[4] Bingung

89 12 5
                                    

Mereka berdua-Calum dan Tiara-berjalan dengan canggung. Setelah menerima Tiara, Calum memutuskan untuk mengantarkannya ke kelas.

Tiara sebenarnya malu karena sebagai perempuan tetapi menyatakan cintanya kepada lelaki dan merasa harga dirinya jatuh. Sebenarnya rasa senang muncul di hatinya. Tetapi kenapa Calum tidak menolaknya saja sehingga Tiara bisa bilang kalau itu hanya dare? Atau kenapa Calum tidak berusaha seperti Aaron Ashab yang ditembak perempuan tetapi memutuskan untuk menembak perempuan itu kembali untuk menjaga harga dirinya?

Bahkan Tiara masih bingung kenapa kakak kelasnya itu bisa menerimanya. Kalau diterima berarti pacaran dong? Kalau pacaran berarti saling sayang 'kan? Calum saja terlihat baru mengenalinya, bagaimana dia bisa sayang?

Duh, bilang nggak ya, kalo ini cuman dare? Tapi gue seneng. Tapi gue ngerasa harga diri gue jatoh.

Perjalanan dari kantin ke kelas Tiara seharusnya tidak lama. Tetapi karena mereka berdua saling terdiam dan tidak mengeluarkan suara, perjalanan tersebut terasa seperti memakan waktu satu jam.

"Ehm, makasih, Kak," kata Tiara saat sudah sampai di depan kelasnya.

"Iya, Mutiara."

"Hah? Mutiara?" Dahi Tiara berkerut. Dia ngegombalin gue atau gimana sih? Kalo ngegombal kok mukanya datar amat?

"Iya. Mutiara 'kan nama lo?"

Bahkan Calum tidak mengetahui namanya.

"Bukan Mutiara tapi Tiara, Kak. Hehe," jawabnya canggung.

"Eh iya, Tiara, maksud gue," tukas Calum dan tertawa canggung juga. "Nggak usah manggil kak. Calum aja. Kan sekarang kita udah... pacaran?"

Bangsat, kok pipi gua anget. Please, tembak gue, Cal. Jaga harga diri gue, ya ampun.

"Ya udah. Gue balik...?" kata Calum dan langsung membalikkan badannya sebelum Tiara menjawab.

Hati Tiara pun dibuat mengambang.

•••

Calum membuka pintu kelasnya. Ia sudah menyiapkan alasan jika ditanya oleh guru kenapa ia telat. Tetapi ternyata tidak ada guru di kelasnya.

"Woi, Calum!" Calum menengok ke arah Luke yang ternyata memanggilnya dan berjalan mendekatinya.

"Kenapa lo?"

"Lo serius nerima Tiara? Emang sejak kapan lo kenal sama dia?"

"Gue sebenernya nggak kenal sama dia. Tadi aja gue salah nyebut namanya," jawab Calum yang membuat Luke mengernyitkan dahinya.

"Terus, kalo nggak kenal, kenapa lo terima, Njing? Kenal aja nggak, gimana sayang?" kata Luke. "Nggak usah alesan love at first sight blablabla, deh."

"Sans. Gue mau ngomong tapi jangan cepu, oke?"

Luke pun menganggukkan kepalanya dengan wajah curiga.

"Si Tiara-Tiara kan namanya? Sebenernya tadi gue mau nolak aja, tapi sayang. Dia lumayan lah, cantik. Siapa tau bisa bikin si Natasha cemburu?" katanya santai yang membuat Luke memelototkan matanya.

"Gila lo, ya?" ketusnya. "Lo nggak boleh gitu, Njir. Dia cewek, nembak lo duluan, harga dirinya udah jatoh, terus lo jadiin mainan doang? Gila."

Calum hanya mengedikkan bahunya tidak peduli. "Ya udah sih, Luke, bukan lo ini. Lagian si Natasha, dia cantik, tapi dia mainin gue. Jadi bisa aja si Tiara sifat-sifatnya yang kayak gitu."

Forced [cth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang