3

3 0 0
                                    

Tiga bulan sudah aku sekelas dengan mereka. Saat kamis sedang belajar pintu tibatiba saja diketuk seseorang dari luar.

"Permisi bang saya murid baru," ujar cowo yg berbadan kurus dengan perawakan mirip dengan zayn malik.

"Oh silahkan masuk dek," Balas abg tentor yang sedang menerangkan.

Dia duduk empat bangku dari tempatku. Aku gak sengaja melirik kearahnya. Sialnya dia juga melirikku. Aku ketauan sedang melihatinya.

Aku merasa tengsin langsung memalingkan pandanganku kearah papan tulis. Selama jam pelajaran sama sekali tidak ada yang masuk kedalam otakku. Sial sekali kenapa aku mesti ketauan melihatnya.

Bel berbunyi tanda istirahat pun berbunyi. Aku langsung keluar dari kelas untuk melaksanakan sholat ashar. Aku meletakkan telekung yang telah ku bawa dari rumah ke musholla.

Saat aku mau mengambil wudhu' aku bertemu dengannya lagi. Aku pura pura tidak melihatnya. Namun tiba tiba dia menyapaku.

"Hai nama kamu siapa?" Tanyanya sambil menjulurkan tangannya.

"Namaku aliya maaf ya aku udah ngambil wudhu'," Jawabku sopan.

"Oh iyaiya maaf ya,"Balasnya.

Aku langsung meninggalkannya. Karena jam istirahat sangat sedikit. Sayang sekali klo aku pake untuk bertele tele.

Saat jam makan malam, aku dan shasha makan ke kantin. Disana aku bertemu dengan temen temen sekelasku. Dan dia ada disana. Aku pura pura tidak tahu aku sibuk berbicara dengan shasha.

Aku merasa seseorang melihatiku. Aku menoleh kearah anak baru itu. Dia sedang melihatku. Jantungku tiba tiba berdebar. Sial aku tidak suka dengan rasa ini. Dia mendatangiku. Menyodorkan tangannya.

"Kita kan belum salaman tadi nama gue Figo,"

"Iya ya aku Aliya,"

"Btw aku boleh duduk disini?"

"Boleh silahkan,"

Ya Tuhan aku takut rasa ini muncul lagi dan aku menyakiti orang lagi. Bagaimana klo aku menyukainya dan dia gak menyukaiku. Bertepuk sebelah tangan itu gak enak. Tuhan bantu akuu.

Shasha senyum senyum menatapku yang sedang merah. Duduk disampingnya saja aku sudah merah apalagi berbicara dengannya. Bisabisa aku pingsan.

"Al balik yuk," Ajak Shasha.

"Ayuk sha duluan ya temen temen," pamitku.

Untung saja Shasha jadi penyelamatku. Memang aku belum terlalu lama mengenalnya tapi menurutku shasha sangat baik sekali. Shasha gak pernah ninggalin aku sama sekali walaupun aku harus melaksanakan ibadah magrib dia tetap nungguin aku.

Aku dan Shasha balik ke kelas. Aku memasang headsetku kembali. Aku mulai mengerjakan soal soalku kembali.

Figo duduk dibangku sebelahku. Kebetulan Vivi permisi pulang karna sakit. Aku yang terkejut berusaha untuk biasa aja. Gak mungkinkan aku nunjukkin kalau aku tekejut.

"Serius amat Al jangan kekgtu bgt deh,"

"Yaela gue serius karna gue mau lulus kali,"

"Bukan elo aja yg mau lulus kita kita juga pada mau lulus cuma jangan serius kali entar elo stress,"

"Iya tapi elo tau gak gue gak sepintar elo elo pada,"

"Yadeh gue nyerah,"

"Hehe,"

Figo sebenarnya baik. Dia ngingatin aku supaya gak terlalu serius dan satu dia takut aku stress. Mungkin aku aja terlalu kebawa perasaan. Figo mungkin aja baik ke semua orang bukan cuma aku. Stop it thinking he like you Aliya. Stop Aliya stop.

Aku pun kembali berkonsentrasi mengerjakan soal soal. Bel berbunyi itu tandanya jam pelajaran mau dimulai. Aku menutup buku soal soalku.

Figo masih duduk disebelahku. Ini adalah les bahasa inggris. Kami disuruh satu persatu menjawab soal yang ada dimodul apabila gak bisa jawab atau salah maka kami harus berdiri sampai kami dapat jawaban yang tepat.

Menurutku dengan cara begitu kami bisa lebih memahami. Dan kini giliranku. Aku deg degan. untungnya jawaban aku benar. Sedangkan Figo gerasak gerusuk disebelah minta jawaban. Abg tentor didepan memperhatikan gerak gerik kami berdua.

"Aliya Figo kalian berdua berdiri,"

Astaga sial sekali padahal aku udah jawab benar. Perkara Figo aku berdiri. Sial sekaliiii....

From L To HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang