Don't Touch Me Part. 3

493 57 2
                                    

Jangan mengecewakan author, jangan pergi begitu saja, jangan lupa VOMMENT.

Tiba-tiba terdengar suara motor yang melaju dengan kencang. Dan motor itu melaju kearah mereka atau lebih tepatnya kearah Joy.

Sontak SungJae terkejut, rasanya ingin menarik tangan Joy menjauh dari tempatnya namun hal itu sangat sulit di lakukannya.
Semakin ia mencoba meraih tangan Joy, getaran tubuhnya semakin kencang.
Hingga motor itu sudah mengenai Joy. Dengan cepat SungJae menghadapi Joy yang sudah tergeletak tak berdaya, dengan darah yang bercucuran keluar dari kepalanya dan bagian tubuh lainnya.
"A-apa apa yang Ku-kulakukan. "katanya. Lagi-lagi ia tak bisa menyentuh Joy.
"Tolong. . . Tolong. " teriak SungJae dengan kerasnya, dengan cepat orang-orang yang mendengar teriakan SungJae langsung menghadapi SungJae dan mendapati seorang gadis cantik bercak merah menghias tubuhnya.
Melihat orang-orang menhapirinya. SungJae segera menjauh dari tubuh Joy, pasti kalian tahu apa alasannya.

Kini SungJae sedang berada di depan pintu kamar Joy di rawat, dengan langkah gonta-ganti SungJae terus berjalan bolak balik disana dengan perasaan persalah dan juga khawatir yang amat sangat.
Lagi - lagi ia tidak bisa menyelamatkan Joy, benar yang dikatakan orang lain terhadapnya. Joy tak akan aman jika berada di sekitarnya. Jangankan Joy ibunya juga tak bisa ia selamat saat ia berjalan-jalan dengan ibunya, hingga akhirnya ibunya pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan seorang berbaju putih dari sana. Dengan cepat SungJae menghadapi orang itu.
"Bagaimana dengannya, dok?" Tanya SungJae di tengah rasa Khawatir menyelimutinya.
"Aku tidak bisa memastikan dengan baik. Kita liat saja setelah ia sadar nanti. "Katanya dengan nada pasrah.
"Apa maksudmu dok? Jangan membuatku takut. " bentak SungJae "kita akan lihat perkembangannya nanti setelah ia sadar. Karena pendarahan di kepalanya terlalu parah. "Katanya sebelum pergi dari sana.
"Dasar dokter bodoh. Kenapa dia tidak bisa memastikan keadaan Joy. Lalu untuk apa pendidikan tingginya jika dia tidak tahu keadaan pasiennya. "Umpat SungJae bersamaan dengan air matanya tumpang begitu saja.
Sekarang ia tak berani menatap gadis itu, ia terlalu malu untuk itu. Apa yang sekarang ia lakukan, jika boleh SungJae ingin memberikan nyawanya untuk Joy, gadis itu pantas untuk hidup. Tidak seperti dengannya, seharusnya ia tidak di beri kesempatan untuk hidup.

Tiba-tiba SungJae mendengar suara Joy, walaupun samar namun SungJae dapat mendengarnya bahkan mengetahui pemilik Suara itu.
"Joy? " guman SungJae memberhentikan tangisnya kemudian beranjak dari sana dan masuk ke dalam ruangan itu.
"Joy? " kata SungJae sambil memperhatikan tubuh Joy mencari tanda-tanda jika suara tadi adalah milik Joy. Namun ternyata salah. Joy masih setia menutup rapat matanya seakan tak ingin bertemu dengannya. Apa tadi Joy sedang mempermainkan dirinya. Jelas saja ia mendengar suara gadis itu, tapi kenapa sekarang seperti ini?
"Joy ? Apa kau marah kepadaku? " guman SungJae Masih dalam Posisinya
"Jika tidak kenapa kau masih tak mau membuka matamu? " lanjut SungJae

Satu minggu berlalu, Joy juga masih enggan membuka matanya. Tentu saja hal itu membuat SungJae semakin bersalah, tiap jam rasa bersalahnya kepada Joy semakin bertambah jika Joy masih tak membuka matanya.
"Joy-ah, apa kau sedang bermain denganku? Jika memang ia maka hentikan sekarang juga. Aku mengaku kalah. " kata SungJae Yang duduk di samping kasur tempat tubuh Joy di letakkan.
Dengan pandangan yang redup SungJae terus menatap Joy berharap gadis itu mau membuka matanya.
"Joy? Aku merindukanmu! Kau tahu banyak anak kampus mengejekku. Jadi bangunlah dan Pukul mereka Untukku. "Kata SungJae sambil memperhatikan senyuman sendunya
Kini saatnya Joy untuk pergi ke kampusnya dengan langkah pelan ia meraih tas dan bergegas untuk pergi dari sana.
TBC
Salam
Srhy Taec

Don't  Touch Me [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang