BAB 1. MIMPI

429 12 4
                                    

Vanessa Putri Hapsari berada dalam dalam sebuah kafe, music up-beat dan kerlap kerlip lampu disco memenuhi ruangan, tampang-tampang yang nggak dikenalnya silih berganti dihadapannya. Saat ini sedang berlangsung party. Selain untuk having fun, saat seperti ini biasanya juga digunakan untuk cuci mata atau cari kenalan baru. Di depannya tiba-tiba berhenti seorang cowok yang tadinya sedang berjalan. Menurut Vanessa cowok itu keren banget! Tubuh cowok itu tinggi, mungkin lebih dari 180 cm, garis wajahnya yang tegas, sorot matanya tajam,rambutnya lurus dan agak panjang dibiarkan jatuh menutupi sebagian wajahnya sehingga terkesan cool, lalu badannya tegap tetapi tidak ada otot-otot bisepnya yang menonjol di tubuh pria itu. Tidak seperti idolanya, Sean O'Pry yang memiliki ABS yang menurutnya sempurna.

Vanessa terpesona melihatnya. Selain karena kagum, ia merasa kenal atau melihat cowok itu sebelumnya. tapi dimana yaa?

"Aku Devian" kata cowok itu memperkenalkan diri.

Wajah terpesona Vanessa berubah menjadi melongo nggak yakin.

"Devian?" tanyanya memastikan. Dia ingat seseorang bernama Devian yang pernah ada di dalam hidupnya, dulu banget... tapi masa sih cowok di hadapannya ini Devan? Devian itukan...

Cowok itu tersenyum tipis sekali lagi dan mengangguk. Vanessa memegang tangannya sendiri, ini beneran, nggak ya? Dia cubit tanganya sendiri. Tapi.....

"AUUW!" teriaknya kesakitan.

Vanessa tersentak dari tidurnya. Dia meringis perih melihat warna merah di lengannya, karena cubitan tangannya sendiri. Barusan itu mimpi?

"Devian..." ujar Vanessa dalam hati. Kenapa dia bisa mimpiin cowok itu ya?

Vanessa geleng-geleng kepala, bener-bener gak yakin dengan mimpinya barusan. Devian, musuh masa kecilnya yang sudah 10 tahun nggak pernah dilihatnya itu tiba-tiba hadir dalam mimpinya. Vanessa jadi berusaha mengingat-ingat seperti apa sosok bernama lengkap Devian Albern Addison putra Mr. Addison itu. Anak lelaki yang bak pangeran kecil.

Vanessa menyebutnya begitu, karena Mr. Addison, ayah Devian, adalah pengusaha sukses pemilik Addison Corp. beliau cuma punya seorang anak, yaitu Devian. Nggak cuma kaya, anak itu juga ditakdirkan mempunyai segudang keberuntungan lainnya: cakep, pintar, dan punya kuasa. Hal terakhir itu mungkin karena orangtua yang sangat memanjakannya, biasa mengabulkan apa saja yang Devian minta.

Tapi bagi Vanessa, Devian adalah musuh. Begitu juga Julian, anak sopir ayah Devian yang juga temannya. Mereka selalu menjadi sasaran kejahilan Devian, dan herannya anak itu nggak pernah disalahkan. Selalu saja mereka yang salah, mereka yang kena marah. Sehingga Devian pun semakin nakal.

Sering Vanessa lihat Julian kecil membantu ayahnya mencuci mobil, lalu Devian datang dan tiba-tiba mengambil slang air yang menyala dan menyemprotkannya ke arah Julian. Devian lalu tertawa senang melihat Julian yang basah kuyup.

Seketika mata Julian menatap marah melihat Devian, tapi tawa anak itu malah makin keras. Julian hendak maju dan mau memukul Devian, tetapi ayahnya langsung menghalangi.

"Sudah, sudah, jangan ganggu Tuan Muda" kata ayahnya menahan tangan Julian.

Julian yang patuh pada ayahnya nggak jadi bergerak dan hanya diam. Lalu dia kembali meneruskan kerja membantu ayahnya. Devian tertawa menang lalu meninggalkan mereka. Tapi Vanessa melihat betapa tatapan mata Julian tampak penuh dendam memandang Devian. Dia bisa merasakan itu, karena dia sendiri juga sasaran kenakalan Devian. Kadang-kadang kelakuan anak itu benar-benar tidak terduga.

Waktu masih kecil, Vanessa pernah datang kerumah Devian bersama ayahnya yang punya urusan kerja dengan ayah Devian. Baru saja dia turun dari mobil, Vanessa melihat Devian nyengir di depan pintu masuk rumahnya. Ciri khas jika mau buat masalah. Vanessa diam saja, terus berjalan digandeng ayahnya sampai di depan pintu rumah Devian.

Devian & Vanessa [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang