Aku heran mengapa aku tidak bisa memejamkan mataku.
Sekarang,yang aku lakukan hanyalah memikirkan pria yang tadi menabrakku.Sungguh, aku yakin bahwa dia itu Kamil.Mata Kamil berbeda dengan mata manusia yang lainnya.Hanya matanya lah yang bisa membuatku jatuh cinta, hanyalah mata coklat terang Kamil.
Tok.. tok.. tok
"Shillaaaa,koper kamu masih ada di bagasi,ambil sendiri sana.Kaki ayah sakit gara-gara nyetir kelamaan".Teriak ayah dari luar kamar dengan suara sedikit mengeluh kesakitan.
"Ohiyaaa..koper Shila"
"Cepet kamu keluar ambil kopernya di bagasi,besok ayah berangkat subuh ke kantornya."
"Iya yah bentar lagi pake kerudung dulu,sabar sabar".Aku menuruni tangga dengan cepat hingga akhirnya aku pun terjatuh.Ayah dan Ibu langsung menertawakanku tapi aku menghiraukan itu.Sepertinya Ayah dan Ibu sudah lama tidak melihat anaknya jatuh dari tangga,bukan hal yang aneh lagi jika seorang Shila Nafisha terjatuh dari tangga.
Aku membuka bagasi mobil,tapi aku heran mengapa koperku berwana hitam harusnya berwarna biru tua.Aku berpikir mungkin karena lampu bagasinya berwarna kuning jadi warnanya berbeda.
Susah payah untuk membawa koper dari bagasi dan memindahkannya ke kamar yang letak kamar itu berada di lantai dua.
Ayah mendidikku untuk melakukan hal sendiri semenjak SMA dari hal mencuci piring sampai megurusi passport.Akhirnya dengan susah payah aku sampai di kamar.Herannya mengapa koperku tetapa berwarna hitam?Tanpa pikir panjang aku membuka koper.Kopernya tidak bisa di buka! Aku tidak pernah mengubah password koper,passwordnya adalah 0000.
Ah siallnya!!!!
Koper ini bukan punyaku!!!
Tapi ini milik Arfin Al Furqon dan sebuah alamat Jl.Perjuangan I No.78A .Sepertinya aku tidak asing dengan alamatnya.Jalan Perjuangan No.78A sepertinya alamat rumah teman SMAku.
Aku mengambil buku angakatan yang berada di bawah meja belajar.Buku itu berisi tentang nama lengkap,nama panggilan,dan alamat.
Kucari alamat yang sama persis itu.Yapp!! Sudah kuduga dari awal alamat itu adalah alamat Kamil Al-Hadid.KAMILLL!-----------------------------------------------------------
Kubuka perlahan kedua mata lalu aku terbangun dari tidur.
Hari ini aku berencana untuk pergi mengembalikan koper hitam itu.Tanpa banyak berdiam diri di atas kasur, aku langsung bergegas dan pergi meninggalkan rumah.Seperti biasa,aku terjatuh dari tangga.Rasanya sakit dua kali lipat dari biasannya karena selain badanku yang terjatuh koper hitam di tangan malah menimpa badan ku.
Hari ini aku putuskan untuk menggunakan taksi.Aku tak tega jika meminta ayah mengantarku menggingat hari ini adalah hari Sabtu,hari dimana seluruh jalan di kota Bandung mengalami kemacetan.
Taksi yang ku pesan sudah ada di depan rumah.
Pa Yono,supir taksi yang sudah menjadi langganan keluargaku.Dia adalah orang yang selalu setia mengantar keluarga kami berkeliling kota Bandung.Pa Yono sudah paham betul jika terjadi kemacetan di sebuah jalan maka dengan cepat otaknya menemukan jalan pintas layaknya GPS."Ehhh Neng Shila udah pulang.Mana oleh oleh buat bapanya?Bapa teh udah ga ketemu Neng Shila teh lama pisan,bapa teh kangen Neng Shila".
