Prolog

107 15 1
                                    

Pena yang diputarkan oleh Ashton mengarah pada Tiara, membuat ia meringis.

"Yes! Kena juga 'kan lo, Ra!" Michael tersenyum penuh kemenangan. Sejak awal permainan Truth or Dare ini, memang pena yang diputar oleh Ashton tidak pernah berhenti di Tiara dan lebih sering berhenti di Michael.

"Truth or dare?" tanya Michael. "Truth aja, Ra!"

Tiara pun tersenyum licik. "Dare aja lah."

Mungkin menurut Tiara, Michael menyuruhnya untuk memilih truth agar cowok itu bisa menanyakan hal yang aneh-aneh. Padahal, Michael hanya menjebaknya.

"Mampus lo, Ra, masuk jebakan gue," kata Michael sambil tertawa heboh yang dibalas dengan alis terangkat oleh Tiara. "Yang ngasih dare gue aja, ya."

"Gue aja dong, Mike! Mau bales dendam gue. Dikira nggak malu display name gue jadi Biawak Seksi selama seminggu?" kata Ashton.

"Mending gue aja deh. Gue juga mau bales dendam sama si Tiara," kata Sheryl.

Tiara memutar matanya. "Itu namanya resiko, cuy. Sesama manusia nggak boleh dendam."

"Lah, lo kan hewan, Ra. Boleh dong dendam?" sahut Michael yang dihadiahi tawa serta anggukkan setuju dari Ashton dan Sheryl.

"Bangsat."

"Eh, cewek kok ngomong kasar?" Michael pun merangkul Tiara. "Udah, gue aja yang ngasih dare. Dijamin rasa dendam lo semua kebayar, dah."

Yang dirangkul pun melepas rangkulan Michael dengan ogah-ogahan. "Ngomul lo pada. Gece udah, darenya apa?"

"Oke. Langsung aja nih. Pegangin jantung lo biar nggak loncat," kata Michael yang lagi-lagi dijawab dengan tampang datar oleh Tiara. "Gue tau kalo lo suka sama Kak Calum. Jadi gue minta, lo nembak dia di kantin. Hari ini juga."

•••

Hai! Makasih udah baca part pertama yang garing ini. Btw, ini buku pertama yang gue tulis di wattpad. Semoga nggak garing-garing amat ya.

Forced [cth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang