"Bangun......" bisikku
"Ehm..." racaunya masih juga enggan bangun dari tidur palsunya
"Kukerjai kau taik......" umpatku dalam hati
Kembali kurebahkan tubuhku begitu menunggu beberapa lamanya Kalsen tak kunjung bangun dari tidur pura-puranya.
Bagaimana dia tak kuasumsikan berpura-pura, kalau bulu matanya saja bergerak-gerak??
Kini tiba saatnya aku yang beraksi...
Kalau selama ini Kalsen selalu berpura-pura tidur setiap kali kugagahi, sekarang giliranku untuk memberikan pelajaran padanya.
Kucoba mengatur nafasku se rileks mungkin dengan membayangkan mamak ku yang sedang merepet bak petasan cabe. Dan itu berhasil...
Kontolku yang tadinya memberontak keluar dari kolorku, kini melemas. Seiris senyum nakal kusaput di bibirku begitu kurasakan jemari Kalsen meremas nakal area sensitifku.
Kudengar decakan kesal dari bibirnya begitu menyentuh kontolku yang sudah melemas. Tapi tak menyerah, Kalsen membuka pengait dan menurunkan resluiting celanaku hingga akhirnya kolor biru tuaku terpampang nyata.
Aku hanya bisa tertawa dalam hati saat kurasakan betapa bersemangatnya Kalsen melolosi kolorku. Dia yang selama ini selalu terima enaknya saja dariku, kini harus berusaha sendiri menggapai puncak kenikmatan.
Aku masih tetap berpura-pura tidur saat tangannya menggenggam batang kontolku yang masih lemas. Perlahan namun pasti, kontolku yang tak tahu diri bangun menunjukkan urat-uratnya yang menonjol sempurna. Tak lama kemudian kurasakan benda hangat dan basah menyapu perlahan puncak kontolku.
Merinding...
Sekujur bulu kudukku merinding menikmati sensasinya. Ini pertama kalinya kontolku dijamah Kalsen setelah hampir satu tahun aku membobol pantatnya yang sekal. Aku begitu menikmati saat-saat lidahnya bergerilya menyusuri setiap inchi benda pusakaku itu.
Apalagi saat mulutnya kurasakan menyelimuti kepala kontolku.
Hangat...
Dan basah...
Dua sensasi yang cukup membuat tanganku mengepal kuat menahan deraan birahi.
Beberapa lamanya Kalsen masih sibuk memuluti kontolku hinga akhirnya dia tak tahan juga. Berkali-kali Kalsen mengguncang-guncang tubuhku agar aku bangun.
Tapi tak kugubris...
Akhirnya dia menyerah, berhenti untuk membangunkanku
Tak ada gerakan apapun yang dia lakukan. Kucoba menajamkan pendengaran. Aku penasaran dengan apa yang akan dia lakukan
Senyap.....
Tak ada suara apapun yang dia buat...
Penasaran....
Untuk membuka mata kok rasanya takut terjebak. Selain gengsi juga rasanya. Akhirnya kuputuskan menunggu saja apa yang selanjutnya akan Kalsen lakukan, hingga terdengar bunyi gesekan dengan kasur yang tengah kutiduri.
Sssrrttttt....
Pahanya menyentuh pinggiran pinggangku... Rasanya hangat luar biasa, saat kulitku bersentuhan dengan kulit telanjangnya. Kuatur nafas sesantai mungkin agar acting ku kali ini benar-benar meyakinkannya.
Aku ingin tahu, kalsen yang sebenarnya seperti apa....
Aku ingin tahu dirinya yang sebenarnya tanpa ditutupi topeng "sok wise" nya. Atau topeng "sok religious" nya atau pun topeng "sok baik" nya.