Sore itu

4 0 0
                                    

Seperti biasa syifa hanya bermalas-malasan di tempat tidurnya, iamendapati suara ketukan pintu pertanda ada yang bertamu kerumahnya.

"TOK-TOK-TOK" seseorang dari luar tak sabar ingin segera pemilik rumah membukanya.

"ah,, siapa sih ganggu banget orang rumah sore-sore gini" ia pun membuka pintu dengan rasa malas dan dalam keadaan tampilan yang 'enggak baget'.Sementara di balik pintu seseorang berdiri disana dengan celana jeans dan kaus putih gayanya casual dengan muka cerah dan tersenyum pada syifayang menampilkan lesung pipinya.

"Assalamu'alaikum,, syifaa lagi apa?Aku ganggu gak? Riyan memulai pembicaraan, sementara syifa masih melongo melihat tampilan riyan yang seperti ini dengan paras tampan nya ketika masih memakai seragam sekolah saja banyak cewek terpesona. Apalagi saat ini di depan syifa, reflexs karna malu menyadari keadaan nya sekarang syifa menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan karna malu.

oh..no!" Riyan kenapa kamu tau rumahku.?"

"Kan tadi siang kamu udah kasih tau, terus kamu bilang juga kalau aku perlu bantuan bisa langsung kerumah,"

Tiba-tiba syifa teringat perkataanya tadi siang pada riyan, memang benar iaberkata seperti itu hanya sekedar basa-basi menyambut warga baru yang juga teman sekelasnya, tak berpikir kalau riyan akan bertindak sejauh ini. Eh maksud nya tak berpikir kalau riyanakan menganggapnya serius.

"OOoo iyaa ya,, okke kalo gitu jadi ada perlu apa?"

"mm... jalan-jalan yuk?"

"APA,,? Eh, ,maksudnya kemana?Sekarang?"

"Ya-iyalah sekarang, masa besok!Keliling kampung sini aja gimana? Biar gak asing gitu, soalnya aku kan orang baru disini jadi, siapa tau bisa lebih akrab sama warga sini. Eh buytheway kenapa dari tadi kamu nutup muka ,emang nya kenapa? Ada yang salahsama aku?

"ah- engg,, engga kok gakpapa aku...(Karna malu syifa membalik, memunggungi riyan). eh pokonya tunggu aja aku mau siap-siap dulu"

"eh.. tapi gak bisa gitu dong, masa nunggu di luar, aku kan belum masuk."

"ah- iya lupa masuk aja masuk." Syifa kabur ke kamar, sementara riyan duduk di ruang tamu.

Setelah siap syifa pun keluar dari kamarnya. Mereka keluar dan berjalan dengan posisi riyan di belakang syifa, Mereka menjajahi jalan-jalan besar hingga ke jalan kecil.

"eh, kamu jangan dieum aja dong fha..ngomong apa kek"

"terus aku harus ngomong apa?"

"kamu cukup ngebahas aja ini-itu,kesini-kesitu. Aih maksud aku kamu kan posisinya turguide aku jadi jelasin dong ini jalan kemana, atau nyebutin orang-orang penting di kampung ini ?"

"soalnya tadipermintaan kamu ngajak aku jalan-jalan doangkan?"

"itu beda lagi kalau jalan-jalan doang di sini dong sebelah aku beriringan jalannya. Jangan di depan, kalo di depan kamu jadi turguide aku" riyan tersenyum sambil menggoda syifa agar berjalan di sebelahnya, sementara syifa mengerling.

"okeh jadi jalan ini ialah jalan utama transfortasi kampung ini, kemudian ada banyak jalan kecil, banyak rumah-rumah warga di sana. adapun perbatasan kampung ini di ujung sebelah kanan ada jalan kecil itu udah mau masuk kampung sebelah. Kemudian dari sebelah kiri itu perbatasannya jembatan yang deket sawah sama hilir sungai itu. Oh ya, di sini nama pak RT nya pak andi dan wakilnya pak jamal. Itu aja dulu utuk sementara yah, lama kelamaan entar juga tau kok. Masa iya aku harus ngejelasin semuanya hari ini."

"okay understand. Itu garis besarnya ya, kalo gitu kamu masih punya hutangsama aku. Kan gak mungkin di jelasin semuanya hari ini." Riyan tersenyumlicik pada syifa, namun bagi syifa senyuman itu justru melelehkan hatinya.

"terserah kamu deh yan"

"kalo terserah aku sekarang sebelum pulang kita bisa ke perbatasan jembatan hilir sungai itu, aku mau liat pemandangan disana. Dengan catatan kita berjalan beriringan yah? kamu kan bukan turguide ."

"maksudnya?"

"sekarangkan udah gak ngebahas apa-apa lagi." Jawaban riyan licik.

***

Setibanya di hilir sungai, benar saja pemandangan yang begitu indah.Sunrise dengan semburat orange terbias di atas air sungai yang demi apapun, airnya begitu jernih sementara angin yang begitu membawa adem dengan lambaian pepohonannya disana. Sesekali riyan memejamkan matanya beberapa detik untuk menikmati suasana sore itu.

"oh iya, pulang yuk? Udah mau magrib nih." Desak syifa gak sabaran.

Mereka pulang, di tengah jalan adzan magrib sudah berkumandang.. banyakorang-orang yang pergi ke masjid dan madrasah.

"kamu mau ikut ngaji gak abis magrib? Seru loh." Sambil membujuk.

"m-inshaalloh deh." Jwaban riyan belum pasti.

Sahabat TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang