Namaku Malla

86 12 2
                                    

Seorang gadis kecil (Malla 6 tahun) tersadar dari pingsannya. Pandanganya masih kabur dan kepalanya berkunang kunang. Matanya menjuru ke segala arah berusaha mengenali tempat ia berada.

"kau sudah bangun?" Tanya seorang wanita (Suri 26 tahun)

"Di mana aku?" Tanya Malla

"Kau bisa berdiri?"

Suri membantu Malla bangun dari ranjangnya yang hanya kumpulan kotak kayu usang. Di liriknya keadaan seluruh ruangan sempit yang baud an kumuh. Begitu banyak tumpukan peralatan dan persenjataan.

"Dimana ini?"

Suri membukakan pintu ruangan dan menjawab.

"Sarang buaya"

Malla memicingkan kedua matanya saat silau sinar matahari menyambut wajah kecilnya yang pucat. Kedua matanya terbuka lebar layaknya seorang yang penuh dengan keterkejutan. Di lihatnya sebuah ruangan besar berantakan. Pintu dan jendela terkoyak seperti kena ledakan. Sekitar 30 prajurit berseragam dan lengkap dengan senjata tengah duduk duduk berbincang.

"Alex! Anak ini cukup sehat dan normal" ucap Suri pada salah seorang prajurit berambut panjang (Alex 27 tahun)

Alex tampak terdiam melamun. Ia duduk di pinggir jendela dengan menatap langit.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya seorang pria berbadan besar (Dylan 29 tahun) pada Alex.

Tanpa menjawab, Alex memejamkan kedua matanya. Tak lama kemudian ia menjawab.

"Hari ini adalah hari penciptaan,."

"Stop!! Apa? Apa yang kau maksud?!" bentak Suri tidak terima.

Suri menarik kerah baju Alex. Semua prajurit lain hanya bisa tertegun dan membisu. Karna Alex adalah pemimpin semua orang di sini.

"Keberadaan kita di sini untuk selamatkan anak ini!" maki Suri

"Keberadaan kita di sarang buaya hanyalah sebagai daging domba. Kita di ikat dan di masukan ke sarang hanya untuk makanan" jawab Alex

"Please, Alex,. Ia hanya anak kecil lemah. Kita bisa cari jalan keluar untuk lari dari Territory Sadonz secepatnya"

"Sudah berapa banyak korban untuk masuk kesini?! Berapa banyak lagi yang harus kita korbankan untuk keluar membawanya?!" bentak Alex pada Suri "Saat ini Sadonz tidak menyadari setatus kita sebagai musuh. Tetap pada posisi semula. Pura pura sebagai Sadonz soldier dan memikirkan pelan pelan untuk keluar hidup dari sini. Dan anak ini, serahkan pada mereka untuk ujian penciptaan"

Tampak di wajah Suri ketidak terimaan ia pad aide Alex. Ia menggelengkan kepalanya dan tertunduk.

"Kau butuh 1 nyawa lagi untuk pondasi perintahmu ini,." Ucap Suri dengan menganbil pisaunya

"Jangan lakukan itu" kata Alex.

"Yang tua mati untuk seorang anak kecil. Itulah kebijakan!"

Tusukan Suri mengarah ke wajah Alex. Alex menahanya dengan telapak tangan kananya. Begitu pisau menusuk dagingnya, Alex menggenggam erat genggaman pisau Suri.

"Satu nyawa mati untuk 20 nyawa lainya. Itulah kebijakan" jawab Alex.

Suri merasakan rasa nyeri di perutnya. Dan ia sadari, tangan kiri Alex sudah menebas perutnya hingga menganga lebar. Suri tersungkur jatuh bersimbah darah. Malla yang tak jauh darinya jatuh lemas dan berteriak ketakutan.

"hey!! Dengar aku bocah!!" bentak suri pada Malla

Malla berusaha diam tapi nafasnya tidak bisa teratur karna detak jantungnya yang bergejolak.

"Nama mu Malla kan?. Dengar Malla,. Biasakan mata kamu dengan pemandangan ini. Apa yang akan kau alami nanti akan jauh lebih buruk dari ini. Sebuah kehidupan yang sesungguhnya. Tetaplah hidup meski harus membunuh yang lainya."

Begitu Suri tewas, Alex berjalan kea rah Malla. Terlihat Malla yang ketakutan begitu Alex berada di depanya.

"Atasan ku memerintahkan untuk membawamu keluar dari territory Sadonz ini. Tapi ia tidak peduli dengan kami. Jika kau ingin hak hidupmu, bertahanlah hingga aku bisa mengumpulkan seluruh anggotaku. Seperti kata Suri, bunuhlah yang lainya untuk tetap hidup. Mengerti?"

Malla terbisu karna ketakutan. Bibirnya ingin mengucap bahwa ia paham perkataan Alex, namun ia tak kuasa menahan gemetaran. Alex memukul kepala kecil Malla dengan sangat keras tanpa henti.

"Jawab!!" bentak Alex.

"Aku mengerti" jawab Malla.

Alex meninggalkan Malla yang bertekuk lutut sembunyikan wajahnya.

"Kita kembali ke arena. Bawa anak ini untuk di daftarkan sebagai taruhan!" perintah Alex tegas pada seluruh prajurit di ruangan.

Mereka pun berlayar menuju sebuah pulau kecil di tengah luasnya samudra. Tak hanya kapal Alex, di sekitar pulau begitu banyak kapal dengan ratusan container tengah menunggu sesuatu. Tak lama kemudian, tampak air di sekitar pulau mulai menyusut. Air terlihat deras mengalir ke sebuah lubang besar di bawah pulau. Tanpa kepanikan, kapal kapal di sekitar mulai masuk kedalam. Tempat dimana penciptaan Sadonz Weapon berada.

11492 C (Who Am I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang