Entah sengaja atau enggak riyan duduk di sebelah yana, berarti sebelah kiri syifa.. oh now, dan sekarang dia lagi melihat syifa dari sebelah kanannya sambil senyam-senyum menunjukkan lesung pipinya yang manis,, bahkan melebihi gula. Sementara teman-teman yang lain pada menyapa riyan.
Pelajaran berlanjut.., syifa hanya mencatatat dan mendengarkan pak tatang yang sedang menjelaskan, baginya ini adalah pelajaran yang kurang ia sukai dan teman-teman yang gak pada suka exsak. Kebanyakan murid-murid tidak focus pada pelajaran yang satu ini, dengan ogah-ogahan tidak menerima pelajaran murid-murid malah pada asik sendiri, ada yang tidur di bangku, ada yang malah pacaran di bangku belakang, ada juga yang malahkaya serius mencatat padahal Cuma gambar-gambaran di buku. Kecuali ada beberapa anak yang suka pelajaran ini, mungkin hanya sebagian kecil atau yang IQ nya tinggi, termasuk riyan.
Melihat respon yang sedemikian rupa, pak tatang tidak menegur sama sekali, malah membiarkan begitu saja.Mungkin karna pak tatang ini adalah yang termasuk 10 besar guru terbaik, jadi tak menghiraukan murid-murid yang bandel.
"nah, dari penjelasan bapak tadi, coba kalian kerjakan lima soal halaman 32 di buku paket kalian." Serempak murid-murid mengelak. "yah... bapak." Namun elakan emua murid tidak di hiraukan, dengan terpaka semua murid mengerjakan dengan malas-malasan."udah deh fa, gak usah di kerjain bentar lagi bel tuh, 20 menit lagi." Kata intan yang melihat syifa mengotak-ngatik sol lima number dari tadi tapi gak kelar-kelar.
"ayo siapa yang mau mengerjakn soal number 1?" kata pak tatang. Gak ada satupun murid yang mau maju kedepan."masa tidak ada satupun yang mau mengerjakan? Oke, bapak tunjuk ya satu persatu; soal nomer.1 di kerjkan oleh taryan. Nomer 2 di kerjakan oleh rahmah, nomor3 di kerjakan oleh sri dannomer4 di kerjakan oleh rina silahkan maju kedepan." Mereka mengerjakan masing-masing mengerjakan dengan membawa kotretan, yang di sebut pak tatang tadi notabene nya adalah siswayang IQ nya tinggi dan masuk lima besar di kelas.
"nah, ini soal nomer 5, lumayan susah, kita bahas sama- sama atau ada yang mau mengerjakan di papan tulis?" kata pak tatang, sambil matanya lincah melihat ke semua penjuru mencari murid yang mengangkat tangan, walaupun sebenarnyaitu mustahil.Karna tadi murid yang pintar exsaknya sudah pada mengerjakan di papan tulis.
"saya pak," jawab riyan sambil mengangkat tangan.
"hah,, riyan?" semua murid heran, Dia kan murid baru. Berani-beranimya dia, eh maksudnya.. mungkin dia juga pintar menurut syifa membenarkan dalam hati. Dengan langkah lenggangnya dia berjalan menuju papan tuli tanpa membawa kotretan.
Rasanya syifa ingin teriak ngasih tau ke riyan, kalo gak mampu mending mundur,, jangan sok kebanyakan gaya.syifa berharap riyan dalam keadaan sadar, heu..
Ceritanya riyan mengerjakan dengan serius sampai panjang lebar dann beres, sementara murid lain memperhatikan.."kita lihat kalau benar jawaban riyan berarti jago tuh anak," kata hati syifa.Pak tatang hanya memandang lama jawaban riyan. Dan kekhawatiran pun datang pada syifa bukan nya pada riyan."ya ampunn.. gimana tuh kalau salah jawabannnya riyan, eh kok aku yang gak tenang gini." Justru riyan sendiri terlihat tenang.
"ayo, kamu jelaskan caranya. Agar teman-teman mu bisa tau." Kata pak tatang. Kemdian riyan menjelaskan dengan sejela-sejelasnya. Sampai tak terasa bel pulang sudah berbunyi.
"nah, anak-anak ini jawaban yang benar yah,, bagus riyan..awal yang baik,teman-teman yang lain bisa belajar sama kamu. Oke, anak-anak sampai disini dulu pelajaran bapak." Pak tatang keluar kela, ementara anak-anak maih pada cengo termasuk rahmah yang juara atu di kelaspun tak bisa seperticara riyan.
****bubar
Syifa pulang berjalan dengan lesu pertanda lelah dan lapar, 6 jam memutarotak . sampai tidak peduli ada kerumunan orang di ebelah rumah tetangganya yang tadinya rumah koong yang ditinggal penghuninya ke kota, mencoba untuk tidak peduli, tapi penaaran. sebenarnya apa yang terjadi? Syifa pun ikut bergabung dalam kerumunan dan ,, hanya ada orang baru yang ngontrak di rumah itu dan oh, orang yang lumayan mampu soalnya terparkir mobil pick up putih, dan warga pada antusias.
"hai yifa?" tetiba ada yang menyapa, sampai syifa tidak tau siapa yang memanggil namanya. "hah" sampai syifa melihat sosok itu lagi. Iyah, riyan dengan senyumannya, siapapun akanterlarut dengan pesona pria ini.
"hai,, riyan.. kamu yang ngontrak disini?"
"iyah.. yang jaraknya deket dari sekolah aja, eh ternyata tetanggaan ama kamu yah, sama intan juga? Teman sebangku kamu?"
"iya.. intan juga, itu rumahnya deket mesjid." Hati syifa terasa ganjal, kok yang di tanyain intan, "eh.. selamatdatang ya,, semoga batah. Aku duluan yah, belum pulang kerumah."
"oh,, iya gak mau mampir dulu? Atau aku yang mampir kesana kapan-kapan gimana," bolehkan?"
Syifa menjawab dengan terenyum, "mm,, boleh kok.." kemudian syifa pergi dan riyan masih melihat punggung yang membelakanginya hingga masuk rumah. Padahalebenarnya riyan masih ingin berbincang dengan syifa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Terbaik
Teen FictionCerita tentang dunia remaja, persahabatan, kecerdasan, religi dan perasaan