"Semakin lama elo mikirin kesalahan masa lalu elo semakin susah elo buat ngerelainnya," Ujar Tira menghancurkan lamunanku.
"Eh elo Tir," Sapa gue.
"Ini kejadian udah tiga tahun yang lalu dan elo masih aja tinggal dimasa lalu elo?" Tanya Tira.
"Susah buat gue lupa sama yg udah gue lakuin ke Adam Tir. Elo gak tau betapa berusahanya gue untuk ngelupain dia Tir," Jawabku sendu.
"Semakin elo nutup diri elo buat cowo maka semakin lama juga elo nyakitin diri elo Al," Balas Tira.
"Gue belum sembuh tir, gue takut gue buat salah lagi,"Ujarku.
"Elo salah Al cara elo salah gak semuanya cowo itu sama percaya sama gue,"
"Gue gak tau Tir rasanya gue susah banget lupa sama masalalu gue,"
"Lupain klo elo mau maju gak mau stuck disini terus,"
"Thanks ya Tir,"
"Sama sama Al elo kan kawan gue,"
Gue melanjutkan mengerjakan soal soal sbm yg dikasi les gue. Duduk duduk dibawah pohon sambil denger lagu. Rasanya ademmm. Tira yg sedari tadi udah pergi, kini tinggal gue sendiri duduk dibawah pohon. Gue memang suka sendiri. Rasanya tenang. Gue bisa bebas memikirkan apapun.
Klo ada yg mikir gue anak yang bandal. No. Gue anak baik baik. Gak baik baik amat sih tapi setidaknya gue masih mau belajar untuk masa depan gue. selama setahun ini gue dileskan ditempat les yg lumayan elit dengan tujuan gue lulus sbm.
Setelah capek bergelut dengan soal soal yg berada didepan mata gue. Gue mutusin buat balik ke kelas. Les terakhir kami memang free class karna guru pada rapat. Gue milih keluar kelas karna dikelas sangat panas.
Gue gak sengaja berpas pasan dengan Adam dan pacarnya. Rasanya sakit sekali. Sakit nyesek cemburu bercampur aduk semua. Tapi gue berusaha pura pura tidak melihatnya. Sebenarnya masalah kami belum selesai. Gue belum minta maaf. Gue terlalu pengecut.
Gue mengambil tasku untuk pulang. Ayahku sudah menunggu didepan. Gue harus les lagi. Selama setahun ini gue gak diperbolehkan meninggalkan les sehari pun. Karna itu sangat rugi.
Sebelum les gue makan dulu dikantin dekat les gue. Dan lagi lagi gue sendiri. Kayanya udah terlalu biasa gue sendiri.
Ada beberapa anak sekolah swasta disitu. Gue dengan antengnya gak nanggapin mereka. Mereka ngeliat ke arah gue semua. Mungkin karna gue anak sekolah negeri.
Gue masang headset ditelinga gue. Gue malas mendengar celotehan mereka. Pasti mereka menceritakan keseharian mereka yang menurutku sangat membosankan. Ya kalii semua org mesti tau kesehariannya. Privacy kali.
Selesai makan gue langsung bayar dikasir. Gue balik ke les gue. Belum ada satu orang pun datang diles gue. Gue sama sekali belum kenal seorang pun disini.
Gue duduk dibangku paling belakang dan disudut. Tempat favoritku kalo aku blm ngenal seorang pun. Satu per satu bangku terisi. Mereka semua pendiam dan tidak seperti yang kujumpain waktu dikantin.
Aku sibuk mengerjakan modul soal soal sbmku. Seseorang menyenggol tanganku. Tapi aku gak perduli. Aku menghiraukannya kupikir dia tidak sengaja. Ternyata semakin lama semakin kuat tanganku disenggol. Aku melirik kearahnya.
"Gue shasha klo elo siapa?" Tanyanya.
"Gue Aliya," Jawabku.
"Al jangan sibuk sendiri ya disini kita semua temen kok," Ujarnya.
"Oke shasha makasih ya," Balasku.
Tiba tiba masuk dua orang laki laki. Mungkin merekalah biang ributnya dikelas ini. Karna suasan kelas yang tadinya sunyi senyap menjadi riuh.
"Loh? Anak baru tu," Ujar seorang lelaki yang memakai kacamata.
"Eitssss gue luan kenalan," Balas seorang lagi.
"Kalian ini anak baru masih aja kalian kerjain," Ucap Shasha.
"Kami gak ngerjain tau kamikan cuma mau kenalan aja hai namaku andre," Ujar Lelaki yg memakai kacamata sambil menjulurkan tangannya.
"Hai namaku Alya," Sambut hangatku sambil membalas salamnya.
"Hai aku Ferdi salam kenal ya Al," Kata lelaki yg satunya lagi.
Kupikir mereka seram. Nyatanya mereka friendly bgt. Aku salah menilai mereka. Mereka malah mengajakku untuk kumpul bareng mereka.
Setidaknya hariku tidak begitu menyebalkan hari ini...
KAMU SEDANG MEMBACA
From L To H
Teen FictionLo gak tau betapa banyak yg gue hindarin demi sama lo -Aliya-