Athaya berjalan menuju lokernya sendirian. Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Setelah ini ia akan pergi ke mal bersama keenam sahabatnya sesuai janji kemarin. Hari ini ia mendapat dua teman baru. Lumayanlah, pikir Athaya.
Setelah selesai memasukan buku paket yang tadi ia pinjam di perpusatakaan, Athaya berderap menuju mobil berwarna merah yang terparkir rapi di depan gerbang sekolah.Yah, mobil itu milik Azzani dan ia sendiri yang mengendarainya. Diantara mereka bertujuh, baru Azzani yang diperbolehkan oleh orang tuanya untuk mengendarai mobil. Orang tua Azzani memang selalu memanjakannya. Apapun yang Azzani minta pasti akan selalu dikabulkan oleh orang tuanya.
"Lama banget, sih," semprot Hervina yang duduk di jok penumpang depan.
"Et dah, sabar dikit kek. Gue kan ngantri dulu," sahut Athaya.
Hervina tak membalas lagi. Mobil Azzani pun melaju dengan kecepatan normal.
"Nyalain tape-nya, dong. Sepi amat kayak kuburan," ujar Amara.
"Hati lo tuh yang sepi kayak kuburan," celetuk Thalita sambil terkekeh.
"Enak aja, gue gak se-mengenaskan itu juga kali," balas Amara sewot.
Hervina mulai menyalakan tape dan memilih-milih lagu. Lagu Stitches yang dinyanyikan oleh Shawn Mendes mulai mengalun. Mereka ikut bernyanyi dengan semangat. Suasana dalam mobil pun menjadi berisik sampai Azzani tidak fokus menyetir.
Setelah lagu selesai, Amara menjerit yang membuat semuanya menutup telinga rapat-rapat, terlebih Athaya dan Elena yang berada disebelahnya.
"Aaaa, Shawn bebeb guee tercintaa," ujar Amara dengan girang.
Dua jitakan dari Athaya dan Elena mendarat mulus di kepala Amara. "Sakit telinga gue woy! Kalau telinga gue budek gimana? Mau gantiin telinga gue, hah?" Ujar Elena sebal.
"Dih, gitu aja marah. Kepala gue juga sakit, keles."
"Ma, pernah berdiri deket speaker gede kayak buat dangdutan gak? Rasanya gimana?" Tanya Asyifa yang berada dibelakangnya.
"Pernah. Rasanya telinga gue kayak yang pengen budek," jawab Amara.
"Nah, suara lo itu kayak speaker itu, Ma. Bikin telinga kita pengen budek."
"Oh, gitu ya."
"Iya, makanya sadar diri!" ujar semuanya berbarengan yang membuat Amara memajukan bibirnya sebal, sedangkan mereka tertawa lepas.
*
Setelah sampai di mal, tujuan pertama mereka adalah toko buku. Thalita, Elena, dan Asyifa menuju rak buku-buku sekolah. Sedangkan Athaya, Amara, Azzani, dan Hervina menuju rak novel. Mereka sibuk sendiri-sendiri memilih buku yang ingin dibeli. Setelah memilih-milih buku yang menurutnya menarik, mereka pun berderap menuju kasir untuk membayar.
Tujuan selanjutnya adalah bioskop. Mereka sepakat ingin menonton Ada Apa Dengan Cinta 2 yang pemeran utamanya adalah Nicholas Saputra dan Dian Sastrowardoyo.
"Gila, friendship goals banget," ujar Hervina. Mereka baru keluar teater.
"Baper parah," tambah Elena.
"Gue pengen deh, kita sahabatan kaya mereka, dari zaman sekolah sampai mereka pada lulus kuliah. sampai nikah, pula," kata Amara dengan mata berbinar.
"Iya gue juga pengen kali. Pokoknya mereka itu selalu ada di saat salah satu dari mereka membutuhkan sandaran. Gue harap, kita juga kayak mereka, ya," sahut Athaya.
"Amiin," jawab mereka berbarengan.
"Yaudah deh, kita cus aja nyari makan. Cacing-cacing kesayangan gue udah pada kompromi nih, hehehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendship Shattered [Telah Dibukukan]
Fiksi RemajaBagaimana perasaan kalian saat orang yang kita cinta mencintai sahabat kita sendiri? Itulah yang terjadi pada persahabatan Athaya. Yang menyebabkan persahabatannya terpecah.