Chapter II

883 157 14
                                    

Warning : Some scene with Violence and Verbal Abuse. Tidak untuk ditiru.

------000000-------

Yuki berjalan dengan sedikit terseok saat akan menuju ke kelasnya. Kegiatan perkuliahan akan dimulai beberapa menit lagi dan dosen mata kuliahnya kali ini sangat tidak menyukai mahasiswanya yang datang terlambat.

Namun gadis itu kesulitan berjalan cepat. Rasa sakit dan nyeri di sekujur tubuhnya membuatnya hanya dapat berjalan dengan tertatih dan pelan. Itu pun dengan konsekuensi selalu merasa sakit setiap kali tubuhnya digerakkan.

Terdapat memar ungu kehitaman di beberapa titik tubuhnya. Baik di tempat yang bisa dilihat maupun tidak. Namun sekali lagi, gadis itu berhasil menutupi semuanya dari kedua orangtuanya.

Luka ini, sakit ini, Yuki sanggup menanggungnya. Selalu sanggup. Padahal postur tubuh gadis itu terlihat begitu ringkih seolah tak sanggup menanggung beban apapun. Namun ternyata bahkan pukulan dan tamparan juga makian yang dilontarkan sang kekasih, tak mampu menggoyahkan dirinya.

Jangan pernah kau remehkan kekuatan seorang wanita yang sedang jatuh cinta. Karena jika kau memintanya untuk menundukkan dunia dalam genggamanmu, maka dia akan melakukan segala cara untuk mewujudkannya...

Selama Al berada di sisinya,  Yuki tak akan memperdulikan apapun. Dia butakan matanya untuk tidak melihat betapa kasar dan temperamentalnya kekasihnya itu. Dia tutup mulutnya rapat-rapat saat mereka berdebat atau bertengkar. Dia tulikan telinganya dari segala makian dan amarah Al. Berkali-kali pula dia coba membunuh cinta di hatinya pada pemuda itu, namun tidak bisa.

Kata orang cinta itu buta. Dia tidak memandang ahlak dan rupa. Untuk Yuki, hal itu memang benar adanya. Bahkan sebelumm mereka menjalin cinta 1 tahun yang lalu, dirinya sudah mengetahui reputasi buruk sang kekasih yang dikenal ringan tangan.

Dan selama ini tak ada satupun wanita yang bisa bertahan dengan sikap buruk Al itu. Tak ada. Mereka hanya hadir sesaat untuk selanjutnya menghilang entah kemana. Tapi Yuki, dirinya mati-matian bertahan meski kini para sahabatnya mulai menjaga jarak dan menjauhinya.

Bukan para sahabatnya itu tidak sayang lagi padanya. Hanya saja sejak kehadiran Al di sisinya, praktis ruang geraknya bersama Keyna, Dian, Ofar dan Gema menjadi terbatas. Sangat terbatas. Al tidak pernah mengijinkan Yuki bersama dengan pemuda manapun, dengan alasan apapun. Persahabatan mereka berlima menjadi guncang dengan Ofar dan Gema yang menjauh.

Keyna dan Dian mulai kecewa dengan sikap Yuki yang selalu menitikberatkan Al dalam hidupnya. Sikap gadis itu pun mulai berbeda. Penuh rahasia. Seolah sedang menyimpan beban sendirian. Padahal selama ini tak ada yang namanya rahasia dalam persahabatan mereka.

Dian pun pelan tapi pasti mulai menjaga jarak Karena Yuki tidak datang saat pesta ulang tahun Dian yang ke-17. Padahal seluruh sahabat mereka datang berkumpul. Termasuk Gema dan Ofar yang selama ini menjauh. Dian kecewa Yuki tidak datang. Lebih kecewa saat mengetahui gadis itu justru asyik menghabikan waktu bersama dengan kekasihnya. Sebagai sahabat, Dian kehilangan sosok Yuki yang dulu. Yuki yang sekarang, seolah menjadi orang yang tidak lagi dikenalnya.

Untuk kesalahan Yuki kali ini, Keyna pun bahkan tidak mentoleransi. Gadis berdarah Inggris itu mengetahui rahasia yang Yuki sembunyikan rapat-rapat dari dirinya. Fakta bahawa selama ini gadis itu selalu mendapat perlakuan kasar dari kekasihnya. Keyna mencoba menolong dan bersikap tegas dengan meminta gadis itu memutuskan Al. Namun Yuki justru membentak Keyna untuk tidak mencampuri urusannya. Dan Keyna pun sakit hati dengan sikap sahabatnya itu.

Kini Yuki sendirian. Tak ada lagi Gema dan Ofar yang menghiburnya dengan kekonyolan dan tingkah lucu mereka. Tak ada lagi Keyna dan Dian yang memeluk dan menghapus airmatanya. Semua menghilang karena Yuki pun mulai berubah.

Between Us [ALKI]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora