"Kapan sih gue gak nemuin cowok yang gak brengsek? yang setia? kapan? emang di dunia ini gak ada ya tipe cowok kaya di novel yang pernah gue baca?" tanya Gita pada sahabatnya, Gilang
"Hidup gak seindah cerita novel kali ta" jawab Gilang tanpa menatap Gita yang sedang sedih.
"udah lah ta, lo ngapain sih masih mikirin Aldo? jelas jelas dia udah nyakitin lo, masih aja lo sayang. Cantik cantik kok goblok banget sih" jawab Gilang, lagi.
"heh siapa lo bilang gue goblok? hah? gue lagi curhat, lo respon apa kek yang lebih baik gitu. Tenangin kek atau apa. gaseru lo!" kata Gita seraya beranjak dari sofa meninggalkan Gilang di kamarnya sendirian
Gilang memang sedang di apartemen Gita. Orang tua Gita sedang pergi ke luar kota, sedangkan Gilang, orang tuanya sudah cerai sejak ia berumur 10 tahun. Sekarang ia tinggal di apartemen yang tidak terlalu jauh dari apartemen Gita, bersama pembantunya. Penyebab Gilang berada di apartemen gita adalah karena gita meneleponnya tadi dan menyuruhnya untuk ke apartemen Gita. Entah untuk apa, awalnya Gilang bertanya-tanya kenapa ia disuruh ke apartemen Gita? Dan sekarang, ia sudah menemukan jawaban dari pertanyaannya. Gita sedang sakit hati.
"Eh eh, tadi lo yang nyuruh gue kesini. tapi sekarang ngapain lo ninggalin gue?"
"Bodo"
Gilang beranjak dari tempat duduknya yang menurutnya sangat nyaman. Menghampiri Gita yang sudah berlari keluar apartemen
"ta! cepet banget sih lo ngambek elah" kata david ngos-ngosan setelah gita berhenti
"lo ngapain juga ngejar gue?"
"dih, gue tau lo dari kecil. lo kalo lagi ngambek, apalagi udah keluar dari apartemen gini mah bahaya" jawab gilang
Gita hanya diam, masih kesal dengan sahabatnya itu. Dulu sejak mereka masih kecil, Gita pernah ngambek garagara Gilang menyembunyikan teddy bear Gita. Dan akhirnya dia keluar rumah dan pergi jauh tanpa jejak. Hingga Gilang dan orang tua Gita mencari gita hingga tengah malam
Gilang menarik Gita ke pelukannya
"udah sih ngambeknya. udah jelek, tambah jelek, kan jelek ta" Gilang terkekeh
"ih apaan sih lo. udah ah kesel gue sama lo" kata Gita sambil menabok punggung Gilang dan melepaskan pelukannya
"tuh kan ngambek lagi. udah kali taaa, iya iya gue minta maaf dehhh sama lo" kata Gilang berusaha memasang puppy eyesnya. Tetapi Gita tetap saja tidak menoleh ke arah Gilang. Matanya lurus ke depan, terlihat seperti menatap seseorang. Gilang yang menyadari itu segera mengikuti tatapan mata Gita.
Aldo. Seseorang yang sangat dicintai oleh Gita, bergandengan tangan dengan seorang wanita. Deg!. Matanya berkaca-kaca
"yaampun ta, jangan nangis. yaudah pulang yuk nanti kita beli eskrim deh" berusaha membuat Gita melupakan masa lalunya dengan perlahan
"gue gak nangis kok gil, yaudah yuk pulang. tapi janji ya abis ini beliin gue eskrim gak mau tau!" kata Gita sambil menghusap air matanya tetapi matanya masih menatap aldo
"iya iya"
***
"git gue pulang ya?" tanya Gilang
"yaudah sih" jawab Gita ketus
"is bilang makasi kek udah dibeliin eskrim"
"iye iye makasi gilgil ayanggg"
"lah, sejak kapan ada panggilan gilgil buat gue?"
"barusan"
"yaudah deh, besok berangkat sekolah bareng gue yaa. gue jemput lo jam 6 udah harus siap gak mau tau sip."
"eh eh pagi amat! gak ma--"
"bye gitgitt" tangan Gilang melambai ke arah gita sambil pergi keluar apartemen Gita
"gitgit? ah bodo. tapi ngapain coba dia jemput gue jam 6? ada ada aja sih si kaleng rombeng" gerutu Gita
***
ceklek
'lah ini pintunya gak kunci? Gita udah bangun? tapi kenapa telefon gue gak dijawab? ya allah selamatkan Gita' batin Gilang.
Gilang memutuskan untuk pergi ke kamar Gita yang ada di lantai 2.
"yah ni anak kebo banget sih elah, udah tau janji jam 6 juga"
"git git bangun! gitttt bangun anjir!" teriak Gilang sambil menggoyangkan tubuh Gita
Tiba-tiba Gilang mempunyai ide. Ia mengeluarkan hpnya dari saku lalu memotret Gita. cekrek cekrek cekrek
"lucu banget sih lo" Gilang tersenyum sambil menggeserkan layar hpnya melihat foto-foto yang dijepretnya tadi. Tetapi Gita tetap saja tidak terbangun. Gilang mempunyai ide. ia turun ke lantai bawah dan mengambil panci yang ada di dapur. Lalu ia kembali naik ke kamar Gita
'tempyang! gabler! grambang! gedebug!' gilang mepempar barang2 yang ia ambil ke lantai, tetapi Gita tetap tidak terbangun
"yaAllah! ni anak babi banget sumpah!" lama lama Gilang menjadi kesal
"GITAAAAAAAAA!" teriak Gilang ditelinga Gita
Gita terkesiap
"anjing siapa sih lo teriak-teriak di telinga gue? lo kira gue budeg apa?!" teriak Gita tak kalah
"dih, salah siapa gak mau bangun? babi banget sih lo" jawab Gilang kesal
"yaudah sih orang gue gak denger. ngapain lo pagi pagi disini? kurang kerjaan"
"heh lo gak inget apa kemaren gue janji sama lo jam 6"
"demi apa?! gue lupa anjuu" Gita menepuk jidatnya. Sedangkan Gilang hanya menatapnya dengan datar
"hehe maap ya gilgilque cayankkk! emang mau ngapain sih pagi pagi buta gini berangkat? mau nyari apa lo?"
"mau jalan-jalan bentar"
"harus banget?"
"harus lah, kalo nggak ngapain juga."
"mau cari apaan emang?"
"pokemon"
"dih kurang kerjaan banget si lo" sambil meninju lengan Gilang
"udah sih gausah banyak bacot banyak tanya gaje! mandi sono! bauk!" kata gilang sambil menutup hidungnya
"dih gue kapan saja dimana saja abis ngapa-ngapain juga tetep wangi kale"
"pede banget lo"
Gita beranjak dari kasurnya lalu mengambil handuk bergambar stitch kesayangannya
"5 menit doang ye mandinya" kata gilang
"lo kira gue apa mandi 5 menit? 5 detik sekalian!"
Gilang hanya tertawa melihat sahabat kecilnya itu. Kelakuannya tidak berubah dari dulu.
***
halu gess! A6. maaf ya ges ceritanya jelek bikos baru-baru nih nulis di wattpad, eak. dibaca sama di vote ya ges! 😚 uhuy
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall for You
Novela JuvenilCobaan untuk persahabatan, atau ini adalah takdir Tuhan? Persahabatan yang mereka jalin berubah menjadi rasa cinta. Perasaan itu datang dengan sendirinya tanpa memperhitungkan rasa sakit, dan resiko yang akan ditanggung. Mungkin diantara salah satu...