~03~

4.6K 327 47
                                    

Curhat :

Selama 2 hari mati listrik gara-gara pohon tumbang kena tiang listrik, jadi puasa pegang hp, puasa pegang lappy.

sorry for typo...

happy reading...

_____________________________________

Chapter 3

~Little Ramiro~

"Ai, kamu bisa ga jemput Reza lagi?"

Aimee melirik Sierra yang sibuk dengan laptop dan semua kertas di meja kerjanya. Semuanya berserakan. Meja itu adalah satu-satunya tempat yang tidak pernah ia sentuh sejak ia bekerja di apartemen Sierra. Meja itu adalah benda yang tak boleh di sentuh oleh siapapun selain Sierra. "Bisa mba, emang mba Sierra mau pergi?"

"Nggak, Cuma saya lagi deadline, jadi ga bisa keluar rumah. Kamu jemput Reza di TK, trus sekalian ajak dia makan siang di luar, uangnya ada di atas kulkas"

"Mba mau sekalian di beliin makan siang?"

"Ga usah, aku bisa masak mi nanti."

"Saya permisi mba"

Sierra tak menyahut masih sibuk dengan laptop dan kertas-kertasnya. Sejak Sierra mengetahui ia telah keluar dari pet shop, jam kerjanya telah berubah dari sabtu-minggu sore menjadi sabtu pagi dan minggu sepanjang hari sebagai pengasuh Reza. Ia tak keberatan sama sekali, justru ia bersyukur dengan perubahan jam kerjanya.

Reza bersekolah di TK yang sangat mewah untuk ukuran Taman Kanak-kanak. Muridnya pun banyak yang anak dari artis dan orang-orang kalangan atas. Tidak heran mengingat Ayah Reza adalah seorang aktor yang sangat terkenal. Ia pun baru tau jika kakak ipar Sierra adalah seorang aktor favorit ibu dan kedua adik perempuannya.

Taman kanak-kanak itu terlihat sangat indah dengan halaman yang luas dengan berbagai permainan anak dan taman bunga yang indah. Sebuah kolam ikan ada di tengah-tengah taman dengan ikan-ikan koi bermacam warna. Tepat di sebelah kanan taman ada sebuah gazebo tepat orang tua yang menunggu untuk menjemput putra-putri mereka.

Aimee duduk di gazebo sambil melamun. Bayangannya kembali ke kejadian di perpus saat ia kepergok tidur oleh Mr. Ramiro. Wajahnya kembali memerah mengingatnya. Aimee memukul kepalanya sendiri, merasa bodoh. Bagaimana mungkin ia selalu terlihat memalukan dan menyedihkan di hadapan Mr. Ramiro?

Selama 19 tahun hidupnya ia hanya terlihat begitu bodoh di hadapan Mr. Ramiro. Bukan karena selama ini ia terlihat menarik di hadapan pria lain. Tentu saja, karena Mr. Ramiro adalah pria pertama yang mengajaknya berbicara lebih dari sapaan.

Aimee menyadari sifatnya memang sangat buruk karena selalu gugup dan malu di hadapan pria membuatnya tak memiliki teman pria satupun. Bahkan ia tidak memiliki teman di kampus. Lebih suka menyendiri. Bukan berarti ia orang yang selalu di abaikan oleh teman sekelasnya, kadang-kadang teman-temannya mengajaknya untuk makan bersama di kantin yang selalu ia tolak. Ia tidak pernah merasa nyaman dalam keramaian, apalagi menjadi pusat perhatian.

Ketidak percayaan Aimee telah menggerogoti kepribadiannya. Ia bahakan lupa seperti apa dirinya dulu sebelum rasa rendah diri ini muncul. Ia tidak mengenal dirinya sendiri.

"Kak Ai!" suara teriakan Reza membuatnya terkejut. Dari kejauhan terlihat Reza berlari sambil menarik tangan temannya yang terlihat tak asing.

Mereka berdua berdiri di hadapan Aimee dengan nafas terengah-engah setelah berlari.

"Hali ini kak Ai yang jemput, auntie kemana?"

Sleeping FattyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang