Chapter 1

2.8K 209 4
                                    


Author suka banget sama lagu Leessang, A Girl Who Can't Break, A Boy Who Can't Leave. Entah kenapa judul sama  lirik lagunya itu menyiratkan sebuah kisah cinta yang sangat menyedihkan. Itulah yang menginspirasikan Author menulis cerita ini. Author rasa ada yang pernah menulis fanfiction dengan judul yang sama. Tapi ini sepenuhnya bukan plagiarism. Ini murni hasil dari hati dan pikiran Author.

Selamat membaca dan maaf jika alur ceritanya tidak sesedih yang dibayangkan. *maklum Author masih pemula >.<


.

.

.

.

.


Chapter 1


"Sajangnim, aku pulang dulu!!!"

Seorang gadis bersurai coklat membuka celemek dan topi yang dikenakannya untuk bekerja. Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, saatnya untuk pulang karena jam kerja sudah selesai. 

"Apa itu yang kau bawa?" tanya Tuan Nam, sang boss yang matanya tertarik pada sebuah bungkusan yang dibawa gadis bernama Ara itu.

"Aaa... ini kue ulang tahun..."

"Untuk?"

"Ada deh..." jawab Ara mengedipkan sebelah matanya. Gadis itu pun bergegas keluar dari toko karena dia hampir terlambat. 

Yoo Ara, 23 tahun. Gadis berotak cerdas karena bisa mendapatkan beasiswa full di Konkuk University. Yoo Ara memang harus bersyukur karena dia mempunyai otak yang dapat diandalkan. Jika saja dia lahir sebagai seorang gadis berotak di bawah rata-rata, dia pasti tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan kuliahnya. Penghasilan kerja part timenya tidak akan bisa memenuhi biaya kuliahnya. Apalagi ditambah dengan biaya sekolah adiknya, Yoo Ah-in.

"Mwoya? Sepertinya akan hujan?" gumam Yoo Ara sambil menunggu lampu hijau menyala. Langit malam ini menunjukkan kalau sebentar lagi hujan akan turun.

Begitu lampu menyala hijau. Ara pun mempercepat langkahnya sebelum dia telat dengan janji pentingnya malam ini. Ya, Ara memang punya janji special dengan seseorang.

.

.

.

.

.

.

Sementara itu di dalam sebuah mobil, seorang namja terdiam menatap sebuah foto di tangannya. Wajahnya terlihat sedih. Sedih melihat gambar dirinya dan seorang gadis di foto itu. Melihat betapa mesra pose mereka berdua di foto itu, sepertinya si gadis adalah kekasihnya. 

"Kita akan ke mana, Tuan Muda?" tanya si sopir di kursi depan. 

Sudah hampir lima belas menit sang sopir belum mendapat arahan dari sang majikan akan pergi ke mana. Majikannya itu hanya diam semenjak masuk ke dalam mobil. Saat ini saja mereka masih berada di depan halaman rumah.

"Ke tempat biasa, rumah pohon..."

Dan akhirnya mobil itu pun berjalan keluar dari rumah mewah itu.

.

.

.

.

.

.

Yoo Ara sudah tiba di tempat di mana dia akan bertemu dengan seseorang yang special. Sebuah rumah pohon yang terletak di dekat gedung SMA-nya dulu. Untuk warga yang tinggal di sekitar rumah pohon itu, mungkin tempat itu hanyalah sebuah rumah pohon yang iseng dibangun oleh entah siapa. Tapi untuk Ara, rumah pohon itu adalah tempat favoritnya.

A Girl Who Can't Break, A Boy Who Can't LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang