Another Confession

6.1K 399 4
                                    

"Aku akan menghabisinya."

Ino meletakan sumpit yang sedari tadi dia pegang. Ramen santapanny masihlah hangat. Dirinya dan Sakura telah kembali 'berteman' semenjak hari sakit hatinya gadis Sakura tersebut. Meski dia dipaksa serta diseret untuk ikut mkan siang bersama. Gadis berambut ponytail tersebut menatap sahabatnya dalam. "Menghabisi siapa?"

"Chicken butt." Sakura bergumam seraya menunjuk seorang pria yang tampak berpura pura mendengarkan ocehan teman teman sekelilingnya. Wajahnya yang enggan berada di keramaian jelas membuat siapapun berpikir bahwa dia sedang memaksakan diri.

"Dia tak mau berhenti mengikutiku." Sakura menghela nafas pelan. "Padahal aku sedang berusaha move on."

Ino terkejut. "Move on, katamu? Saki, aku mengenalmu sejak lama. Tak mudah rasanya membayangkan kau melepas Uchiha sialan itu begitu saja."

"Lantas aku harus bagaimana?"

Ino tak mnjawab. Namun menyeringai. Kekasih Sai Shimura tersebut meringsut mendekati Sakura dan membisikkan ide gilanya. Sedang yang sedang dibisikkan merasa risih sendiri mendengar rencana ysng dianjurkan sahabatnya.

"Kau yakin ini akan berhasil?" Tanya Sakura ragu.

"Percaya padaku!" Jawab Ino dengan acungan dua jempol diudara.

***

Sasuke menggeram. Dia kesal bin dongkol. Matanya menatap nyalang Sakura yang sedang berbicara dengan pasien prianya. Oke, jika gadis tu memang tidak mau menurutinya dengan TAK berbicara dengan pria lain, dia bisa maklumi SEDIKIT. Berhubung ini mengenai pekerjaan gadis itu.

Namun pria mana yang tidak marah melihat gadisnya mengenakan pakaian seterbuka itu di tempat umum, eh?!

Gadisnya?

"Aku sudah gila." Desah Sasuke menyentuh keningnya. "Tapi si pink itu-lah alasan aku menjadi gila!"

***

"Akh!" Sakura memekik sakit begitu seseorang menarik pergelangsn tangsnnya kasar menuju gerbanb masuk Konohs yang anehnya tidak ada siapapun.

Sasuke- sang penarik menatap gadis itu datar. Tangan kanannya masih mencengkram tangan gadis tersebut. Enggan melepaskan. Selama beberapa menit mereka hanya saling menatap dalan keheningan. Sakura mulai gugup. Tangannya yang masih berada dalam genggaman Sasuke mulai melakukan pemberontakan. Tetapi pria didepannya melakukan hal sebaliknya. Mengeratkan cengkraman. Tak ingin melepaskan 'mangsa' didepannya.

"M-mau apa kau?" Sakura bertanya dengan gugup.

"Dimana pikiranmu?" Sasuke balik bertanya. "Dan apa apaan pakaianmu?!"

"B-b-bukan urusanmu!" Sakura mencoba terlihat galak. Namun malah terkesan 'imut' dimata Sasuke.

"Oh, jelas menjadi urusanku. Kau gadis mantan setimku, perempuan yang paling dekat denganku, dan..."

"Dan?" Sakura kembali harap harap cemas. Dalam hati dia mengutuk dirinya sendiri yang terlihat masih mencintai pemud itu.

Sasuke melirik gadis tersebut dengan ekor matanya. Tangnnya melepas tangan gadis tersebut. "Sahabat baikku." Lanjutnya pelan.

Terdengar pelan, memang. Namun Sakura mendengarnya dengan jelas. Matanya mulai berkaca-kaca. Kedua tangannya mengepal. Bahunya bergetar. Dan kakinya menghentak hentak tanah.

PRAKK. Sukses. Tangannya yang gemas melayang diudara dan mendarat telak di ubun ubun pria tertampan di Konoha.

"Dasar bajingan!"

"Awww H-hei-"

PLAKK

"Aku membencimu!"

BUGGH

"Pergi kau ke neraka!"

"Sakura-"

PLAKK

"SHANNARO. Kuharap kau mati ditangan bodoh Naruto!"

Apa katanya?

Dengan cepat Sasuke menangkap tangan Sakura yang hendak memukul kepalanya lagi. Meski kini dunia tampak berputar. Tak bisa dipungkiri tenaga gadis itu tak bisa diragukan lagi kekuatannya. Rasa pusing masih melanda. Dia mencoba terlihat normal dan menyeramkan.

Gadis musim semi yang kini mewek itu menciut. Dirinya menyerah pada hati yang mudah terbius oleh tatapan elang itu. Sakura membenci dirinya. Dimana dia mencoba melupakan pemuda itu, dia malah datang dengan kelakuan brengseknya. Mau diapakan nasib percintaannya nanti?!

*** Tbc renang dulu xD

Be Mine?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang