malam pertama sebelum menikah[1]

31.1K 381 0
                                    

Aku sangat berharap ceritaku kali ini berhasil mencapai target
-1000 vote
Tolong ya bantuan kalian yang membaca tinggalkan vote
1 vote saja aku akan sangat berterima kasih

•••
Beberapa siswa sedang berkumpul dibangku salah satu teman mereka sekedar untuk bercerita ataupun curhat alay tentang cinta

Vesya Aulia Putri harap segera kekantor saat ini bunyi dari speaker diruang kelas XII.IPS

"Eh..sya lo dipanggil tuh" suara tiara teman vesya

Iya gw gak tuli kok jawabku sebal karena panggilan itu menggangguku mengerjakan soal

Dengan terpaksa aku pun pergi keruang kantor meninggalkan teman-temanku yang ku tau tak ada satu pun yang akrab denganku mereka menganggapku cupu dan bodoh
Hei aku tidak seperti itu!!

Tok..tok..tok

Aku mengetuk pintu setelah sampai didepan kantor guruku yang sudah terbuka sedari tadi

"Maaf,ibu memanggil saya ada apa ya bu" ucapku sopan

'Masuk ada yang ingin ibu bicarakan dengan mu"jawab ibu liana wali kelasku dengan suara lembut

Aku melangkahkan kaki menuju kursi kosong didepan meja guruku

"Ibu harap kamu menanggapinya dengan bijak ya nak"ucap guruku itu aku tidak mengerti apa yang dia maksud raut wajahnya tersirat kesedihan mendalam dia memutari meja menghampiriku mengusap lembut rambutku membawaku kedalam dekapannya kurasa tubuhnya bergetar aku sangat bingung dengan perlakuannya

"Ibu dan ayahmu.......em..mereka mengalami kecelakaan,tak sengaja kapal yang mereka tumpangi tenggelam didasar laut" aku terkesiap mendengar perkataanya tak terasa air sudah menggenangi kelopak mataku aku tak dapat lagi membendung air mataku tubuhku lemas pendirianku goyah seketika mendengar kelanjutan ucapan guruku

"Dan mereka tidak terselamatkan ibu mohon kamu yang sabar ya semua ini ujian untukmu"

Aku bisa menerima ujian matematika fisika atau yang lain tapi tidak untuk ini ujian ini terlalu sulit untuk ku

"Ini tidak mungkin bu,mereka tidak mungkin meninggalkanku" aku berucap

Aku melepas dekapan guruku melarikan diri dari kantornya mencari keberadaan ibu dan ayahku aku tau seharusnya aku tidak bersikap seperti itu padanya tapi aku tidak tahu lagi aku tidak perduli yang kupikirkan sekarang hanyalah orang tuaku

°°°
Aku melihat wajah ibuku orang yang telah melahirkanku dengan susah payah,wajahnya pucat matanya tertutup rapat tubuhnya tak bergerak sedikitpun

"Ibu vesya mohon bangun bu vesya gak mau ibu pergi" lirihku kenapa ini terjadi padaku?hidupku sudah hancur sebelumnya dan tuhan mengambil orang yang selama ini menjadi alasanku menjalani hidup
Aku melihat jasad disampingku seorang ayah yang tak lelah bekerja untuk menghidupiku

"Ayah..ayah juga bangun temani vesya ayah jika ayah pergi vesya sendirian ayah bangun"

Aku terduduk lesu dilantai memegangi betisku mengeluarkan air mata sejadi-jadinya aku belum sempat membahagiakan mereka selama ini aku membuat mereka susah

°°°

Setelah pemakaman kedua orang tuaku aku tak berniat untuk pulang kerumah aku ingin berada dikedua makam orang tuaku menemani mereka tapi seseorang menyampaikan padaku om haslan dan istrinya menungguku dirumah

Setelah sampai dirumah aku melihat sudah ada om haslan adik kandung ayahku dan istrinya

'Mulai sekarang kamu gak akan tinggal didesa lagi,kamu ikut om dan tante kerumah om dikota jakarta yah" ucapnya yang tidak begitu kutanggapi aku lelah!!

Aku mengedarkan pandangan menangkap tatapan tak suka dari mata delia istri om selama ini dia memang tidak suka kepadaku semenjak kejadian itu

"Tidak..om aku akan tinggal disini saja" jawabku mengerti dengan arti tatapannya

Kulihat senyum kemenangan terukir dibibirnya sedetik setelah aku menjawab ucapan om yang sesuai dengan keinginanya

",Tidak vesya..kamu harus ikut om tidak mau kamu disini sendirian apa kamu tidak ingin bertemu dengan axel lagipula axel merindukanmu dia sangat sayang padamu" om melanjutkan perkataannya ngotot memaksaku ikut

"Bukan begitu om,aku juga rindu dengan dede axel jika aku ikut om bagaimana dengan sekolahku sedangkan sebentar lagi aku akan lulus" senggahku aku tidak ingin axel kesayanganku melihatku lemah seperti ini

"Urusan sekolah kamu tenang saja om akan carikan sekolah baru untukmu disana" jawab om tetap ngotot

Tapi om...

"Tidak usah tapi-tapian sekarang cepat kemasi barang-barangmu kita akan berangkat sebentar lagi" perintahnya yang tidak bisa kubantah lagi aku kekamar mengemasi barang-barangku seperti perintahnya
Aku tau pasti saat ini sang ratu itu memasang wajah cemberut dan kekesalan terhadapku

°°°
Setelah perjalanan yang lumayan jauh kami sampai dirumah om haslan
Kulihat axel yang sudah bertumbuh besar dari sebelumnya sedang berlari kearahku yang sedang berjalan kearahnya sambil menyerukan namaku

"Kak...vesyaaaaa" serunya aku duduk berjongkok merentangkan kedua tanganku dan axel menyambutnya dengan memelukku aku membalas pelukannya mencium pipinya berulang

"Axel kamu sudah besar sekarang dan kamu semakin tinggi"ucapku melepas pelukan kami

"Tentu..aku kan sudah sekolah jadi aku tinggi dan pintar" ucap axel dengan lucunya

Hingga aku tak tahan untuk mencubit pipi tembem axel dengan gemas

"Ayo kak kita masuk biar aku yang bawa koper kaka pasti kakak lelah" ajaknya tangan kecilnya merebut koper yang kupegang,aku sangat bangga dengan pangeran kecilku ini

"Axel biarkan bibi imah yang bawa koper vesya" ucap delia akhirnya dia membuka suara setelah tak bersuara sedari tadi

"Gak mah..aku kan kuat aku saja yang bawa bibi imah pergi kedapur aja siapkan makanan untuk kak vesya" jawab axel tanpa rasa bersalahnya

"Bibi siapkan makanan untuk kakakku ya" suruh axel pada bibi imah yang segera kedapur menyiapkan makanan untukku

"Axel biar kakak saja ya,yang bawa nanti kalo kamu capek terus sakit gimana gak bisa masuk sekolah kan" ucapku pada axel yang setengah membawa koperku masuk kedalam rumah yang tidak terlalu luas ini

Iya betul kata kak vesya biar papah saja yang bawa suara haslan

Tidak om biar aku saja ucapku merebut kopernya

Emangnya ini istana apa tamu seperti ratu saja sela delia berlalu pergi dari kami
Emangnya sang ratu ini sombong banget gak punya perasaan kali,bukannya tamu adalah raja mesti diperlakukan dengan baik bukan ya sudahlah aku tidak memperdulikannya

Kulihat kearah om haslan dengan ekspresi kaget tak menyangka jika istrinya bisa berkata seperti itu

Maafkan tante mu ya vesya

Tidak papa om jawabku

°°°

Aku memasuki ruangan yang sekarang sudah menjadi kamarku,kamar yang tidak cukup luas namun nyaman untuk dipakai

Setelah menyimpan bajuku dilemari aku kekamar mandi untuk membersihkan diriku

Kulihat kearah kaca jendela yang memperlihatkan sekitar rumah yang sudah menggelap
Sepertinya aku harus tidur sekarang
Tapi sekelebat bayangan yang menyatakan takdir bahwa kedua orang tuaku meninggal aku mulai menangis lagi









Jangan lupa tekan bintang jika ini menarik

Malam Pertama Sebelum Menikah(Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang