Latar belakang

82 1 0
                                    

Malam sudah larut ,ketika pamannya membuka pintu kamar, riyan masih juga belum tidur.. rebahan dengan mata terbuka, dan melamun atau seperti memikirkan sesuatu bukan karna tempat dan suasana baru ada hal lain, yang membuat ia merasa menemukankehidupan barunya di tempat ini.

“malam sudah larut, yan.. cepatlah tidur, besok kamu kan sekolah. Masih mikirinapa sih? Kangen orang tua mu ya?”

Riyan tersenyum “mm-- iyah paman itu juga bisa jadi, tapi aku ingin mandiri belajar merantau pindah tempat tinggal dan pindah sekolah juga meninggalkan hiruk pikuk kota dan harta, hanya ingin mencari ketenangan hati. Aku piker saat pindah dari Jakarta ke bandung aku akan menjadi pribadi yang lebih baik.Ternyata tidak, semoga disini adalah tempat terakhirku mencari ketenangan itu.”

“aamiin, iyan.. usia kamu masih sangat muda, mengapa kamu sudah memikirkan hal yang kecil kemungkinan dilakukan remaja lainnya, tapi kamu..”

“awal dari kesadaran paman, mungkin Alloh Swt telah memberiku hidayah dengan beberapa pelajaran sebelumnya, aku sudah merasa jenuh dan bosan hidup dengan kemewahan, dan kesepian lebih menyakitkan mana di dekat orang tua, di beri fasilitas apapun yang kita inginkan. akan tetapi merasa terabaikan dengan kesibukan mereka bekerja mencari uang dan kurang memperhatikan anak, atau seperti ini jelas-jelas sekarang jauh dari mereka dan mengejar apa yang aku inginkan.Bukan mencari kesenangan melainkan keridhoan.”

“paman disini hanya bisa mendukung dan menemani kamu riyan,, itu adalah tugas paman dari orang tuamu”

“iya makasih paman, karna paman..riyan di ijinkan papa-mama untuk pindah dari Jakarta, walaupun sekarang mereka belum tau riyan pindah lagi dari bandung, untuk sementara ini jangan di kasih tau dulu ya, lagi pula mereka tidak terlalu bertanya dan memperhatiakan riyan, kalau bukan paman yang setiap minggu laporan kepada mereka tentang kondisi riyan.”

Paman nya memeluk riyan dengan iba dan kasih sayang kebapakkan, “paman sudah menganggap riyan seperti anak sendiri, sabar ya nak.. sudah, kamu segera tidur ya, takut kesiangan besok.”

****

    Pagi harinya, setelah sarapan yangdisiapkan oleh pamannnya riyan berpamitan berangkat sekolah, “iyan,, ini masih pagi baru jam 6.20 mau berangkat sekarang? “

“sebentar paman aku mau ke rumah syifa dulu, biar kita barengan.”

‘iyah, mobilnya sudah siap kok. Nanti panggil saja paman.”

Di depan rumah syifa ***

Tuk tuk tuk “assalamu’alaikum .., syifa?” namun yang membuka pintu ibunya syifa

“wa’alaikumsalam, eh temannya syifa ya? Sebentar sifa nya masih di kamar.Ayo silahkan masuk disini nunggu nya.”

Dengan senyuman ramah ..“iya terima kasih bu.” Kemudian masuk kerumah syifa,

Riyan menunggu di ruang tamu, sementara ibunnya syifa memanggil syifa bahwa ada temannya datang.Tidak lama kemudian syifa keluar, “hai riyan,, mau berangkat sekarang?”

“iya, kamu biasa kesekolah naik apa?”“jalan kaki” jawab syifa

“tapi lumayan jauh.. bareng aja sama aku, di anterin pake kendaraan yuk?”

“mm—mening jalan kaki, sehat loh pagi-pag gini” wajah syifa meyakinkan dengan penuh semangat..

“baik kalo gitu, aku ngasih tau paman dulu ya, biar gak usah di anterin.”

Syifa pamitan kepada orang tuanya dan mencium tangan mereka dengan khidmat, sementara riyan msih melihat tindakan syifa dan keluarganya yang sederhana tapi harmonis.

Melihat riyan yang seperti melmun syifa menegur “riyan, kamu gak ikut pamitan sama orang tuaku? “emm,iy-iya.” riyan pun ikut bersalaman mencium tangan kedua orang tua syifa.

***

Dengan pertama kalinya riyan berangkat sekolah jalan kaki, awalnya merasa malas, namun setelah melihat banyak remaja lain juga teman-temannya yang berasal dari kampung berangkat berjalan kaki, riyan jadi semangat.Mereka berangkat bersama teman-teman yang lain di antaranya, ada budi, intan, dan tian. Sesampainya di sekolah dengan ruang kelas berbeda budi dan tian berpisah, sementara intan, syifa dan riyan satu ruangan.

Sebelum bel berbunyi, murid-murid masih bebas berada di luar, sementara yang ada di dalam ruangan banyak yang menyapa riyan. Di sana banyak yang mencari perhatian riyan terutama intan yang sok dekat dengan riyan, karna sekampung. Contohnya di sepanjang jalan tadi saja riyan asyik mengobrol dengan intan tentang banyak hal, sementara rina lebih memilih diam dan biasa saja terhadap riyan saat di sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sahabat TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang