Don't Touch Me. Extra Part

670 42 8
                                    

Yuhuuu... Extra Part udah jadi. Mari baca, jangan lupa VOMMENT yah.

"Hei! Kau masih merindukannya? "Tanya namja tampan berambut hitam pekat
"Entahlah. "Jawab SungJae kemudian menghela nafas frustrasi. "Kau tidak bisa seperti ini, pasti dia akan kecewa jika melihatmu seperti ini. "

Semenjak kejadian itu, SungJae akhirnya menutup diri. Ia selalu membuat dirinya sibuk dengan segala hal, walaupun hal itu tidak begitu penting. SungJae Sengaja melakukannya agar ia tak Punya waktu untuk memikirkan Joy, namun seberapa banyak SungJae melakukan hal untuk lari dari perasaan ia takakan pernah berhasil.

Yah, seperti itulah Cinta. Semakin kau mencoba berpaling, maka rasa itu akan semakin mengurungmu. Sejauh apapun kau berlari kau akan tetap terjerumus ke dalamannya.

Kini SungJae tengah berada di sebuah cafe sederhana namun terkesan nyamam di temani secangkir cokelat panas yang sendari tadi di pesannya. Sementara pandangannya menyusuri orang-orang yang sedang berlari mencari tempat berteduh. Yah di luar sedang hujan.
Sudah 4 tahun setelah kejadian hari itu, hari dimana SungJae lepas dari phobianya dan melepaskan ke pergian Joy untuk selamanya. Dan selama itu SungJae menjadi pribadi yang tertutup, walaupun sekarang dia telah sukses dengan usahanya sendiri. Tetap saja rasa bahagia itu tak sempurna tanpa gadis yang selalu menyemangatinya ketika dia putus asa, tanpa gadis yang telah membelanya di saat ia di hina oleh temannya.

Kenangan itulah yang membuat SungJae tak bisa melupakan Joy. Walaupun banyak gadis yang mungkin lebih baik namun menurut SungJae Joylah yang terbaik. 4tahun berlalu masih belum cukup untuk menyembuhkan luka di hatinya, masih sangat belum cukup.

"Berapa tahun lagi agar luka ini sembuh, Joy-ah. "Lirih SungJae tanpa berpaling menatap jalan dan meneguk cokelat panasnya sedikit demi sedikit.

SungJae tak tahu dengan pasti, apakah luka ini akan sembuh atau bahkan semakin sakit. Entahlah! Tapi yang jelas SungJae telah berusaha Menyembuhkannya. Jika memang luka ini tidak bisa sembuh walaupun memakan waktu berpuluh-puluh tahun, SungJae tak apa, setidaknya dia telah berusaha.

Teringat kembali ketika Joy merengek memintanya untuk bermain di tengah derasnya hujan. Awalnya SungJae menolak, namun melihat bagaimana gadis itu memelas dan memperlihatkan wajah yang di buat-buat agar dapat meluluhkan permintaannya. Dan akhirnya SungJae menyerah, dia menuruti keinginan gadis itu untuk bermain basket di tengah hujan.

Mengingat bagaimana imutnya wajah Joy saat itu. Rasanya ingin tertawa terbahak-bahak, namun mulutnya seakan terkunci oleh rasa sakit yang melebihi rasa senangnya.
Mungkin SungJae telah melupakan kapan terakhir kali ia tertawa semejak 4 tahun terakhir ini. Atau bahkan ia lupa caranya tertawa, Entahlah.

Tiba-tiba pandangan tertarik pada sesosok gadis yang tidak jauh dari Cafe yang sedang di tempati SungJae sekarang. Tampaknya gadis itu sedang menunggu taxi.
Gadis berambut hitam panjang,kulit putih yang sangat indah dan tubuh mungil yang dibalut dress putih selutut yang mungkin sudah sepenuhnya basah.

"Joy "nama itulah yang langsung di ucapkan SungJae setelah melihat wajah gadis itu dengan jelas.
Namun rasa ragu merasuk ke dalam pikirannya.

Ia pernah mendengar celoteh temannya, jika wajah kita mempunyai kembaran di dunianya itu, namun apa itu mungkin.

Apa mungkin itu dia?

Atau orang lain yang mirip?

2 pertanyaan yang terus berputar di kepala SungJae. Tapi tak pernah di dapat jawabannya. Walaupun di orang yang pintar namun pertama semudah itu tidak bisa ia jawab. Bagaimana bisa?

Dengan langkah cepat yang terkesan terburu-buru SungJae melangkah meninggalkan cafe itu dan menghampiri gadis itu, mengabaikan air hujan yang dapat membasahi jas mahalnya.

Langsung gadis itu terkejut melihat SungJae langsung berdiri dihadapnya.
"Kenapa? "
"Kau siapa? "Tanya SungJae
SungJae tidak peduli apa yang akan di pikiran gadis ini, gila atau semacamnya. Ia benar-benar tidak peduli. sekarang ia hanya fokus mengetahui identitas gadis ini.
"Kenapa? Jika kau mau berkenalan denganku katakan saja. Aku tidak masalah. "Jawab

Oh tidak. Ini pertama kalinya ia mendengar ledekan itu. Suara dan sifatnya mereka benar-benar sama. SungJae benar-benar bingung. Apa mungkin Joy bangkit Dari Kematian, Tapi hal itu hanya ada didalam cerita saja tak pernah ada di dunia nyata.
Lalu siapa gadis ini?

Tiba-tiba ia teringat dengan perkataan terakhir Joy di surat itu.

Aku pergi untuk kembali.

Apa mungkin Joy telah kembali? Semakin banyak pertanyaan yang muncul di kepala SungJae. Ia benar-benar lebih memilih menyelesaikan soal Fisika yang rumitnya membuat otak hampir keluar dari pada mencari jawaban pertanyaan ini. Ini membuatnya gila.

"Hei! Jangan melamun. "Katanya
Perkataan itu sukses membuat SungJae kembali ke alam sadarnya
"Maaf. Tapi apa boleh aku tahu namamu? "Tanya SungJae
Gadis itu mengangguk. Kemudian menyulurkan tangan dan SungJae langsung membalas
"Namaku, Park soo Young. Biasanya orang memanggilku SooYoung. Kau bisa memanggilmemanggilku seperti itu. " katanya
"Apa boleh aku memanggilmu Joy? "
"Joy? Bagus, khusus untuk mu saja. "
"Terima kasih. Namaku Yook SungJae."
"Salam kenal. Dan aku harus pergi. Bye, SungJae-ah. "
"Tunggu. Nomor ponsel mu? "

"Terima kasih. "Kata SungJae tersenyum.

"Kau kembali, Joy-ah. Kali ini aku tak akan membiarkanmu pergi lagi. " lirih SungJae

Kau kembali, Joy-ah. Terima kasih.

Saranghaeo Joy, Park SooYoung.

End.

Salam
Srhy Taec.

Don't  Touch Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang