6

44 3 0
                                    

Author POV

"RENDHY!!!!" Suara nadhira yang berciri khas memenuhi koridor.

"Apaa cempreng?" Ucap Randhy.

"Beliin gue Nasi Goreng sama es teh dong. Gue gak bawa bekel sama ongkos."

"Gue kira ada apa. Yaudah pesen aja, nanti bayar."

"Serius? Gue dibayarin nih?" Ucap Nadhira.

"Lo lah!"ucap Randhy.

"Gue gak bawa Uang Rendhy! Gak pengertian banget sih."

"Yah jangan baper dong, Dhir. Gue kan bercanda doang. Yaudah sana pesen."

"Oke. makasih." Nadhira langsung memesan Satu box nasi goreng dan Es Teh .

"Bu,uangnya sama Randhy ya. Ren, thanks ya. Gue ke kelas dulu."

**

Dirga adhy putra send you a message

Dirga adhy putra : hai nad,lagi dikelas gak?

Nadhira Aliya Devara: iya nih,gue lagi makan. Kenapa ka?

Dirga adhy putra : oh.. Gapapa,nanya doang. Pulang sekolah ada acara gak?

Nadhira Aliya Devara : enggak .sore ini  free. Ada apa ya?

Dirga adhy putra : makan yuk!abis pulang sekolah di kafe belakang sekolah

Nadhira Aliya Devara : yaudah,nanti gue tunggu di gerbang ya.

Dirga adhy putra : ok

Sepulang sekolah Nadhira menunggu Dirga. Saat sedang melihat disekelilingnya,Nadhira melihat motor Randhy. Randhy yang sedang memboncengin seorang perempuan yang jaraknya tidak jauh dari hadapannya. Motornya berjalan munuju tempat ia berdiri.

"Eh, lo nungguin bang Gerry ya?"ucap Randhy.

"Sotoi."jawabnya singkat,jelas dan padat.

"Terus nunggu siapa?"tanya Randhy.

"Kepo." Ucap nadhira.

"Eh, ini kak Nadhira ya?" Ucap Gaby.

"Iya, lo kok tau gue?" Nadhira bingung.

"Iya hehe.. Siapa sih yang gak kenal Kakak. Oh iya.. Namaku Gaby. "

"Lo kok mau sih digoncengin sama manusia laknat ini." Ucap Nadhira.

"Sialan lo!"sahut Randhy.

"Hehehe.. Iya"ucap Gaby.

"Yaudah gue duluan ya."

5 menit kemudian, motor milik Dirga Datang.

"Sorry ya, tadi gue dipanggil pak eko di ruang guru. Lo udah lama ya disini?" Dirga yang baru saja datang langsung menyodorkan helm kepada Nadhira.

"Lumaya sih.. Gapapa." Nadhira langsung memakai Helm dikepalanya.

Langit sudah mulai mendung. Guntur bersahut-sahutan tanda akan hujan deras. Rintik-rintik hujan sudah membasahi baju seragam mereka. Sesampainya di kafe, mereka duduk di kursi paling kanan dekat kaca jendela nomor 3.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Always been youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang