Author's POVMonic terlihat sangat senang bisa bertemu dengan Sofia, sampai-sampai setelah memandikan Vincent. Mereka mandi bersama karena Sofia sangat kotor setelah memandikan Vincent. Sebenarnya tidak mandi bersama tapi Monic yang memandikan Sofia.
"Monic eonni, apakah kau tidak lelah bermain bersamaku seharian" tanya Sofia pada Monic yang langsung menggeleng. Senyum pun terulas dibibir Sofia.
"Kukira kau akan seperti Sei eonni ia menyebalkan, karena rambut kalian sama panjang" tanya Sofia disela perjalanan mereka menuju lantai bawah setelah Monic memakaikan bajunya. Monic pun heran dengan nama yang disebut oleh Sofia.
"Sei eonni siapa dia apa dia, apakah dia kekasih Vernon ?" tanya Monic antusias, karena ia ingin sekali mengetahui kehidupan kakak Sofia ini.
"Mungkin tapi aku tidak setuju jika ia menikah dengan oppa" selang beberapa detik lalu Sofia kembail membuka mulutnya.
"Ia mungkin terlihat cantik tapi dia sangat sombong, aku ingin kau saja yang menjadi kekasih oppa"
"Apa ?!?" kata Vernon dan Monic bersamaan, ternyata Vernon ada di dapur mendengarkan percakapan Monic dan adiknya dari tadi. Ia juga sempat kaget saat Sofia memberitahu soal Sei.
"Oppa ? Kau mendengarkan kita mengobrol ?" tanya Sofia dengan suara yang meledak. Vernon mengangguk dan secara perlahan mendekati Sofia.
"Sofia tolong jangan bicarakan itu sekarang, nah coba sekarang kalian coba tteopokki bikinan oppa" kata Vernon pada mereka berdua setelah itu mengambil tteopokki di dapur dan meletakkannya di meja makan.
Sofia langsung mengernyit setelah memakan satu tteopokki, dan menyuapi Monic. Monic juga mengernyit.
"I think we have to start a cooking class" kata Monic dan langsung berjalan ke dapur. Ia mengambil tteopokki tadi dan kembali memasaknya.
"Ingat memasak harus kau lakukan dengan hati, jangan terburu-buru, juga jangan takut terkena panas" kata Monic sambil menghadap ke Vernon.
"Apa tadi kau sudah mengicipinya ?" Vernon dengan muka polosnya yang tidak menyangka Monic akan seperti ini langsung menggeleng.
"Sekarang cobalah" kata Monic sambil menyodorkan tteopokki dan menyuapi Vernon. Sebenarnya dalam hati ia sangat senang tapi ia tidak boleh terlihat seperti itu, ia harus terlihat pro dalam memasak.
"Sepertinya memang kurang enak, lalu ?" Monic dengan cepat mengambil satu sendok teh garam dan gula setengah sendok makan, mengaduknya dan mencicipinya.
"Sekarang cobalah" Monic menyendok tteobokki tersebut dan memberikannya pada Vernon.
"Yeah I think this better tho" kata Vernon dan menyuapi adiknya. Setelah itu Sofia menyuruh mereka berdua menunduk. Dan memeluk Vernon sekaligus Monic.
"Sudah kuduga ini sangat asyik, bolehkan kalau Monic eonni menemaniku tidur nanti malam ?" secara bersamaan lagi sepasang mata saling bertemu, dan bertanya-tanya apa yang harus dikatakan.
"Sofia maafkan aku tapi, aku harus membantu eomma dirumah" kata Monic pada Sofia yang setelah itu merengek pada Vernon.
"Maaf Sofia tapi eonni harus pulang, nanti orangtuanya akan cemas jika ia tidak pulang" kata Vernon lembut.
"Tidak, ia harus menemaniku tidur dulu, jebal..... jebal....." dengan kedua puppy eyesnya membuat semua orang luluh, dan akhirnya..
"Okay, makan dulu baru nanti aku akan menemanimu tidur, arrasseo ?" kata Monic pada Sofia dan mengantarnya ke meja makan. Vernon juga mengikutinya, dan setelah itu Monic mengambil tiga piring dan membagi makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HMV love story
Fanfiction"Mungkin ia tidak peduli lagi tentang apa yang sudah kukatakan, tapi aku juga tidak peduli jika ia melakukan itu" -Helen "Aku tidak tahu tapi Ia pasti akan mengetahuinya nanti, dan ia juga tahu bahwa cintaku sangat tulus padanya" -Monic "Mungkin aku...