Part 7A

3.3K 335 8
                                    

Happy Reading~~~

.

.

.

[3bulan sebelum pernikahan]

Seorang namja yang sedang menyetir itu tidak berhenti tersenyum. Ia merasa senang yeoja yang berkencan hampir satu tahun dengannya menerima lamarannya. Bagaimana tidak senang yeoja yang sangat ia cintai sebentar lagi akan jadi miliknya seutuhnya. Senyumannya terus mengembang. Mungkin yeoja lain yang melihatnya pasti akan pingsan karena terpesona oleh ketampanan yang dimiliki namja ini

Namja itu tidak sabar sampai dirumahnya. Dengan menancap kecepatan mobil tersebut namja iitu berharap akan cepat sampai, ia tidak sabar untuk menemui orangtuanya dan memberitahukan tentang pernikahannya dengan yeoja yang ia cintai

Cittt...mobil sport hitam itu terparkir rapi dihalaman rumah. Namja itu keluar dari mobil dengan wajah cerah. Saat berpapasan dengan pelayan namja itu menyapa sambil tersenyum manis. Membuat kepala pelayan yang bekerja dirumah itu mengerutkan dahinya. Tidak biasanya sang tuan muda bersikap seperti itu. Biasanya dia akan bersikap dingin dan sangat jarang tersenyum ketika dirumah

Namja itu membuka lebar-lebar pintu rumah sambil celengak celengik mencari keberadaan orang yang ingin ia ajak mengobrol. Saat diruang tengah Ia bisa melihat seorang wanita paruh baya sedang mengemil dan matanya fokus menatap layar tv

"Eomma.." Namja itu berseru dan langsung menghambur kepelukan sang ibu. Membuat wanita itu bingung. Anaknya baru pulang berteriak seperti orang gila "Eomma" ucapnya mengeratkan pelukannya

"Eyyss..ada apa denganmu adeul-ah? Tidak biasanya kau pulang dengan wajah secerah ini" sang ibu berucap sambil melepaskan pelukan anaknya. Bukannya melepas namja itu semakin mengeratkan pelukannya "Yaa..kau ingin membunuh eomma eoh? Lepaskan eomma tidak bisa bernafas adeul-ah" Ucapan ibunya melembut dan namja itupun melepas pelukannya dan menatap ibunya dengan mata berbinar "Eyyss..kau tidak cocok ekspresi seperti itu. Aigoo..apa ini masih anakku" Ucapnya memukul pelan lengan namja itu

"Eommaa.." Ia merengek seperti anak kecil yang ingin dibelikan permen saja "Eomma, kau tahu. Hari ini aku sangat bahagia"

"Mana eomma tahu. Kau bahkan tidak memceritakannya" Ibunya menjawab dengan enteng

"Ck..eomma aku akan segera men.."

"Myungsoo kau sudah pulang?" Suara berat pria paruh baya menghentikan ucapan namja itu dan menoleh kebelakang "Bagus jika kau sudah pulang" Ucap pria itu dengan nada dingin

Myungsoo mendesis mendengar ucapan ayahnya. Tumben sekali ayahnya mengatakan bagus jika dia pulang. Biasanya dia tidak akan peduli jika myungsoo pulang atau tidak. Pria itu akan memerintakan semua keinginannya dan myungsoo harus menurutinya. Seperti dia bekerja dikantor dan menjabat sebagai direktur itu karena paksaan dari ayahnya. Karena sang kekasih menyemangatinya dan ia setuju bekerja dengan satu syarat yang ia buat pada kekasihnya. Bekerja juga dikantor yang sama dengan myungsoo. Awalnya yeojanya menolak tapi karena myungsoo terus membujuknya akhirnya yeoja itu setuju setuju saja

"Ada yang ingin appa bicarakan!"

"Ck..appa? Bahkan dia tidak pantas disebut appa" Gumam Myungsoo. Ibunya menyenggol pelan lengannya agar tidak membuat ayahnya marah

"To the point saja. Aku tahu kau ada maksud lain. Karena tidak biasanya kau menghampiriku dan berbicara padaku bahkan menyebut namaku saja, kau jarang. Sebab itu aku tahu kau ada maksud"

"Adeul-ah.."

"Ck..kau semakin mirip denganku jika begitu. Ini.." Tn.kim menyerahkan sebuah amplop putih dengan cepat myungsoo menyambarnya dan membuka amplop tersebut. Matanya membulat tidak percaya dengan apa isi amplop itu

BROKEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang