Iqro

7 1 0
                                    

Ba'da maghrib Syifa lagsung bergegas ke rumah Riyan yang gak jauh dari rumahnya.Tuk,, tuk,, "Assalamu'alaikum riyan?" tak lama, menunggu pintu sudah di buka oleh riyan.

" Ngaji yuk?" ajak Syifa, hening.. riyanbelum merespon, pria itu tampak bingung. " Heii iyaann..!!" Syifa mulai menaikkan oktaf suaranya.

"Eh.. iya iya maaf tapi akuu.." Syifamenyela. "Udah,, ayoo! Memaksa riyan."Aku gak punya baju muslim dan aku gak bisa mengaji" Riyan memelankan nada suaranya, dengan muka di tekuk ke bawah.

"Gakpapa iyaan nanti aku ajarin yuk, soal baju pake aja baju panjang asal sopan. Pake kemeja juga boleh." BujukSyifa , agar Riyan mau ikut dengannya."Jangan lupa bawa alat tulis"

"Tunggu sebentar.." alhasil Riyan berganti stelan kameja dan celana panjang tampak stelan resmi namun telihat cool siapapun perempuan yang melihatnya terpesona dengan face makhluk ciptaan tuhan ini termasuk Syifa yang hanya membenarkan opini tersebut dalam hatinya tapi secara logika ia menolak.

Mereka bergegas memasuki pelataran madrasah yang tak jauh dari rumah,namun tampak sepi.

" Kayanya kita kesiangan deh yann,"celetuk Syifa. Sebelum masuk pintu madrasah terdengar suara pak ustad mendikte kitab

"Terus gimana nih? Riyan tampak cemas

"Gakpapa ayo? Masuk barengan ucap salam." Mereka kompakan mengucap salam, dan masuk namun yang menjawab salam mereka berdua hanyasatu orang yaitu pak ustad dari sekian banyak santri.. entah mereka hanya menonton kedua sejoli itu dengan tatapan heran mungkin karna stelan riyan datang ke madrasah atau karna kegantengan riyan bagi para akhwat yang terkesima.

"Pak ustad perkanalkan ini Riyan.. diamau belajar ngaji disini baru pindah ke kampung ini tad isiang". Syifa menjelaskan. "Oh iya silahkan riyan masuk duduk di jajaran ikhwan, pindahan dari mana kamu?" pak ustad merespon dengan baik kedatangan Riyan

"Dari Bandung pak ustad." Jawab Riyan pendek, namun wajahnya masih tegang takut-takut guru ngajinya itu bertanya lain-lain apalgi menyangkut baca-membaca Al-qur'an.

"Nah kamu ikut-ikutan aja dulu menyesuaikan diri disini, kalau ada yang gak bisa, kamu Tanya-tanya sama santri sini ya,," Riyan lega karna masih ada keriganan dan peluang untuk belajar dari awal. "Iya pak terimakasih"

Sementara Syifa masih di introgasi teman-teman akhwatnya dengan beberapa pertanyaan. "Heii itu siapa ganteng bangeet.."

"Oh jadi itu ya, anak yang pindahan ke kampung kita tadi siang?"

"Ya ampuun kereenn coba dari dulu ngaji disini bisa smangat terus nihngajinya."

"Kamu cepet banget langsung deket sama dia"

"Eh dia belum punya pacarkan, ada nomor hpnya gak?"

"Ekheemm " Mendengar bisik-bisik di antara akhwat tersebut pak ustad langsung melanjutkan pendiktean kitab safinah sementara santri-santri menulis atau istilahnya ngalogat di kitab masing-masing hanya Riyan yang tak memegang kitab disitu ia hanya menulis apa yang ia dengar.

Kemudian di jelaskan satu persatu tentang bab wudhu dan sholat para santri memperhatikan dengan antusias termasuk Riyan, mereka baru memahami akan makna nya niat dan wajibnya bersuci kemudian shalat sebagai umat islam wajib hukumnya karna termasuk rukun islam yang ke 1. Selain itu sholat juga umpama percakapan kita dengan sang kholik, apabila sholat di kerjakan dengan sungguh-sungguh akan mencegah perbuatan keji dan munkar.

Setelah panjang lebar ngaji di tutup dengan shalat isya berjama'ah.Kemudian pulang para santri pamitsalam khidmat kepada pak ustad. "Nah, riyan besok belajar lagi ya disini" kata pak ustad menasehati "ilmu itu wajib di cari apalagi ilmu agama." Riyan hanya tersenyum mengangguk "IshaAlloh pak"

****

Riyan yang duduk dihalaman madrasah karna menunggu Syifa yang masih di dalam ruangan. Tak lama kemudian syifa keluar menghampiri Riyan"Gimana iyyaan.. menyenangkan bukan mendapat ilmu agama? Banyak teman pula" senyum rina lebar dengan pancaran mata yang berbinar. "iya ifaa..aku senang belajar agama disini untuk yang pertama kalinya hatiku merasa tenang dan aku semakin tertarik belajarlebih dalam, aku juga betah di kampung ini padahal baru satu malam selain orang-orang kampung sini baik aku juga punya sahabat kaya kamu, ngajak aku dalam kebaikan. Kalau orang lain itu teman maka kamu adalah sahabat.Ajarin aku ngaji ya secara privat, nanti aku ajarin kamu pelajaran sekolah,kamu ajarin aku pelajaran agama gimana? Deal ya."

"Hi.. iyan aku seneng kok ngajakin kamu, iya nanti kita belajar kamu dan aku sama-sama dapat untung kaya simbiosis mutualisme.. Kamu ajarin aku pelajaran exsak yah?"

Tak lama kemudian teman-teman yanglain keluar dan menghampiri mereka. "yann.. lain kali besok-besok kamu ganti stelan buat ngaji" budi menepuk bahu Riyan seumpama menasehati

"Iya bud,," Dan ketika itu pula Riyan masih di lingkari gerombolan teman-teman nya yang ingin kenalan di antaranya akhwat kebanyakan. Dengan posisi riyan di tengah , sementara dari tadi Syifa meloloskan diri dari riungan itu kemudian pulang terlebih dahulu.

Sahabat TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang