Sejak kejadian di apartment sang kekasih 2 hari yang lalu, Yuki merasa kesulitan untuk menghubungi kekasihnya itu. Beberapa kali telah dicobanya untuk menelpon sang kekasih atau sekedar mengirimkan chat yang menanyakan kabar, tapi selalu saja tidak ada jawaban dari pemuda yang dicintainya itu
Masih terngiang di telinga gadis berdarah Jepang itu bagaimana Rio, kakak dari sang kekasih memintanya memutuskan hubungannya dengan Al, adik kandungnya sendiri.
Tapi Yuki tidak bisa melakukannya. Gadis itu tidak mampu kehilangan kekasihnya itu. Meski sikap Al kasar, posesif dengan berbagai sikap buruk lainnya, Yuki sudah terlanjur mencintai pemuda berandalan itu.
Yuki meyakini apa yang dirinya rasakan pada Al adalah definisi dari cinta yang tulus dan sejati. Karena itu, Yuki tidak ingin dipisahkan dari kekasihnya. Dia tidak ingin berpisah dari Al.
Karena itu, meski sudah dilarang oleh kakak dari sang kekasih, Yuki nekat mencari Al ke apartmentnya. Namun tempat itu kosong, menandakan sang empunya sedang tidak ada di tempat.
Gadis itu kebingungan saat tak menemukan kekasihnya di apartment. Harus kemana lagi dia mencari kekasihnya itu? Sedangkan rumah keluarganya saja Yuki sama sekali tidak tahu.Gadis cantik itu terduduk diam di depan pintu apartment sang kekasih yang terkunci. Yuki ingin sekali menangis, dia merindukan Al. Yuki merindukan kekasihnya itu.
Cukup lama gadis blasteran Jepang itu berada di sana hingga satu suara langkah yang mendekat membuatnya menengadahkan wajah. Yuki yang sempat melambungkan harapan tinggi dan berharap itu adalah sosok kekasihnya harus menelan pil pahit. Karena sosok itu bukanlah Al kekasihnya, melainkan Rio, kakak dari kekasihnya itu.
Rio terlihat kaget dengan adanya sosok kekasih sang adik di depan pintu apartment. Lebih kaget lagi saat menyadari bahwa gadis itu tengah menangis karena saat mata mereka beradu pandang, Rio bisa melihat sisa-sisa airmata di sepasang hazel indah tersebut.
"Kenapa dateng kesini?" tanya pemuda tampan itu langsung. Yuki berusaha menghapus sisa air matanya. Ini kesempatan baginya untuk mengetahui dimana kekasihnya itu.
"A-aku... Aku kesini cuma mau tahu Al ada dimana sekarang. Kenapa aku nggak bisa hubungin dia?"
"Al ada di tempat yang aman. Kamu nggak usah khawatir. Sekarang pulang dan jangan cari Al lagi." jawab Rio berusaha tegas. Ada rasa iba saat melihat gadis itu menangisi adiknya, tetapi Rio tidak ingin masa depan gadis itu hancur hanya karena Al memperlakukannya sangat tidak manusiawi.
"Tolong kak. Bisa nggak aku ketemu Al, sebentar aja..." lirih Yuki dengan nada memohon. Perasaannya kacau saat kekasihnya itu menghilang tak ada kabar.
"Tidak bisa. Al sedang dalam pengawasan keluarga saat ini."
"Tolong kak Rio. Aku mohon..."
"Maaf, tapi aku nggak bisa bantu kamu. Ada baiknya mulai sekarang kamu lupain Al. Aku atas nama adikku itu minta maaf atas semua hal buruk yang pernah kamu alami."
"E-enggak. Enggak kak. Tolong jangan minta aku pisah sama Al. Jangan minta kami untuk putus." Yuki mulai menangis lagi. Dia tidak bisa kehilangan Al. Dia tidak ingin kehilangan kekasihnya itu.
"Ini yang terbaik untuk kalian berdua." setelah mengucapkan apa yang ingin dia katakan, pemuda itu masuk ke dalam apartment adiknya tersebut.
Yuki termanggu dan terisak dalam tangisnya.
Tidak, tidak...
Inikah akhir kisah mereka?
----0000---
Yuki baru saja kembali dari apartment Al, masih dengan wajah sembab karena menangis harus kembali mendengar kabar buruk saay dia sampai di rumah.
