Chapter 8

1.3K 155 13
                                    

"Aku tidak ingin melihat eomma begini, tapi aku juga tidak rela jika seseorang menyalahgunakan nama Dae-yah. Eomma, mianhaee. Aku menjadi sangat egois dan hanya memedulikan perasaanku saja" Xiumin terus memegang erat tangan eommanya. Bahkan setetes air mata jatuh tepat di tangan eommanya.

"Aku tau apa yang sedang kau rasakan Min" JunMyeon menepuk pelan pundak Xiumin seolah hal itu dapat memberikan semangat untuk Xiumin.

"Aku pergi dulu" Xiumin langsung pergi dari kamar orang tuanya dan entah kemana tujuannya.
~~

"Aku baru tau kalau kau ternyata 'sedikit' berbeda" KyungSoo memandang Chen dengan seksama

"Yaa, aku juga ingin hidup normal. Kau tau, menikah, punya anak dan hidup berbahagia selamanya. Tapi kurasa itu hanya mimpi" Chen memandang KyungSoo dengan senyumannya.

Ia ingat bagaimana KyungSoo mengatakan bahwa SeNa adiknya telah jatuh hati pada Chen. Dan itu juga yang membuat KyungSoo menjaganya. Perasaan tidak enak menghinggapi Chen, kalau boleh jujur sebenarnya Chen pun mulai jatuh hati pada SeNa tapi ia ingat bahwa SeNa adalah tunangan Hyungnya, Xiumin.

"Aku tidak berniat hidup dengan cinta yang diberikan SeNa. Aku hanya ingin hidup sebagai seorang anak dari keluargaku" pernyataan Chen mengalir begitu saja, dan itu sedikit membuat KyungSoo geram. Bahkan ia mengepalkan tangannya, buku-buku tangannya terlihat jelas. Ia tau Chen bukan lelaki normal tapi setidaknya, tidak ada yang boleh mencampakkan adik kesayangannya.

"Memangnya kau anak seperti apa dikeluargamu? Hingga kau hanya ingin hidup didalam keluargamu?"

"Apakah selama belasan tahun hidupmu, kau masih tidak merasa hidup diantara mereka? Ayolah, kau seorang lelaki!" KyungSoo mungkin menganggap itu sebagai guyonan belaka tapi bagi Chen kata-kata itu telah dengan tepat mengenai ulu hati Chen. Menyakitkan? Memang!

"Hyung tolong jangan beritahu SeNa ataupun Xiumin hyung tentang keadaanku yang sebenarnya. Aku hanya tidak berniat hidup dengan rasa kasihan semua orang, karena itu sangat menyakitkan." Chen mulai menutup matanya, ia mencoba tidur setelah melewati semua kejadian dalam waktu beberapa jam.

KyungSoo hanya menatapnya penuh tanya, apakah hidup lelaki ini begitu menyakitkan hingga ia sangat terlihat rapuh sekarang? KyungSoo akan mencoba mencari tahu.
~~

Burung-burung dipekarangan rumah SeNa sudah berkicau sejak tadi, dan SeNa hanya menatap mereka dengan lurus. Sekarang pikirannya masih tertuju pada Chen. Pria itu, orang yang telah membuat SeNa merasakan dua cinta bersamaan membuatnya khawatir. Pasalnya sang oppa memberitahunya bahwa Chen ada sedikit masalah dan ia sekarang berada di pelabuhan Mokpo. Apa itu masalah besar? SeNa ingin sekali menemui Chen tapi oppanya melarang, karena oppanya yang akan menjaga Chen.

"Aku berharap kau baik-baik saja. Dan masalahmu cepat selesai karena aku merasa khawatir, Chennie-yah" SeNa berbicara dengan tatapan lurus.
~~

*TingTong*
Bel rumah itu terus berbunyi. Kakek itu dengan sabar berjalan menuju pagar.

"Sebentar" ujarnya seraya membuka pagar

"Ka..kau siapa?" Kakek itu terkejut ketika melihat sosok pria dengan jas hitam rapi.

"Apakah benar ini rumah Chen?" Ujarnya

Pria berjas hitam itu adalah Xiumim. Dia mencari alamat rumah Chen dari orang HRD. Dan disinilah dia sekarang, duduk bersila bersama seorang kakek tua.

"Chen semalaman tidak pulang" kakek itu berkata seraya memberikan Xiumin secangkir teh

"Apa maksudmu haelboeji?" Xiumin benar-benar kaget, lantas dimana dia harus mencari keberadaan pria brengsek itu?

"Apakah Chen pergi ke rumah orang tuanya?" Jujur, selama mereka saling mengenal Chen lah orang yang banyak tau tentang Xiumin ketimbang dirinya. Bahkan alamat rumah Chen pun ia mengetahuinya melalui HRD.

Sungguh sebenarnya mereka sangat jauh, meski Chen terlihat dekat. Hanya Chen yang terlihat dekat tidak dengan Xiumin. Begitu realita hubungan mereka yang sebenarnya.

"Chen dibuang oleh keluarganya. Bahkan sekarang dia ke Korea hanya untuk mencoba kembali ke kehidupan keluarganya" penuturan sang kakek telah menampar Xiumin dari kehidupan. Ternyata Chen tidak selicik yang dia kira.

"Aku memberinya sewa ditempatku hanya karena kasihan padanya. Meski sejak dia tinggal disinipun aku sangat terbantu, karena dia mau menjagaku" kakek pemilik rumah itu meminum tehnya.

"Kalau begitu aku pamit pergi haelboeji. Aku harus menyelesaikan beberapa masalah. Dan saat dia pulang nanti katakan padanya aku menunggunya di kantor" kakek itu tersenyum, Xiumin lantas mengemudikan mobilnya menuju kantornya.
~~

Mendung membuat langit malam kota Seoul bertambah gelap. Chen hanya menatap langit itu setelah ia turun dari mobil KyungSoo. Mereka berada di depan rumah KyungSoo sekarang.

"Chennie-yahh" SeNa terlihat sangat senang dan langsung memeluk Chen dengan erat. Chen sendiripun terkejut dengan perlakuan spontan SeNa yang dirasa agak kelewat intim. Tapi, Chen pun tak dapat membohongi dirinya sendiri, ia mulai membalas pelukan erat SeNa dengan cinta. KyungSoo hanya memandangi adiknya yang terlihat senang.

"Ku harap kau tidak salah tentang cintamu SeNa-ya" batin KyungSoo tatkala melihat mereka berdua berpelukan.

"Aku pulang dulu" Chen melonggarkan pelukan mereka, sontak SeNa memandangi Chen dalam dan baru disadarinya bahwa wajah Chen terdapat beberapa luka. Ia terlihat seperti abis kalah dalam sebuah pertarungan. Apakah SeNa benar?

"Chen, wajahmu..." Chen menghentikan tangan SeNa yang hampir memegang luka dipipinya.

"Naneun gwaenchanha" ia tersenyum lantas menjauh dari SeNa dan mulai melambaikan tangan kepada SeNa dan KyungSoo

"Aku pulang. Kalian tidurlah. Hyung, gomawo" setelah mengucapkan itu Chen mulai berlari kecil (lari khas Chen) dan menghilang.
~~

"Haelboeji. Mianhae, aku tidak pulang kemarin" Chen tersenyum sembari membawa beberapa ramen.

"Kau membuatku khawatir saja. Ohiya Chen, tadi ada seorang lelaki yang mungkin seumuran denganmu, dia mencarimu tapi kau tidak pulang jadi dia menyuruhmu ke kantor jika kau sudah pulang" Chen langsung tau siapa lelaki yang disebutkan oleh si kakek dan ia pun langsung berlari menuju kantor.

Jujur sekarang tengah malam, apa mungkin Xiumin masih dikantor hanya untuk menunggunya. Perasaan ragu mulai menghinggapi hatinya. Mungkin Xiumin sudah pulang karena terlalu lama menunggu Chen.

Rasa kecewa mulai membuat Chen putus asa. Tidak mungkin ia akan ke rumah Xiumin jika benar pria itu sudah pergi dari kantor, tidak mungkin. Kejadiaan kemarin membuat Chen sedikit takut untuk mendekati keluarganya lagi.
~~

"Hyunggg~" Chen berteriak, seluruh kantor sudah gelap. Memang Chen dapat masuk ke kantor dengan kunci duplikat khusus cleaning service tapi tidak mungkin Xiumin masih berada didalam kantor yang seluruhnya telah gelap. Tidak mungkin.

"Umin hyung aku terlambat" Chen mulai kehilangan semangatnya  ia duduk dilantai dengan menundukkan kepala.

"Kau terlambat Chen" suara seseorang membuat Chen mendongakkan kepalanya, Xiumin masih berada dikantor. Dan ia nyata.

"Hyung, kau masih menungguku? Kau menungguku?" Ada perasaan senang saat tau Xiumin lebih memilih menunggu Chen

"Tentu. Ada beberapa hal yang harus kita bicarakan. Tapi sebelum itu, ayo kita cari tempat kurasa disini semakin dingin" mereka keluar dari kantor perusahaan Suho Corp. Mereka menuju taman kota. Tempat yang mungkin bagi mereka cocok untuk berbicara face to face
~~

"Jadi, kenapa dengan wajahmu?" Xiumin ternyata sadar dengan muka bonyok Chen

"Aku hanya memiliki sedikit masalah"

"Kau memang orang yang bermasalah Chen" tawa mereka berdua pun membahana dipenjuru taman

"Emm, darimana kau kenal Jong Dae?" Pokok permasalahan mereka telah mereka mulai bicarakan

"Aku dulu.....

Bersambung

•••

Tinggalkan jejak please!
Vote and comment ^_^

2 September 2016
@Myanoey_Kim21

EveryTime [Chen Exo Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang