Meminang di atas pinangan orang lainmemang tidak di perbolehkan, tapi apa masih berlaku apabila pinangan pertama sudah tidak ada? Dengan katalain, tidak di lanjutkan atau di batalakan?Apa masih tidak di perbolehkan? Dan itulah yang fahmi lakukan akhir-akhir ini.
Ia termenung di beranda rumah istrinya rina, semilir angin sepoi-sepoi dari hijaunya pohon meemaninya pagi ini ,fahmi sedang menunngu kedua mertuanya berkemas. Ia memang menyukai udara di sini sejuk dan masih asri, jauh dari hiruk pikuk bisingnya kendaraan berbeda dengan rumahnya.
“cep fahmi.. ibu, sama bapak udah siap berangkat. Kamu sususl rinagih,, tadi pamit sebentar katanya mau ziarah ke kuburan eyangnya . tapi sampai sekarang kok belum kembali ya?”
“oh baik bu, kalau begitu arah nya kemana? Biar saya yang nyusul”
“dari sini lurus aja, belok kiri terus lurus lagi kemudian belok kanan dari sana udah masuk block pemakaman.”
“oh iya, saya pergi dulu bu. Asaalamu’alaikum…”
Fahmi berjalan di jalan setapak sesuai arah yang ibu mertuaanya katakan.Akhirnya sampai di tanah luas dan sepi, khas pemakaman. Hanya suara angin dan pohon bamboo yang saling beradu bersuara’ kreket-kreket’ juga hamparan puluhan batu nisan.
Alih-alih mencari rina istrinya, ia malah merinding, roma bulu kuduknya berdiri seakan enggan mencari, malah membayangkan kalau ia berada di sana malam hari pasti sangat mengerikan.Kesadaran nya kembali saat mendengar sseorang menangis. Akan tetapi rasa takut tak menghalanginya, apalagi inikan siang hari kalau ia kembali dengan tangan kosong, malu sama mertuanya dan juga rina,rina “ malah ziarah sendirian kesini,” pikirnya. Bisa saja yang menagis itu istrinya. Ia memberaniakn diri maju 10 langkah kedepan dan terhenti ketika melihatseseorang yang di kenalnya menangis sesenggukan di atas batu nisan.
Ya, tak salah lagi itu rina istrinya,hatinya menegaskan tatapi kenapa iabisa sampai menangis seperti itu kalau itu hanyalah kuburan eyangnya? Fahmi penasaran, dan sesedikit berjalan tanpa suara untuk melihat nama di batu nisan tersebut.tanpa sepengetahuan rina bahwa fahmi sedang berada di belakangnya.
Fahmi tercengang saat melihat melihat ukiran nama batu nisan tersebut. Aa?ardi, tunangan rian yang meninggal 3 tahun yang lalu. Pantas saja istrinyamenangis, mungkin rina masih mencintainya. Palagi sebelumnya mereka akan menikah.namun gagal karna calon pria kecelakaan.
“rin , ayo pualng, kedua orang tua mu sudah menunggu” suara fahmi mengagetkan rina, reflex ia langsung menghapus air matanya yang berderai.
“ha-eu, eh mas fahmi. Maaf nunggu lama, dari kapan ada di situ?
“baru aja kok” tak ada kata lain, selain hanya itu yang fahmi ucapkan . rasanyaia ingin menghapus air mata istrinya, namunpada kenyataanya ia hanya mampu memandang dengan rasa kasihan. Kemudian mereka kembali, ke kediaman fahmi dengan membawa kedua orang tua rina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikmah Biru
RomanceTentang sebuah cinta di masalalu yang masih mengekang perasaan keduanya.