Meet Wendy

180 17 0
                                    

Detik-detik jarum jam yang bergerak terdengar begitu jelas ditelingaku. Aku masih menggeliat di tempat tidur, berkali-kali berganti posisi. Kupaksa kedua mataku untuk terpejam. Sungguh seluruh tubuhku terasa sangat lelah, aku sangat ingin mengistirahatkannya. Namun, seluruh tubuhku menolak rencana itu dan memilih terus terjaga sepanjang malam.
Tubuhku yang lelah terasa semakin lemah. Kusandarkan kepalaku pada dinding putih itu. Tae berada disana, dibalik dinding ini. Dan aku tak bisa melakukan apapun. Apa disini hanya aku yang merindukannya? Apa hanya aku yang menantinya.... sendirian?
~~~
Aku menunduk menahan kantuk saat menghadiri mata kuliah yang sangat membosankan. Awalnya, ku kira jurusan teater akan dipenuhi oleh latihan untuk mempraktikkan teknik diatas panggung. Kukira mendengarkan materi didalam kelas seperti ini sudah tidak aka nada dalam jadwalku. Ternyata, aku salah besar.
Jimin yang duduk disebelahku bahkan sudah benar-benar mengabaikan ceramah dosen didepan kelas. Dia tengah sibuk membolak-balik majalah yang sengaja dia bawa untuk mengisi waktu dikelas. Aku mulai mengeluarkan buku catatan kecilku dan ikut membolak- balik kertasnya. Catatan ini berisi bermacam-macam hal.
Aku kembali membuka halaman catatanku saat tiba-tiba kutemukan selembar foto terselip diantaranya. Ku lihat foto diriku dari sisi samping yang tengah sibuk menyiapkan makanan. Tanpa bertanyapun aku langsung tahu, foto itu hasil jepretan Tae. Kubalik foto itu dan kutemukan tulisan tangannya disana.
You look so tired, Tink. Please, just rest.
Aku bisa cari makan sendiri n_n
~~~
Aku menatapnya ingin tahu sambil memperhatikan gerak-gerik tangannya yang mengeluarkan sesuatu dari tas ranselnya. Dia mengeluarkan sebuah buku persegi panjang yang tipis, lebih tepatnya disebut majalah. Dia mengulurkannya kearahku. Aku dapat membaca huruf-huruf merah besar bertuliskan 'FAMOUS' disampulnya yang dominan hitam.
Aku membolak-balik tiap halamannya. Sampai kutemukan halaman itu. Halaman lain yang juga bertuliskan nama Tae dibagian fotografi. Halaman mode. Seorang model berpostur tinggi dan langsing. Rambutnya sebagian disanggul, sebagian dibiarkan tersanggul. Foto yang lain memperlihatkan rambutnya yang berkibar. Dia menggunakan mini dress warna-warni dengan sepatu stiletto yang membuatnya terlihat semakin tinggi. Hasil foto-foto itu terlihat jauh berbeda dengan fotoku. Aku melirik nama model yang tertulis didekat nama Tae.
Min Yoongi.
Aku merasa sesuatu yang tak nyaman didadaku. Memikirkan bahwa Tae mungkin akan bertemu dengan puluhan gadis cantik seperti itu setiap hari membuatku tidak nyaman. Aku tidak suka pada perasaan itu. Aku juga tidak suka pada kenyataan itu.
"so, you proud of me?" tanya Tae sambil mencondongkan tubuhnya kearahku. Membuat jarak kami begitu dekat. Membuatku sejenak melupakan kekhawatiranku.
"Keureyo," jawabku sambil tersenyum. "Neomu neomu neomu...."
"your Tae is great, right?"tanyanya lagi memotong ucapanku.
Aku mengangguk cepat. "my Tae is great," ucapku.
Tae ikut tersenyum dan mengelus kepalaku. "my Tink is also great."
"yes,of course,"balasku. "your Tink is great."
Selalu saja, hal-hal seperti itu, dengan caranya memanggilku seperti itu. Bagaimana aku bisa berhenti merasa dimiliki... dan memilikinya?
~~~
"Kim Seokjin-ssi.." panggilku.
"ehm?"
"apa benar kau yang merekomendasikanku kepada sutradara Jung untuk menjadi model MV BTS?"
Senyum diwajah Kim Seokjin memudar sejenak. Dia terlihat berpikir beberapa saat dan kembali tersenyum tipis. "apa kau tidak suka kurekomendasikan?"
Dengan cepat kugelengkan kepala. "bukan begitu,"balasku. "aku hanya tidak tahu, mengapa kau merekomendasikanku? Aku bahkan tidak dekat denganmu."
"karena kau sangat menarik dimataku,"jawabnya.
Kutundukkan wajahku, menghindari tatapan Seokjin. Aku tak tahu seberapa besar kebenaran yang ada dari ucapannya barusan. Aku hanya merasa tidak ada salahnya percaya padanya. Mungkin kali ini aku harus percaya kalau dia hanya ingin memberiku kesempatan, bukan karena hal lain. Tae, bolehkan aku percaya sekali lagi pada lelaki dihadapanku ini?
~~~
Aku tersenyum tipis kearahnya. Dengan langkah hati-hati, aku beranjak dari dapur dan duduk diruang utama. Aku menyandarkan kepalaku diatas meja, berusaha memejamkan mata. Sementara Tae sedang membuat Ramyun didapur. Namun, belum sempat mataku berhasil terpejam, ponsel disampingku bergetar.
Bukan ponselku, melainkan ponsel Tae. Kulirik nama yang terpampang dilayarnya. Aku nyaris menggigit lidahku saat nama itu terbaca.
Min Yoongi.
Jantungku berpacu cepat saat ponsel itu berada digenggamanku. Ponsel itu terus bergetar tanpa henti. Kutekan salah satu tombol dilayar dan mendekatkannya ke telinga.
Aku menarik napas panjang. Bibirku terasa bergetar. Tanganku mengepal menahan rasa panas yang tiba-tiba menyeruak ditubuhku. "yoboseyo,"ujarku selirih mungkin.
"yoboseyo, Taehyung!" seru suara itu ditelingaku. Kutelan ludahku dengan susah payah. Suara ramah it uterus menggelitik telingaku. "Taehyung? Yoboseyo? Yoboseyo? Taehyung?"
"dia tidak disini,"ucapku cepat.
"apa?" ucap Yoongi dengan nada terkejut. "maaf ini siapa? Bukankah ini ponsel Taehyung?"
Aku menahan napas sebisa mungkin. Jantungku berdebar semakin keras. Maafkan aku Tae, aku tidak ingin kau berbicara dengannya. "Tae... dia tidak ada,"ucapku lirih.
Tae.. Tae.. mengapa kau tak pernah mengerti? Mengapa rasanya kau tak pernah menyadari? Betapa aku takut kehilanganmu, Tae?
~~~

Tbc

It's a Tale, So It's a LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang