Chapter 13

1.4K 84 0
                                    

“Jen, hari ini toko akan tutup jam 4, jadi kau bisa pulang lebih awal.” kata bibiku ramah sebelum ia keluar dari toko. “Ok, bi.” ucapku saat ia menutup pintu.

Ini sudah seminggu sejak Zayn mendapatiku berciuman dengan Louis. Hubungan kami kembali membaik. Walaupun kami sedikit sibuk dengan kuliah&kerja kami masing-masing(Zayn kerja di restaurant milik orangtuanya) kami tetap berusaha untuk memperbaiki hubungan kami.

Waktu menunjukkan jam 4, seperti kata bibiku tadi aku bisa pulang lebih awal. Aku melakukan kebiasaanku sebelum pulang meninggalkan toko ini. Setelah mengunci pintu, aku menuju mobilku yang terparkir di depan toko. Yah, orangtuaku mengirim mobil ini 3hari lalu. Tambah bahagia saja hidupku.

Aku melajukan mobil di jalanan London menuju supermarket. Aku berencana akan membuatkan makan malam spesial untuk Zayn saat sampai dirumah. Karena aku pulang lebih awal, jadi banyak waktu untuk menyiapkannya sebelum Zayn pulang.

Setelah berbelanja beberapa keperluan, aku melanjutkan perjalan ke flatku. Entah kenapa perasaanku tiba-tiba tidak enak saat membelokkan stir masuk ke komplek flatku. Jantungku semakin berdegup tak karuan saat aku memarkir mobilku dan mendapati mobil Zayn juga terparkir di tempatnya. Dia juga pulang lebih awal?

Aku membuka pintu flatku dengan gemetar. Perlahan kubuka pintu dan melihat ruang santai ku yang kosong. Lalu aku ke dapur yang juga kosong, tidak ada Zayn. Sudah pasti dia dikamar. Aku menaruh barang belanjaan di dapur dan berjalan cepat menuju kamar. Entah kenapa perasaanku semakin kacau. Aku membuka perlahan pintu kamar, seketika aku teringat kejadian di Hawaii, ohGod jangan sampai kejadian itu terulang!

Who’s that girl? Who’s that girl who making out with Zayn in OUR room? on OUR bed? Kenapa kejadian ini terulang lagi? Dan bahkan ini lebih parah!

“Zayn?” suara lemahku membuat Zayn dan gadis itu menghentikan kegiatan mereka. Zayn sangat kaget melihatku. Zayn melepas gadis itu dari dekapannya dan beranjak mendekatiku.

“Stop!” aku menghentikan langkah Zayn dengan tanganku. Aku berbalik dan beranjak dari tempat itu. Zayn mengejarku dan menarik tanganku. Aku berbalik dan mengayunkan tanganku dengan kasar agar tangannya terlepas.

“What?” tanyaku dengan nada penuh kemarahan. “I can explain.” kata Zayn dengan ekspresi menyesal. Entah kenapa sekarang ekspresi itu hanya membuatku muak. Membuatku malas untuk memaafkan dan mempercayainya. Make me hate him!

“That’s enough! You don’t have to explain it!” Aku berbalik hendak meninggalkannya tapi ia menarik tanganku lagi. “But..” aku memotong kata-katanya.

“WHAT ZAYN?” aku membentak Zayn. “What else would you explain? You’re not even drunk! THIS IS VERY CLEAN!”

“I’m sorry.” Zayn said softly.

“SORRY FOR WHAT?” “I’M TIRED OF HEARING YOU SAY SORRY CONSTANTLY! I’M TIRED TO KEEP PATIENCE TO FACE YOU! I’M TIRED OF THINKING POSITIVELY THAT YOU’RE NOT HIDING SOMETHING FROM ME! I’M TIRED WITH ALL THE PROMISE THAT YOU’LL NOT HURT ME ANYMORE! THAT’S ALL BULLSHIT!” aku berteriak di hadapan Zayn, mengerluarkan semua unek-unekku. Aku terisak, nafasku tidak beraturan.

“I can’t trust you anymore! I LEAVE!” Aku beranjak meninggalkan Zayn yang berdiri mematung, syok dengan semua kalimatku.

Aku menyalakan mesin mobil dan membawa mobilku ke jalan raya. Tanganku meremas stir mobil. Mataku menatap tajam ke jalan raya yang mulai sepi tapi pikiranku buyar ke mana-mana. Aku semakin menginjak gas, menambah kecepatan. Aku tidak tau apa yang merasukiku sehingga semakin menambah kecepatan, tapi aku tidak peduli. Yang dipikiranku hanya kenapa hal ini terulang? Kenapa hubunganku dengan Zayn selalu mendapat masalah? Kenapa Zayn menyakitiku? Aku sudah berusaha mempertahankan hubungan ini, tapi kenapa dia malah melakukan ini? Apa aku dan Zayn memang tidak bisa bersatu? But why? Argh! Aku bisa gila karena semua pertanyaan yang berkecamuk di otakku! Rasanya aku ingin meledak!

*Author’s POV*

Jeni semakin menambah kecepatan laju mobilnya di jalan raya yang sepi. Entah ke mana tujuannya. Dia begitu marah hingga tidak memikirkannya. Ia tidak focus pada jalanan.

Lampu lalu lintas yang beberapa meter di depannya berganti warna menjadi merah untuk mobil dan hijau untuk pejalan kaki. Tapi karena pikirannya ke mana-mana, Jeni tidak memperlambat laju mobilnya. Jeni tetap dengan kecepatan yang sama sampai ada seseorang ingin menyeberang, membuyarkan pikiran Jeni. Dengan spontan Jeni menginjak rem. Ban mobil Jeni berdecit saat mobil itu berusaha berhenti. Jeni berhasil menghentikan mobilnya, bumper mobilnya hanya berjarak 5cm dari kaki orang tadi. Segera orang itu berlari ke tepi jalan, melihat&mengumpat ke arah Jeni. Jeni yang berada di dalam mobil juga syok, ia mengatur napasnya dan…

BRAKKKK!

Sebuah truk besar menabrak mobil Jeni. Kejadiannya sangat cepat, sesaat setelah Jeni menghentikan mobilnya, truk tersebut datang dari arah samping dengan kecepatan tinggi dan menabrak mobil Jeni hingga mobil Jeni terpental dan terguling beberapa kali. Jeni yang berada di dalam mobil ikut terpontang-panting. Untung ia tidak terlempar keluar dari mobil karena memakai seatbelt. Setengah mobil Jeni hancur.

Is This True Love? // Zayn Malik {in editing}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang