Kepergian Elisa

150 9 0
                                    

Hari ini aku mempunyai tugas menggambar,aku berniat mengerjakannya di rumah Elisa. Tapi aku heran dengan Elisa. Ia sepertinya keberatan aku mengerjakannya di rumah Elisa. Biasanya ia memaksaku kerumahnya. Setelah kupaksa akhirnya ia menyanggupinya.

"Elisa,,kenapa sih kamu?"tanyaku
"Nggak...Bella,apa kamu senang bersahabat denganku?"
"Ya,,aku sangat sangat sangat senang bersahabat denganmu!kamu?"
"Sangat!"

Sesampainya di rumah Elisa untuk mengerjakan tugasku,ia bilang aku harus lewat pintu kamarnya. Katanya,ibunya sedang menerima tamu. Aku jadi benar benar heran...sebenarnya ada apa ini?. .Biasanya seluruh penjuru rumah ini aku telusuri.
Aku masuk ke kamarnya lalu ,

"Mana perabotan kamarmu?"tanyaku
"hmm...ehh..perabotan kamarku sedang diganti oleh yang baru oleh ibuku.
"Ada apa sih?biasanya kamu selalu cerita.. bahkan kamu selalu cerita waktu karpet rumahmu diganti.."

Elisa pun terdiam. Seketika itu ada ibunya masuk ke kamarnya,

"Eh,,nona Bella...kapan sampainya?"tanya mrs.Terry,ibunya Elisa
"Barusan mrs. Tamunya sudah pulang?"tanyaku
"Tamu apa?apa maksudmu?"
"Tadi Elisa bilang nyonya kedatangan tamu. Jadi aku lewat pintu kamarnya Elisa.."jelasku
Elisa pun segera menarik tangan ibunya keluar kamar. Mereka berdebat,akupun penasaran dan mendengarkan obrolan mereka,

"Jujur saja Elisa...tak apa apa kan? Dia kan sahabatmu juga..."kata ibunya
"Tidak!meskipun Bella terlihat berani dan tangguh,tapi hatinya rapuh!"
"Tapi Elisa...kita kan perginya minggu depan..sebelum Bella marah karena kamu tak jujur,,mungkin ini waktunya kamu bilang padanya"
"Tapi aku tak rela bu,,aku tak rela ia sedih karena aku minggu depan harus pergi ke Belanda.."

Aku terdiam,,air mataku berhamburan..."apa benar,,Elisa minggu depan pergi ke Belanda?"
Aku menendang pintu kamar Elisa lalu membawa tasku "BRENGSEK KAU ELISA!"aku berteriak dikamarnya lalu pergi.aku kecewa dia tak jujur padaku.

Sudah 3 hari aku diam di kamar. Tidak makan tidak minum tidak mandi. Elisa terus memanggilku tapi aku tak menghiraukannya. aku terus menangis dan menangis.
Dan aku teringat sesuatu. Sekarang sudah seminggu. Sudah saatnya Elisa pergi ke Belanda. Aku buru buru pergi kerumahnya. Isinya kosong dan hening. Tiba tiba ada yang menepuk bahuku dari belakang,aku berteriak"ELISA!" Ternyata ia bukan Elisa, ia adalah pribumi rumah ini. Ia menitipkan surat kepadaku. Katanya ia dapat dari Elisa. Ia menyodorkan surat tersebut kepadaku. Aku membacanya

Dear: Nabella sahabatku
Maafkan aku,Bella...aku tak bisa menjumpaimu disaat saat terakhirku tinggal disini...aku mencoba menemuimu tapi kata ayahmu kau sedang sakit...aku minta maaf sudah membuatmu kesal dengan ketidakjujuranku terhadapmu...aku harus berpisah denganmu Nabella,,aku tak tahu pasti alasannya apa...oh,ya ada berita bahwa beberapa bulan sesudah aku pulang,negaramu akan diserang tentara Inggris.
Salam manis,
Elisa

"ELISA BRENGSEK!"Aku menjerit kesal
Aku pulang dan meminta kepada ayah supaya aku pulang ke Belanda.
"Ayah,aku ingin pulang ke Belanda"ajakku
"Mau apa kamu kesana!jangan seenaknya kalu bicara ya. Apa kamu mau jadi pelacur seperti ibumu?sadarlah Bella!"ayah membentakku seperti biasanya
"Tidak,ayah!kau salah pengertian!kau tak pantas jadi ayahku!"aku menyentak ayahku. Baru kali ini aku berani menyentak ayahku.
Aku masuk ke kamarku dan seperti biasa aku merenung,"Elisa sudah pergi,aku dan ayahku tidak bisa seperti dulu lagi"

Rasanya aku ingin mati

Kisah Terakhir NabellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang