang dokter.

Seperginya sang dokter, mama Luhan segera masuk kekamar anaknya.

Tampak Luhan berbaring diranjang dengan infus yang terpasang dan wajah Luhan yang tirus serta tak ada cahaya dimata indah milik sang putra.

Mata yang sama dengan-nya.

Mata rusa.

"Luhan sayang..." Panggil sang mama, kala mamanya sudah duduk disisi ranjang.

Luhan menoleh kesamping, dilihatnya paras ayu sang mama yang tak jauh berbeda dengan miliknya.

Baru Luhan akui jika sang mama sungguh cantik namun yang berbeda terdapat kerutan halus menghiasi paras cantik sang mama. Walaupun begitu tak menutupi kecantikan dari ibunya ini.

End Journey HUNHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang