OUR WEDDING 4

5.6K 418 18
                                    

"Kau sudah lama menunggu?"

"Tidak lama. Hanya satu jam."

"Kau masih blak-blakan seperti biasa, Gaara. Maafkan aku, tadi ada masalah kecil di rumah," ujar Naruto memelas. Salah satu cara untuk melunakkan hati Gaara.

"Hahh, sudahlah. Pesanlah sesuatu."

Naruto tersenyum mendengar penuturan Gaara.

Akhir pekan, waktunya liburan, digunakan kedua pria ini untuk reuni kecil-kecilan.

"Aku sudah menghubungi Itachi, tapi dia sedang ke luar kota," ujar Gaara setelah mereka memesan makanan.

"Dia cukup sibuk akhir-akhir ini. Bagaimana kabarmu?"

"Tidak buruk," jawab Gaara datar. Kemudian netranya teralihkan pada sesuatu yang melingkar di jari manis Naruto. "Kau menikah? Kapan? Apa hanya aku yang belum tau?"

"Ya, dia pria yang sudah menikah sekarang. Kusarankan kau tidak mengganggu paman ini," tanpa diduga Sasuke menyahut pertanyaan Gaara. Dia duduk si samping Naruto, menatap Gaara dengan pandangan menantang. Sangat berbeda dengan sikapnya saat berada di kantor.

"Teme, kau mengikutiku?"

"Percaya dirimu terlalu tinggi. Aku kebetulan pergi kesini. Kau lupa, ini cafe langgananku."

Naruto menggeram kesal. Dia akan membalas ucapan suaminya kalau saja seorang pelayan restoran tidak datang mengatar pesanannya.

"Terimakasih," ucap Gaara dan Naruto bersamaan setelah pelayan itu mempersilahkan untuk menyantapnya.

"Aku pesan seperti biasa," ujar Sasuke sebelum pelayan itu pergi.

Hening.

Hening.

Hen-

"Lama-lama kalian bisa jatuh cinta kalau saling menatap seperti itu," ujar Naruto memecah keheningan. Membuat Sasuke dan Gaara yang saling melempar tatapan, terputus.

"Hahahaa..." Gaara tertawa geli. "Ternyata kau tidak berubah Sasuke. Aku sedikit takut saat menemuimu di kantor waktu itu. Kau terlalu serius saat bekerja."

"Aku memang selalu serius."

Gaara menggeleng. "Auramu berbeda. Sekarang aku yakin kalau kau tetap adik kecil kami," ujar Gaara sambil mengacak rambut berantakan Sasuke.

"Hentikan itu. Aku bukan anak kecil lagi."

"Hufffthh," Naruto tertawa geli melihat tingkah suaminya.

Sasuke memandang kesal pada Naruto yang menertawainya. Dia mengambil tangan kanan Naruto kemudian menggenggamnya.

"Aku pria yang menikah sekarang," ujarnya sambil menunjukkan cincin pernikahannya.

Gaara membelalak tak percaya.

"Kalian menikah?" tanyanya, mencoba meyakinkan apa yang dilihatnya.

"Seperti yang kau lihat."

"Dasar kekanakan," cibir Naruto sambil menarik tangannya dari genggaman Sasuke.

Pandangan Gaara beralih ke Naruto.

"Kupikir kau menikahi-" ucapannya terpotong saat Naruto tiba-tiba terbatuk. Sangat terlihat jika itu dibuat-buat.

"Uhukk, sepertinya aku harus ke kamar mandi sebentar," Naruto segera beranjak dari sana.

"Ada apa dengannya?" Gumam Sasuke heran.

.
.
.

"Apa kalian menungguku terlalu lama?" Ujar Naruto, kemudian duduk di samping pria berambut hitam. "Hei, mana makananku?" Naruto menatap pria disampingnya dengan sengit.

Tapi, siapa pria ini? Sejak kapan wajah suaminya berubah?

"Kau mengenalnya, Sai?"

Pria yang di panggil Sai menggeleng.

"Ada yang bisa kubantu, paman?"

'Jleb'

Naruto masih belum terbiasa dipanggil paman. Dia berpikir kalau dirinya masih muda.

"Aku sedang mencari makananku," Naruto langsung berdiri kemudian menghadap meja di belakangnya. "Ah, ternyata itu makananku. Hehehee," ujarnya sambil tertawa canggung. "Aku pergi dulu, makananku sudah menunggu."

Naruto segera menghampiri tempat dimana Sasuke dan Gaara berada. Dia langsung menarik tudung jaketnya untuk menutupi wajah kemudian menunduk ke meja.

"Memalukan," gumamnya lirih, namun masih dapat di dengar dengan jelas oleh ke dua pria lainnya.

"Dobe."

"Hufft," Gaara tersenyum geli. Setidaknya Naruto masih ceroboh seperti biasa.

.
.
.
TBC

Our WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang