Chapter 6

2.1K 202 40
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Happy reading 😄😄😄

.
.
.

Naruto meletakkan sendoknya kemudian mengelap mulutnya denga tisu. Dia melakukannya setenang mungkin, mencoba menahan emosinya yang ingin meledak.

Bagaimana tidak kesal, sedari tadi pasangan suami-suami di depannya selalu pamer kemesraan. Mulai dari mangambilkan makanan, panggilan sayang, saling menyuapi dan hal-hal kecil lain yang membuat Naruto ingin muntah melihatnya.

Hal ini sangat berbanding terbalik dengan dirinya dan suaminya. Ketika Naruto memberi kode untuk pamer kemesraan dengan mengambilkan lauk kesukaan Sasuke, suaminya itu hanya mengangguk dan bilang terimakasih. Dan hal-hal kecil lain yang dia lakukan hanya dibalas dengan poker face suaminya.

Hal itu membuatnya kesal, dan dengan kekuatan penuh dia menyikut perut suaminya. Sempat mendapat tatapan khawatir dari kedua orang tua dan pasangan di depannya. Namun Naruto segera mengalihkan bahwa Sasuke tiba-tiba sakit perut. Tak lupa sumpah serapah Sasuke bisikkan pada suaminya itu.

Kembali dimasa sekarang dimana Naruto masih kesal dengan pasangan di depannya, ItaDei.

"Kau sudah selesai makan, Naruto?"

Naruto mengalihkan perhatiannya pada pria paruh baya berambut hitam legam dan mempunyai perawakan yang tegas.

"Iya ayah," ujar Naruto dengan nada khas menantu idaman.

"Mari kita berkumpul ke ruang keluarga," ujar Fugaku, pria berambut hitam, mengajak keluarga Uchiha dan Namikaze  untuk mengobrol.

Hari ini adalah sebuah momen dimana keluarga Uchiha dan Namikaze berkumpul bersama. Mereka memanfaatkan momen ini untuk membicarakan bisnis. Tapi menurut Naruto, acara kumpul keluarga ini hanya untuk pamer kemesraan antara adiknya dan kakak suaminya.

"Ayah duluan saja, biar aku membereskan ini terlebih dahulu," ujar Naruto sambil memandang piring dan gelas kotor di hadapannya.

Fugaku akan menyangkal, namun Minato segera memotongnya.

"Biarkan saja Fugaku, nenek Chiyo juga butuh istirahat karena memasakkan banyak makanan enak untuk kita," timpal Minato.

Meski Chiyo adalah pembantu di rumah ini, namun mereka sudah menganggap Chiyo bagian dari keluarga.

"Baiklah kalau begitu, mari kita keluar dulu," ujar Fugaku setelahnya.

Pasangan Uchiha dan Namikaze senior pergi akhirnya ke ruang keluarga meninggalkan Itadei dan Sasunaru di ruang makan yang seketika menjadi hening. Naruto sempat menarik kerah belakang Sasuke agar dia tidak melarikan diri dari tugas bersih-bersih.

"Aku akan mencuci piring, kalian membersihkan meja," ujar Naruto. Dia berdiri kemudian menuju bak cuci piring.

"Biar kubantu," Itachi akhirnya ikut berdiri untuk membantu Naruto mencuci.

Sementara Sasuke dan Deidara segera membersihkan meja dan menaruh makanan yang masih utuh ke dalam kulkas.

Beberapa menit kemudian Sasuke dan Deidara selesai membersihkan meja.

" Aku duluan," ujar Sasuke yang merasa bosan karena menunggu suaminya yg sedang mencuci piring. Dia tidak sebegitu peduli pada suaminya untuk sekedar berinisiatif menggantikannya.

Deidara yang sempat menunggu lebih lama akhirnya menyerah juga. Itachi menyuruhnya untuk istirahat di kamar karena Deidara sempat tertidur di meja.

Akhirnya dapur yang cukup besar itu hanya di huni oleh Itachi dan Naruto.

"Kalian sangat mesra," uhar Naruto memecah keheningan. Dengan hati-hati dia mencuci tiap porselin yang ada dihadapannya.

"Kalian juga terlihat akur," Itachi menimpali dengan poker facenya. Sejak dulu Sasuke dan Naruto ibarat kucing dan anjing. Selalu ada perselisihan yang diributkan.

Naruto melirik kesal. Bahkan pemuda yang lebih tinggi beberapa senti disampingnya ini tidak menyangkal. Dan detik itu juga Naruto tersentak karena sepasang tangan tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"I-Itachi, kau gila? Bagaimana kalau yang lain melihat?" ujar Naruto gugup. Dia berusaha melepas pelukan Itachi yang semakin mengerat.

"Sebentar saja..." ujar Itachi pelan. "Kumohon," gumamnya ketika Naruto tak henti berusaha untuk melepaskan pelukannya.

Akhirnya Naruto menyerah. Dia membiarkan pria itu memeluknya untuk beberapa saat. Harus dia akui, bahwa sebenarnya dia merindukan pria ini.

Naruto tau kalau ini salah. Mereka sudah bersuami, namun hati mereka milik orang lain.

"Harusnya dulu aku membawamu lari," gumam Itachi lagi.

Ini adalah pertemuan pertama mereka setelah mereka menikah dengan pasangan masing-masing. Karena kesibukan dan hal lainnya membuat mereka tidak bisa bertemu. Sebenarnya lebih karena alasan mereka sudah menikah sehingga membuat Itachi dan Naruto berusaha untuk mengesampingkan ego mereka.

BRUKKK

Tiba-tiba sebuah suara dari pintu dapur terdengar amat keras, membuat Itachi dan Naruto melepaskan pelukam mereka dengan cepat. Keringat dingin membasahi kening Naruto. Jantungnya berdegup sangat kencang.

'Tamatlah riwayatku,' batin Naruto.

.
.
.
TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang