BAB 11. Penjelasan

147 5 1
                                    

Ada yang kangen dengan cerita ini?? hehehehe

Sorry, TYPO is everyhweheree~~

Happy Reading, All!! :)

-------------------------------------------------

Jam makan siang telah tiba. Vanessa berjalan menuju fakultas bahasa di gedung B. dia harus menemui pacarnya dan memberikan penjelasan. Walaupun dia sudah menyiapkan hati dengan segala kemarahan Alex. Karena walaupun dirinya sudah bertunangan dengan Devian, tetapi Vanessa merasa masih mencintai Alex dan tidak ingin menyakitinya.

"Lex..:" panggil Vanessa. Yang dipanggil hanya menoleh sebentar dan kembali bercengkraman dengan teman- teman di kelasnya.

"Aku ingin bicara, Lex" pinta Vanessa sambil menatap teman- temannya agar segera memberinya ruang privasi untuk mereka berdua. Untungnya mereka mengerti.

"Ada apa?" tanya Alex dingin.

"Masalah tadi di parkiran-"

"Oh, Orang yang mengaku sebagai tunanganmu itu? Aku nggak nyangka kamu mempermainkan aku, Vanessa" sahutnya tajam.

"Aku minta maaf" Vanessa menundukkan kepalanya.

Alex yang melihat respon ceweknya ini menjadi tidak tega. Tangan kanannya dia ulurkan untuk mengangkat dagu ceweknya agar menatap dirinya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Alex dengan lembut. Cowok itu sudah paham dengan sifat pacarnya ini. dia akan menjadi orang yang merasa bersalah dan akan ketakutan jika dirinya menatap Vanessa dengan tatapan tajam yang dingin.

"Aku salah, Maaf. Aku emang nggak cerita hal ini ke kamu. Tapi asal kamu tahu, aku dan Devian nggak saling menyukai. Dia yang memaksaku. Aku berada di posisi dimana aku tidak memiliki sebuah pilihan. Aku harap kamu mengerti, Lex" racau Vanessa dengan air mata yang sudah jatuh.

Dihapusnya air mata Vanessa yang berderai berjatuhan, dan Alex tersenyum setelahnya.

"Kamu yakin dia tidak menyukaimu?"

Vanessa mengangguk, "Percayalah padaku. Aku hanya mencintaimu. Aku akan mencari cara agar dia melepaskanku".

"Hm.. aku nggak yakin, Vanessa.." kata Alex sambil memegang bahu Vanessa. Cowok itu mengambil napas panjang dan mengeluarkannya pelan- pelan, kemudian menatap Vanessa dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kau yakin dengan ucapanmu? Bahwa kamu akan selalu mencintaiku? Tidak akan meninggalkanku?"

Vanessa mengangguk dengan cepat. "Ya, sayang. Kamu mau kan memaafkanku?"

"Tentu saja, lagipula aku masih membutuhkanmu, Sayang" balas cowok itu sambil tersenyum misterius kepadanya

Vanessa tertegun. Dia belum bisa mencerna di balik kata-kata pacarnya itu.kata- kata yang memiliki makna tersirat di dalamnya. But, who's care? Yang dia tahu, cowok itu memaafkannya dan kembali pada hubungan sebelum dirinya bertemu dengan Devian.

"Lex, bisakah kamu merubah penampilanmu? Aku nggak mau kamu terlihat buruk di mata mamaku" pinta Vanessa hati- hati.

"Hahaha, akan kupikirkan lain kali, sayang" ujarnya genit sambil memberikan kedipan mata pada Vanessa.

"Alex! Berhenti menggodaku" ujar Vanessa malu.

--

Seusai kuliah, Alex meminta Vanessa untuk menemaninya mengerjakan tugas kelompok di rumah temannya. Dia memberikan helm pada Vanessa dan menyuruhnya segera naik.

Tampaknya tugas kelompok Alex sampai mendekati pukul 7 malam. Dan Alex mengajak Vanessa makan malam sebelum mengantarkannya pulang.

--

"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan, Silakan menghubunginya beberapa saat lain"

"Aish, kemana cewek itu? Apa dia melupakan apa yang aku perintahkan kepadanya?"

Di lain tempat dengan waktu yang sama, Devian mengumpat kesal pada handphone-nya karena panggilannya tidak tersambung pada Vanessa.

Kemudian Devian menatap pemandangan di hadapannya dengan tatapan nanar. Di gazebo belakang rumahnya, telah Devian sulap untuk acara makan malamnya dengan Vanessa. Dengan konsep candle light dinner, Devian menyiapkan sebuah meja makan lengkap dengan kursinya. Kemudian suasana disekitarnya tampak redup karena hanya ada lilin- lilin yang meneranginya. Di meja sudah terdapat makanan yang mulai mendingin, sepasang gelas dengan sebotol wine, dan setangkai mawar merah untuk Vanessa. Tampak soft dan romantis.

Sepertinya makan malam romantisnya dengan Vanessa sebatas angan- angan. Cewek itu tidak datang. Mungkin Vanessa sengaja mempermainkannya atau melupakannya? Dengan geram Devian menelepon kembali seseorang yang diyakini mengetahui keberadaan Vanessa.

"Hallo, Paman. Ini aku Devian. Apa Vanessa ada rumah?"

"............."

"Tidak, aku tidak mengajaknya pergi".

"............."

"APA?!!" pekik Devian.

".............."

"Tidak apa- apa, Paman. Maafkan aku. Baiklah, Paman ".

Clek

Devian memutuskan hubungan telepon dengan ayah Vanessa. Devian merasa sangat marah sekarang. Bagaimana bisa, Vanessa menggunakan dirinya untuk alasan akan pulang malam nanti. Aish, dimana otaknya itu?!

"Aah, kalo bukan cowok itu yang mengajak pergi, siapa lagi yang mau mengajaknya?" pikir Devian.

"Tunggu pembalasanku, Vanessa!" seulas senyuman licik terpatri dibibirnya

-------------TBC---------------

11092016

Kutunggu Vote and Comment kalian ya, gengss!~ ^^

Thankyu

AMI

Devian & Vanessa [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang