Chanwoo Tzuyu sama-sama kalem dan pendiam. Semua orang sampe kaget ko mereka bisa pacaran. Kapan pedekatenya?! Itu kata mereka. Mereka hanya tidak tahu saja, Chanwoo dan Tzuyu memang tidak suka terlalu show off tentang hubungan mereka. Keduanya suka menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi; lebih suka berdua saja.
Tzuyu masih menunggu Chanwoo di kedai pancake di dekat SMAnya yang tak banyak dikunjungi. Bisa dibilang pasangan ini adalah pelanggan tetap. Langganan; hampir tiap minggu mereka kemari. Sudah hampir 30 menit perempuan keturunan Taiwan itu duduk diam ditemani secangkir teh dan kue tiramisu.
"Tzuyu!"
Akhirnya datang juga; lelaki dengan kemeja putih lengan panjang yang digulung sedikit dan celana kain hitam serta sepatu pantofel lengkap dengan tas ransel, ia juga membawa kantong plastik yang berisi peralatan-peralatan seperti nametag bertalikan tali rafia, buku catatan, sampah-sampah, dan beberapa kertas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chanwoo duduk di depan Tzuyu dengan napas terengah-engah.
Tzuyu malah terkekeh pelan.
Jadi ceritanya Chanwoo sedang ospek kampus dan baru pulang. Harusnya sih masih ada beberapa tugas yang harus dikerjakan bersama beberapa teman sekelompok ospeknya, tapi itu nanti lah.
Chanwoo butuh charger energi.
Dan cuma Tzuyu yang mampu melakukannya.
"Capek banget pasti, Oppa," kata Tzuyu. Ia memberi isyarat pada pelayan untuk membawakan coklat panas kesukaan Chanwoo. Tangannya segera memotong kue tiramisunya untuk menyuapi sang kekasih.
"Gimana tadi? Serem ga? Oppa diapain aja?"
"Gila! Ngeri banget, rasanya pengen resign kuliah aja, Tzu. Belom apa apa udah kayak gini."
Lalu Chanwoo nyecoros panjang lebar soal pengalamannya dipelonco para senior yang galaknya minta ampun. Siapa yang bilang Chanwoo kalo ngomong sedikit-sedikit kayak orang gagu? Buktinya ini, ngomong mulu ga berhenti-berhenti.
Tapi emang begitu sih.
Chanwoo cerewet kalo pas sama Tzuyu aja.
Tzuyu juga gitu, banyak senyum kalo pas sama Chanwoo aja. Selebihnya datar-datar aja. Orang cantik mah bebas, diem tanpa ekspresi aja cowok-cowok udah pada rontok apalagi senyum sumringah?
"Kamu jadi masuk Univ aku?" tanya Chanwoo sambil menyeruput coklat hangatnya. Tzuyu mengangguk semangat.
Chanwoo pun langsung menggenggam tangan kekasihnya dengan wajah penuh keyakinan.
"Ga bakal. Nanti aku bakalan banyakin koneksi ke semua anak-anak fakultas, kalo perlu, aku daftar jadi panitia biar bisa dampingin kamu. Kamu jadi kan ngambil Art, Acting, and Entertaiment kayak aku?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lagi-lagi Tzuyu ketawa.
Chanwoo suka gitu. Ngomongnya pengen ngelakuin apa aja buat Tzuyu padahal Tzuyu tahu kalo itu ga bakal mudah. Tapi yang bikin Tzuyu sayang banget itu adalah usaha Chanwoo. Jung Chanwoo bakalan berusaha mewujudkan omongan dan janji-janjinya ke Tzuyu, sesusah apapun itu.
Buat dia, apa sih yang engga buat Chou Tzuyu?
"Ah Oppa, kita kan ga gampang akrab sama orang baru," kata Tzuyu.
Chanwoo garuk-garuk kepala. "Iya sih..."
"Doain aja aku ga berubah pikiran buat ngambil jurusan lain, jadi kita bisa bareng terus."
Sekarang tangan Tzuyu sudah mengusap-usap pipi lelaki di depannya dengan lembut. Senyum di wajahnya masih belum luntur. Tangan Chanwoo pun menggenggam tangan Tzuyu yang menempel di pipinya.
"Kamu berubah pikiran pun ga masalah. Satu Univ ataupun ga satu Univ, kita bakal tetep bareng."
Abis itu dua-duanya saling beradu pandang. Ga sampe beberapa detik sampe akhirnya melepas kontak dengan tiba-tiba dan langsung menunduk, sok-sok minum karena udah gugup satu sama lain.
Ya gitulah Chanwoo sama Tzuyu, udah mesra to the max, suasana udah pas banget, eh tiba-tiba malu sendiri.