Ayahnya, yang menderita penyakit jantung sejak lama mendadak harus dilarikan ke rumah sakit segera setelah mendapat serangan tiba-tiba yang membuatnya tak sadarkan diri. Yuki kontan merasa panik dan langsung memutuskan menyusul Ayah dan Ibunya di rumah sakit.
Di salah satu kamar perawatan itulah Ayah Yuki terbaring lemah dengan beberapa selang alat bantu perawatan terpasang di tubuhnya. Yuki tidak tega melihat sang Ayah dalam kondisi seperti itu. Airmatanya kembali mengalir dan dia memeluk Ibunya untuk saling menguatkan menghadapi kondisi sang Ayah yang seperti ini.
Yuki tahu Ibunya kelelahan, itu terlihat jelas dari raut wajahnya, karena itu Yuki meminta sang Ibu untuk beristirahat. Dia yang akan menjaga Ayahnya malam ini. Ibunya yang semula menolak tak kuasa menahan lelah pikiran dan tubuhnya hingga tanpa sadar jatub tertidur di kursi tak jauh dari ruang perawatan sang Ayah.
Hanya Yuki yang masih terjaga. Ditatapnya wajah sang Ayah dari kejauhan. Lelaki yang selama ini selalu menjaganya dengan sangat baik kini terlihat begitu lemah tak berdaya.
Yuki kembali menangis. Kemarin Al yang dipisahkan darinya, sekarang Ayahnya yang terbaring sakit. Mengapa cobaan selalu datang bertubi-tubi?
Gadis itu terjaga dalam waktu yang lama. Kecemasan membuatnya tak dapat memejamkan mata. Namun di saat rasa kantuk mulai menghampiri, Yuki merasa pundaknya ditepuk oleh seseorang. Dan saat gadis itu menoleh, betapa terkejutnya Yuki saat tahu sosok itu adalah sang kekasih, Al.
Yuki nyaris memekik melihat kehadiran Al, namun pemuda itu sigap dan menariknya untuk menjauh dari ruang perawatan sang Ayah.
"Al, kamu kemana aja? Aku cemas mikirin kamu." ucap Yuki disela tangisnya. Gadis itu memeluk tubuh kekasihnya itu erat, seolah takut Al akan kembali meninggalkannya.
"Yuki, ada yang harus kita omongin. Penting. Sekarang lo mau nggak ikut gue?" ada nada tertekan di suara pemuda itu. Yuki mengerutkan dahinya, tidak mengerti. Al mau mengajaknya kemana?
"Kita harus kabur. Sebelum kak Rio nemuin gue dan dia pasti maksa kita buat putus. Kita harus kabur..." nada pemuda itu terdengar semakin memaksa.
"Ta-tapi kemana Al? Dan Ayahku... Dia lagi sakit sekarang."
"Jadi kamu nggak mau ikut aku?" pemuda itu terlihat marah. Dia bahkan mendorong tubuh gadisnya dengan kasar hingga membentur dinding rumah sakit.
"Bu-bukan gitu. Tapi..."
"Sekarang kamu pilih, kamu mau ikut aku atau tetap disini sama keluarga kamu. Kalo kamu di sini, kita bakal putus."
Yuki terlihat begitu gamang. Sang kekasih memintanya memilih sesuatu yang sangat berat. Yuki khawatir dengan kondisi sang Ayah, tetapi dia juga tidak ingin kehilangan Al.
Maafin Yuki, Pah...
Gadis itu memberikan anggukan persetujuan untuk ikut pergi bersama kekasihnya. Namun sebelum itu Yuki ingin melihat sang Ayah yang terbaring lemah di kamar perawatan setidaknya untuk yang terakhir kali. Gadis itu kembali menangisa saat mengucap salam perpisahan yang tidak mungkin sang Ayah dengar.
"Maafin Yuki, Pah, Mah. Yuki harus pergi..."
Dan Al pun menyeret kekasihnya itu pergi dari rumah sakit. Keduanya menghilang di tengah kegelapan malam...
---000---
To Be Continued-
STAI LEGGENDO
Between Us [ALKI]
RandomKetika perasaanmu jauh lebih besar dari segala logika yang ada. Al Ghazali - Yuki Kato #Warning : Some violence, sexual harrasement and verbal abuse.