Ah sial sampai jam segini aku belum juga bisa tidur, ini semua karena pertemuanku dengan Brian tadi.
Flashback
" Sudah, aq sudah maafin kamu, tapi tolong jangan ganggu hidupku lagi ok. "
" Trimakasi Nena, walaupun aku ingin hubungan kita kembali seperti dulu sebelum semuanya hancur karena ulahku."
Aku kaget mendengar kata - katanya
"Maaf Brian aku tak bisa. Aku memang sudah memaafkan kamu, tapi aku tak bisa menjalani hubungan denganmu seperti dulu.Masih ada luka yang belum tersembuhkan di hatiku, dan mungkin takkan bisa disembuhkan."
Aku berpaling menghadap ke depan, aku tak mau melihat kekecewaan di wajahnya. Aku tak tahu kenapa dengan semua rasa sakit yang telah dia beri aku merasa aku masih tetap mencintainya. Tapi aku tak mau bila hubungan kami seperti duli. Aku tak mau lagi jatuh pada kesalahan yang sama.
" Nen apakah tak ada lagi kesempatan untukku. Setelah kepergianmu waktu itu entah kenapa aku merasa sangat kehilanganmu. Aku merasa sakit saat tak bisa melihatmu lagi. Aku sudah mencarimu kemana - mana tapi aku tak bisa menemukanmu. Bahkan kau sudah pergi dari rumah orang tuamu. Aku merasa sangat berdosa padamu Nen "
Aku menghembuskan nafasku pelan, saat ini dadaku terasa sesak.
" Sebaiknya kita pulang, seribu kalipun kau meminta, hanya jawaban tidak yang akan kamu dapatkan."
*****
Jujur sampai saat ini aku masih sangat mencintainya, tapi karena cinta itu pula yang membuatku takut untuk tersakiti lagi. Aku takut jika aku menitipkan hatiku lagi dia akan menghancurkannya seperti dulu.
Sekarang yang harus aku pikirkan adalah kebahagiaan dan masa depan Nino. Aku tak mau dia sampai kehilangan kebahagiaan dan harapannya. Dia satu - satunya hartaku yang paling berharga. Dia yang menguatkan aku saat aku benar - benar jatuh kedalam jurang terdalam.
#####
Part yang sangat pendek, mohon vote dan komennya ya... tanks all
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Because of You
General Fiction"Untuk apa lagi kau menemuiku, tak cukupkah rasa sakit yang kau berikan untukku " - Karenina Geraldin "Aku ingin meminta maaf padamu, untuk semua rasa sakit yang telah kuberikan padamu " - Brian Alexander Adam