"Tenang pa tenang,Shila udah nyiapin oleh oleh buat bapa,Shila juga kangen bapa".
"Asyikkk dapet oleh oleh dari Paris,semoga bapa dapet oleh olehnya banyak"
"Siapp pa"
"Ehnya, kenapa kita teh ngobrol terus,masuk mobil aja Neng,biar bapa yang masukin kopernya"
"Makasih pa"Sepanjang perjalanan,kami menggobrol tentang pengalamanku di Paris.Pa Yono sangat antusias untuk mendengarnya.Setiap menitnya pasti ada pertanyaan dari Pa Yono,sampai - sampai aku sudah kewalahan menjawab pertanyaan dari Pa Yono.
Setelah selama kurang lebih 30 menit di dalam mobil,akhirnya sampai juga di Jalan Perjuangan No.78A.
Aku terdiam dalam lamunan ketika melihat taman di seberang rumah pemilik koper hitam.
Empat tahun lalu,di tempat ini.
Banyak sekali kenangan yang membekas di dalam lubuk hati paling dalam.Kamil adalah pemeran utama dalam kenangan itu.Kenangan dimana untuk pertama kalinya aku merasakan jatuh cinta.
Mungkin bagi sebagian orang jatuh cinta pada usia 17 tahun adalah hal yang lazim dan lumrah.Tapi untukku jatuh cinta yang ini berbeda.
Jatuh cinta berawal dari pandang pertama yang jatuh ke hati.Matanya lah yang membuatku terjatuh dan merasakan betapa tenangnya ketika berada di dalam penglihatannya.
Diantara ribuan rasa suka yang pernah aku rasakan.Hanyalah ini yang aku namakan jatuh cinta.
Tak terasa air mata di mataku membasahi pipi.Mungkin aku hanya ingin menemui Kamil dan menjalin kisah kembali.
Sudah empat tahun juga aku tidak berkomunikasi dengannya.Semua komunikasi kami terputus semenjak aku pergi ke Paris.
Kamil tidak ingin menhalani hubungan jarak jauh.Baginya menjalin hubungan jarak jauh sangat lah sulit.Sesulit menyelesaikan sebuah rubik.
Hubungan kami kandas begitu saja.Entah siapa yang mengakhiri cerita ini, yang jelas setelah komunikasi kami terputus,kami memiliki dunia masing masing.
Kamil yang sibuk dengan Arsitekturnya dan aku yang sibuk dengan Desain Interior.
Hampir 30 menit aku berdiri didepan rumah sang pemilik koper hitam dan melihat taman diseberang.Hingga akhirny seseorang mengejutkan dengan menepuk pundakku.
"Mbaak"
"Astagfirullah"
"Eh ini bukannya mbak kemaren yang dj bandara kan?Ini juga koper saya!Alhamdulilah akhirnya ketemu juga nih koper."suara bahagia terlontar behitu saja dari Arfin.
"Ohiya mas,ini mas Arfin Al - Furqon?"
"Iya saya"
"Koper mas tertukar dengan koper saya"
"Koper mbak yang warna biru tua kan?"
"Iya mas itu koper saya".
"Okay saya ambil dulu koper mbaknya,masuk dulu mbak"Setelah memasuki rumah Arfin, aku duduk di sofa ruang tamu sambil melihat di sekelinglingnya.Ketika mataku sedang memerhatikan sebuah lukisan, tiba tiba muncul suara lelaki yang tidak asing bagiku.
Tak kusangka.
Itu Kamillll.
Wahh ketemu Kamilll
Vote and comment ya😍😍
![](https://img.wattpad.com/cover/81546498-288-k800105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Day Before Summer
De TodoMemang jodoh itu tak dapat di duga datang dari mana dan kapan.Begitu hal yang sama terjadi pada Shila dan Arfin. Tak di sangka sebuah koper yang tertukar bisa mengatarkan mereka kelangkah yang lebih jauh. Setiap langkah yang mereka lalui tak semudah...