** Teeeeeeettttttt….
Bel berbunyi itu tandanya pak Bashar harus menghentikan kegiatan mengajarnya di kelas 9F, walaupun tampak kesal guru agama itu keluar dengan wajah terpaksa. Sontak murid-murid bersorak sorai penuh kemenangan karna terlepas dari pelajaran yang menurut mereka membosankan sekaligus menegangkan.
Berbeda dengan syifa, ia sangat menyukai sekali pelajaran itu, Ya..Pendidikan Agama Islam dimana ituakan mendididik akhlaq dan membentuk kepribadian bagi anak seusianya, sebagaimana Rosululloh Saw. Saat pertamakali datang ke makkah beliau tidak langsung berdakwah namun menyempurnakan dulu akhlaq orang-orang quraisy yang pada waktu itu sedang bodoh-bodohnya, atau bisa disebut jaman jahiliyah.
Tak seperti teman-teman lain syifa anak lugu dan polos, ia tak pernah mengenal bolos atau pacaran seperti anak Abg pada umumnya alias kurangpegaulan.Meskipun teman-teman nya bilang begitu tapi syifa tetap pada pendiriannya.” lebih baik kuper, kalau dalam kejelekan karna tidak membuahkan manfaat.”
“Ini udah istirahat nih fa, rajin amat. kekantin yuk? Lo ngerjain Lks mulu” kata intan teman sebangkunya syifa.
“kamu duluan aja, males ke kantin nih”
“ya udah gue duluan yah, bye…” intan berhambur keluar kelas beserta teman-teman lain. Sebenarnya syifa bukan tidak mau kekantin namun mengingat uang saku hariannya, dia lebih baik banyak menabung untuk keperluan sekolah yang lainnya, maklum syifa berasal dari keluarga yang berkecukupan tidak seperti teman-temannya yang berasal dari kalangan menengah ke atas, syifa bersyukur masih bisa sekolah di smp favorit.
Untuk merenggangkan persendian karna dari tadi duduk terus di bangku, syifa keluar untuk sekedar jalan-jalan dan menghirup udara segar kemudian duduk di undakan tangga. Di luar iamenyendiri, sementara teman-teman lain ada yang menggerombol seperti geng, ada yang berpacaran, dan ada juga yang kumpul ngegosip. Bukannya tidak banyak teman namun syifa memilih sendiri lebih baik.
“gak gabung sama yang lain?” seorang murid laki-laki mendekat. Syifa coba mengingat-ngingat namun bukan teman yang ia kenal sebelumnya. Tanpa syifa jawab Murid Laki-lai itu sudah duduk di sampingnya. Kemudian mulai memperkenalkan diri,
“namaku Riyan, anak baru disini pindahan dari bandung. “ sambil mengulurkan tangan. “oh anak baru ternyata, pantas saja tidak pernah melihat sebelumnya.” Gerutu syifa dalam hati. Ia segera menyalami uluran tangan riyan. “aku syifa kelas 9F, kamu kelas nya dimana?
“hehe aku juga belum tau mau tinggal di kelas mana, tadi jemputannya kesiangan makanya baru nyampe pas istirahat ke sini” jawab riyan sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.
“ohh…” respon syifa singkat, menurutnya baru kali ini ada anak baru yang so akrab, yang lama aja jarang-jarang akrab kaya gitu kecuali intan.
“udah mau masuk nih, aku ke kantor dulu yah, mau urus registrasi. Makasih syifa..” tanpa di jawab syifa, riyan sudah berlari–lari kecil menuju ruang kantor. Syifa hanya menaikkan alis sebelah sambil melihat punggung riyan.
*** di kelas
Intan dan teman-teman yang lain sudah pada masuk, ngomong-ngomong mereka lagi ngebahas topic terhangat, kaya ibu-ibu gossip. Tanpa peduli syiga langsung duduk dan membuka buku pelajaran yang akan masuk setelah jam istirahat.
Intan langsung mengoreksi syifa yang tanpa peduli dengan keadaan, bukannya ikut nimrung malah buka buku secaramanusiawi pastidong harus ada rasa penasaran tentang yang di gosipkan taman-tamannya.”heh fa, tau gak ? hariini ada murid baru loh, yang akan masuk kelas kita dan katanya handsome, keren, tajir, anak kota gituh.. anak-nak lain udah pada tau, mereka juga udah pada lihat orangnya,pas waktu istirahat tadi, ah sayang sekali tadi aku ke kantin.
“iya tau, tadi juga liat.” Jawab syifa singkat karna tidak tertarik dengan gossip itu.
“wah..lho kok gak ngasih tau gue sih ?”
“mana saya tau, itu murid baru udah nyamperin sendiri, trus ngenalin diri sendiri tanpa di suruh”
“ya ampunn.. sejauh itu lho fa, kalo jadi gue ya, itu kesempatan banget buat Pdkt, gak bakal gue sia-siain deh.” Syifa mengangkat kedua bahunya pertanda tidak peduli. Intan malah bicara panjang lebar dan blab bla bla…”lah cewek emang suka gitu kalo liat yang ganteng dikit, eh emangnya aku bukan cewek ya? Haha ” syifa hanya bisa ngomen dalam hati sementara mulutnya memilih untuk diam tanpa kata.
“selamat siang anak-anak” sontak ucapan itu membuat para siswa diam dari riuh kegaduhan kelas. Rupanya pak Tatang Antonio guru matematika itu sudah masuk kelas, di susul seorang murid laki=laki yang tak asing bagi syifa karna sudah pernah berkenalan sebelumnya. “oke.. ini riyan, pindahan dari smp 1 Bandung. Untuk lebih jelas silahkan riyan perkenalkan dirimu.”Tanpa basa-basi langsung saja anak itu memeperkenalkan diri.
“hai saya riyan, saya berasal dari Jakarta, kemudian sekolah di bandung di dampingi paman saya yang juga pindah kesini. Saya anak kedua dari satu bersaudara. Terima kasih, apa ada yang ditanyakan?”
Murid-murid lain terutama murid perempuan masih pada memandangi ke elokan paras riyan yang putih bersih dan mempunyai lesung pipi di sebelah kanan. Rambutnya yang lebat hitam dan tubuhnya yang tinggi khas anak kota. Banyak yang entahdi sengaja atau tidak murid-murid bertanya macam macam seperti:
“kenapa pindah?”
“tanggal lahirnya berapa?”
“nomor hp nya berapa?”
“udah punya pacar belum?”
“nomor sepatunya berapa?”
“di sini tinggal di daerah mana?”
Dan buset deh kalau di catat itu pertanyaan dari anak-anak buat riyan bisa nyampe 20 hampir semua pada bertanya kecuali syifa dan mungkin ada beverapa yang lain, bahkan ada juga yang bertanya sebagai bahan candaan.hingga suasana kelas ramai layaknya di pasar.
Pak tatang menegur “sudah-sudah jangan ribut, riyan.. jawab saja yang sekiranya di perlukan tidak usah semuanya” riyan melanjutkan jawabannya.
“saya lahir tanggal 4 januai 1995, disini tinggal daerah deket sini tapi belum pasti, karna baru hari ini saya datang kesini, kemudian alasan saya pindah,karna ingin belajar terutama mendalami agama islam, di kota tasik ini yang terkenal sebagai kota religious, saya masih single dan nomor hp 082320xxxxxx
“jawaban yang bagus” sahut pak tatang. “kamu bisa duduk di sebelah yana,silahkan”
“terima kasih pak”
Sementara murid-murid laki-laki masih terbengong-bengong atas alasan riyan pindah kesini, sebuah alasan yang sangat menakjubkan dan tidak pernah terpikirkan untuk para murid seuisianya, murid yang perempuan malah aktif sibuk mencatat nomor si riyan kecuali syifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Terbaik
Teen FictionCerita tentang dunia remaja, persahabatan, kecerdasan, religi dan perasaan