Dino x Chaeyoung

460 31 13
                                    

Dino dan Chaeyoung itu tipe pasangan yang childish kayak anak-anak. Maklum, masih pasangan anak SMA. Sering banget ledek-ledekan, gombal-gombal sampah, ngisengin guru bareng, sampe bolos kelas tambahan buat wisata kuliner.

Hari itu tidak ada kelas tambahan, para pelajar kelas tiga bisa pulang ke rumah dan tidak perlu terjebak sampai pukul delapan malam. Tapi untuk beberapa siswa, mereka tetap harus ikut les, tak jarang yang malas pulang karena pasti disuruh orangtuanya untuk belajar demi persiapan ujian lulus dan ujian masuk perguruan tinggi.

Namun tidak bagi Chaeyoung. Perempuan mungil ini beruntung karena orangtuanya tidak sejahat itu menyuruhnya belajar tanpa henti seperti robot. Maklum, orangtuanya sayang sekali pada Chaeyoung karena dia anak satu-satunya.

Jadi begitu pulang sekolah, Chaeyoung langsung hibernasi panjaaaaang untuk membayar waktu tidurnya yang tersita untuk belajar belajar dan belajar. Dia tidur cukup lama, dari jam dua siang sampai jam enam sore. Sebangunnya, ia mandi dan siap untuk lanjut mengerjakan prediksi soal-soal masuk perguruan tinggi.

Tapi niatnya terhenti karena saat duduk di meja belajar, jendela di depannya berbunyi berisik layaknya dilempari batu-batu kecil. Ia bangun, mengecek siapa pelakunya. Namun ia mendapati seorang lelaki di atas sepeda sedang mengisyaratkannya untuk membuka jendela.

 Namun ia mendapati seorang lelaki di atas sepeda sedang mengisyaratkannya untuk membuka jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chaeyoung langsung semangat. Dia membuka jendela sesuai dengan permintaan lelaki itu.

Iya, lelaki itu Lee Chan, pacar Chaeyoung.

"Main yok!" teriak Chan dari bawah.

"Malah ngajak main, belajar!" teriak Chaeyoung balik.

"Belajar mulu ntar stress terus rambut rontok loh!"

"Bawel!"

"Ayok turun ah!"

Chaeyoung diem. Dia seneng sih diajakin Chan main, seneng banget malah. Pengen rasanya langsung lompat buat nemuin lelaki itu. Tapi kan ga mungkin, harus ngomong dulu sama papa mamanya. Masalahnya, dia ga yakin papa mamanya ngebolehin dia buat main malam-malam begini.

Jadilah Chaeyoung mikir panjang buat sekedar menimang-nimang keputusan apakah dia harus mengiyakan ajakan Chan atau tidak.

"Chan, akuㅡ loh? Chan? Kok ilang?"

Chaeyoung ngeluarin kepalanya dari jendela dan celingukan mencari sosok kekasihnya di bawah sana.

Masa iya Chan pulang? Seorang Lee Chan nyerah ngajak Son Chaeyoung pergi sama dia? Kayaknya ga mungkin deh...

"Chaeng."

Mama Son tiba-tiba buka pintu, otomatis Chaeyoung langsung masukin kepala dan buru-buru tutup jendela kamar. Ia memandang ibunya.

"Iya? Kenapa ma?"

"Kamu ngapain di jendela?"

"Engga ngapa-ngapain. Mencari udara segar hehehe."

Chaeyoung cengengesan. Ga mungkin dia bilang nyariin Chan kan?

Mama menghampiri anak perempuan semata wayangnya dan mengusap kepalanya. Wajahnya terlihat prihatin.

"Kamu kalau ada apa-apa itu cerita dong sama mama dan papa, jangan dipendam sendiri sayang," kata mama dengan nada khawatir.

Chaeyoung bingung, "maksudnya?"

"Mama ngerti kamu berusaha keras belajar buat ujian, tapi jangan forsir, kan mama udah bilang... kalau udah jenuh ya istirahat sebentar, refreshing. Jangan takut minta ijin sama papa mama buat main sebentar, masa sampai minta Chan buat ngomong?"

"Hah? Gimana ma coba ulang, Chaeng ga ngerti."

Bentar deh, ini ada apa sebenarnya?

"Iya, Lee Chan di bawah tuh, minta ijin ngajak kamu jalan-jalan sebentar karena kamu cerita kalau kamu stress belajar. Kan kesannya papa sama mama maksa kamu padahal sebenarnya engga. Ya engga juga maksudnya."

"Chan ngomong sama mama sama papa kalau dia mau ngajak Chaeng jalan?" tanya Chaeyoung tidak yakin.

Chaeyoung tahu Chan anaknya berani, tipe orang yang punya semboyan maju tak gentar, tapi masa iya sampe berani ijin ke orangtua Chaeyoung.

"Iya sayang. Cepat turun, Chan udah nunggu di bawah."

-oOo-

"Chan!"

Chaeyoung turun dengan wajah sumringah karena sudah dapat ijin dari kedua orangtuanya untuk main dengan kekasihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chaeyoung turun dengan wajah sumringah karena sudah dapat ijin dari kedua orangtuanya untuk main dengan kekasihnya.

Lee Chan sendiri nunggu di teras di samping sepedanya, dia ikut senyum begitu melihat gadis yang sudah dikencaninya selama delapan bulan ini menunjukan wajah cerah ceria.

Masalahnya, saat menjadi murid kelas tiga, Chaeyoung ga pernah terlihat seceria ini.

"Senengnya yang bisa jalan-jalan," goda Chan.

Chaeyoung memukul pelan pundak lelaki itu, "ih, aku kaget kamu minta ijin sama mama sama papa! Berani banget ya ampun."

"Yah itung-itung latihan, nanti kan ujungnya aku minta ijin papa mama kamu buat ngelamar kamu."

Chan cengengesan sedangkan wajah Chaeyoung mulai merah. Ia memukul kekasihnya lagi.

"Apaan sih, malah jadi gombal! Ayo jalan!"

"Mau kemana kamu malam ini?"

"Mau jajan," ungkap Chaeyoung dengan nada manja sambil menggenggam tangan Chan dan mengayun-ayunkannya.

"Jajan mulu ntar gendut loh."

"Aku gendut juga kamu suka!"

"Pede banget Chaeng?"

"Lah emang engga?!"

"Maunya engga juga ga bisa, udah sayang banget ama Son Chaeyoung si pendek hehehe."

"MALAH NGATAIN!"

"Iya udah mau jajan apa, hm?"

"Mau odeng, mau tteokbokki, mau makan ayam goreng sama cola, tapi juga mau bingsoo...."

"Banyak banget, emang sanggup?"
"Kalo ga kuat makan kan kamu yang ngabisin."

Kini giliran Chaeyoung yang cengengesan. Chan cuma bisa menepuk-nepuk puncak kepala Chaeyoung dengan penuh sayang.

"Iya ayo beli semua sampe kita gendut," kata Chan sambil naik sepeda. "Ayo naik."

"Okay!"

"Udah siap?"

"Udah!"

"Kita berangkat"

"Yash kapten!"

Relationship GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang