2 Bulan setelah aku lulus kuliah akhirnya ku mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Aku diterima di bagian accounting sesuai dengan mata kuliah yang aku ambil.
Mulai hari senin aku sudah bisa masuk kerja, karena ini hari minggu aku menggunakan waktuku untuk membersihkan rumah, dan menyiapkan baju yang akan aku gunakan bekerja besok. Sebenarnya aku bingung harus menggunakan pakaian apa karena selama aku bekerja sebagai cleaning service aku mendapatkan seragam dari perusahaan tempatku bekerja.
Akhirnya aku memilih pakaian yang dulu pernah diberikan oleh Desy saat aku mau melamar pekerjaan. Pakaian itu cukup simple dan sopan. Rok berwarna biru dongker, dengan atasan berwarna soft pink dengan blaser yang senada dengan warna rok ku.
" Udah siap Na ?" tiba - tiba Desy sudah ada dibelakangku. Aku kaget karena aku tak mendengar suara pintu dibuka.
" Eh ngagetin aja lo. Udah tinggal ngerapiin ni baju yang berantakan."
" Ok deh, semangat ya. Mending sekarang kamu tidur cepet, Nino juga udah tidur. Daripada besok elo telat bangun. "
" Iya aku juga udah mau tidur kok, aku juga udah mengatur alarmku biar besok nggak kesiangan ."
" Yaudah aku keluar dulu, jangan lupa cepet tidur."
" Iya bawel." Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya, aku tahu dia sangat menyayangiku dan Nino. Kalau tidak ada Desy, entah apa yang akan terjadi dengan aku dan Nino. Mungkin saat ini aku masih menjadi seorang cleaning service atau malah hanya berjualan di sebuah warung kecil.
*****
Saat alarm berbunyi aku segera bersiap, tak lupa aku menyiapkan keperluan sekolah Nino. Ya Nino sudah 3 bulan ini bersekolah di playgroup. Aku menyiapkan sarapan untuk aku, Nino, dan Desy. Tak lupa aku juga menyiapkan bekal makanan yang akan dibawa Nino kesekolah.
" Na udah lo berangkat aja, biar nanti Nino berangkat sama aku dan Evan."
" Eh entar ngrepotin kamu lagi."
" Ya enggak lah, aku sama Evan emang niatnya berangkat agak pagian, soalnya ada klien aku yang minta dibuatkan baju pengantin, tapi dia minta ketemuannya pagi sebelum jam masuk kantor."
" Oh yaudah, makasih ya. Ngrepotin lagi deh ."
" Ye kaya sama siapa aja, Nino kan juga anakku, hehehe "
" Iya iya. Makannya kamu cepetan nikah, trus buat anak yang banyak, udah lama pacaran kenapa nggak diresmiin aja, entar malah terlanjur buat dosa lo." Aku tersenyum melihat mukanya.
" AWW sakit Des " Desy menjitak kepalaku.
" Enak aja, maunya sih gitu, bentar lagi mungkin " Desy tertawa melihat aku yang sedang mengusap kepalaku.
" Serius lo. Emang Evan udah ngelamar kamu? "
" Hehe pas malem minggu kemaren, waktu dia ngajak keluar eh taunya dia ngajak privat dinner gitu, terus dia ngelamar aku malam itu juga. "
" Wah elo kok ga cerita. Selamat ya, trus kapan rencana nikahnya ?" Aku tau dia benar - benar bahagia. Evan adalah lelaki yang baik, sudah 2 tahun mereka pacaran. Walaupun Evan anak orang kaya tapi dia tidak pernah sombong. Dia juga sangat baik pada aku dan Nino.
Bahkan Desy juga sudah dekat dengan kedua orang tua Evan." Rencananya sih 4 bulan lagi, setelah papanya Evan balik ke Indonesia. "
" Selamat deh pokoknya, kalau kamu butuh bantuan apapun kamu bisa minta tolong sama gue. Gue akan bantuin lo."
" Iya beres deh, ntar kalo aku butuh bantuan aku pasti ngomong kok sama elo."
" Eh ngomong - ngomong elo ga berangkat, entar terlambat lo."
" Eh iya. Pergi dulu ya." Aku segera mengambil tas lalu berlari keluar. Aku sedikit ngos - ngosan karena aku lari menuju halte, untung saja angkot yang aku tunggu datang tidak lama setelah aku sampai.
*****
" Untung aja aku nggak terlambat " batinku dalam hati.
Brukkk " Aww " tiba - tiba aku terjatuh karena menabrak objek yang sekarang berdiri di depanku. Pantatku yang terkena lantai terasa sakit. Aku melihat tangan yang terulur hendak membantuku. Karena menyadari dengan hak sepatu setinggi 10 cm dan kebetulan kakiku sedikit terpuntir saat aku jatuh akhirnya aku menerima uluran tangan dari orang yang aku tabrak.
Saat tanganku bersentuhan dengannya entah mengapa aku merasakan ada gelenyar aneh yang merambat di tubuhku. Aku segera berdiri dan melepaskan genggaman tangannya. Aku merapikan rokku yang sedikir kusut dan agak naik sehingga memperlihatkan sebagian pahaku.
" Kamu tidak papa ?"
Deg, suara ini. Ku segera mengangkat kepalaku untuk memastikan siapa orang yang sedang berdiri dihadapanku. Suara ini adalah suara yang sangat aku kenal.
" KAU!" Ya orang yang saat ini sedang berdiri di hadapanku adalah si brengsek Brian .Aku yang tersadar jika suaraku terlalu keras karena aku merasa saat ini pandangan orang - orang sedang menatap kearah kami berdua.
" Kenapa kamu disini ?" Aku berusaha menenangkan suaraku, aku tak mau suaraku yang bergetar terdengar olehnya.
" Aku bekerja di kantor ini, lebih tepatnya ini perusahaan milikku ." Aku melihat dia tersenyum.
SHIIIITTT ... umpatku dalam hati. Kenapa aku bisa bekerja diperusahaan miliknya. Tapi aku juga tak bisa keluar dari perusahaan ini, karena aku terikat kontrak, dan jika aku melanggar aku akan dikenakan denda yang cukup besar.
Akhirnya aku hanya menghela nafas. " Kalau begitu selamat pagi dan terimakasih atas bantuannya."
Saat aku hendak berbalik untuk pergi keruanganku, tiba - tiba tanganku ditarik , aku tahu kalau itu ulah Brian.
" Lepaskan " Emosiku langsung memuncak, tapi aku tetap menjaga suaraku agar tetap tenang.
" Aku ingin bicara denganmu ." Dia masih belum melepaskan pegangan tangannya.
" Maaf pak tapi saya harus mulai bekerja, saya tidak mau terlambat. Silahkan bapak lepaskan tangan saya, atau kita akan mengadakan pertunjukan disini."
Akhirnya dia melepaskan tangannya, ada rasa kehilangan saat dia melakukannya, tapi aku menepis perasaan tersebut.
Aku segera berbalik. Aku tahu dia masih menatap kearahku dan melihat jalanku yang terpincang - pincang menahan sakit di kakiku. Aku tak perduli. yang penting aku harus segera menyingkir dari hadapannya.
######
Ini fotonya Desy ga tau nama aslinya... hehehe
Ah akhirnya part ini selesai juga, jangan lupa vote dan komennya ya...
Sorry typonya...
Tanks all...
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Because of You
General Fiction"Untuk apa lagi kau menemuiku, tak cukupkah rasa sakit yang kau berikan untukku " - Karenina Geraldin "Aku ingin meminta maaf padamu, untuk semua rasa sakit yang telah kuberikan padamu " - Brian Alexander Adam