seven.

355 22 1
                                    

Jemari Kyungsoo mengetuk sesuai irama lagu yang mengalun dari handphone Jongin. Kedua bola matanya tertutup, menikmati lagu tersebut sambil sesekali mengalunkan lirik lagu tersebut. 

" Soo."

Kyungsoo membuka matanya. Rasanya waktu terasa berhenti. Hembusan napasnya pun semakin memburu, seakan ia baru saja berlari. Ia mencoba menyembunyikan rasa kagumnya pada Jongin. Pemuda yang berdiri di depannya benar-benar. . breathtaking .Jongin mengulum senyum pada Kyungsoo, seperti biasa. Ia terlihat sangat. . . 

. . . tunggu, apa yang ia pikirkan??? Kyungsoo menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan pikiran-pikiran aneh terhadap sahabatnya. Ia membalas senyuman Jongin dengan senyuman juga. Jongin mematikan lagu yang dimainkan dari handphonenya dan berjalan ke arah Kyungsoo. 

Kyungsoo menyodorkan botol minumannya, " Tapi hari ini kau tampak berbeda? M-maksudku  emosimu, m-maksudku memang aku tak tahu apa-apa dalam bidangmu ini tapi aku merasa. . ada yang berbeda? auramu?" Gelak tawa Jongin terdengar sampai ke sudut-sudut ruang. Ia menatap sahabatnya itu, benar-benar menggemaskan sahabatnya ini. 

Kaki jenjang Jongin kembali bergerak, kali ini tak ada irama, hanya tubuh dan kakinya saja yang bergerak. Kyungsoo memerhatikan Jongin dengan seksama. Masih ada yang ganjil, pikir Kyungsoo, digigitnya kukunya, tegang. Jongin masih menari sampai pada akhirnya Kyungsoo terbelalak.

"Jongin."

Yang dipanggil kemudian berhenti, menoleh sambil tersenyum pahit pada sahabatnya. " Kau selalu tahu isi hatiku, Kyungsoo, aku bangga bisa menyebutmu sahabatku."

---

Bunyi gemericik air menentramkan hati Kyungsoo. Sudah satu minggu ia mendiamkan Jongin namun egonya terlalu tinggi untuk sekedar berbaikan dengan temannya itu. Sudah berkali-kali Jongin datang , meneriakkan nama Kyungsoo untuk keluar dan berbicara dengannya, namun yang ia dapat sebagai balasan hanyalah ejekan dari sepupunya, Chanyeol. Lagian, Chanyeol apa-apaan sih terlibat dalam masalahnya dengan Jongin?

Kyungsoo mendesah sebal. Ia mencuri-curi pandang ke rumah Jongin. Biasanya ia akan berlari dan mengetuk pintu rumah Jongin, memanggilnya untuk mengajaknya bermain. Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, Kyungsoo memutuskan untuk bermain sendiri di taman.

Namun, ia tak sendirian hari itu. Wajahnya langsung berubah masam saat melihat siapa yang sedang duduk di ayunan yang selama ini selalu menjadi tempat bermain dan bertukar cerita Kyungsoo dan Jongin. 

"Mau apa kau kesini?" tanya Kyungsoo masam. 

Senyuman manis, namun menyebalkan bagi Kyungsoo ,ditorehkan oleh Soojung padanya. Kaki gadis itu menari-nari di udara sambil terus memainkan ayunan tersebut sebelum menjawab pertanyaan Kyungsoo.

" Aku tahu kau tidak suka padaku," gadis itu kemudian berhenti , " dan mau apa dikata kalau Jongin tertarik padaku."

Amarah Kyungsoo sudah di puncaknya. Selama ini ia sudah menduga gadis ini memang "ada apa-apanya" terhadap Jongin. Namun, sebelum Kyungsoo dapat mengatakan sesuatu, Soojung berdiri di depan Kyungsoo, benar-benar di depan wajah Kyungsoo sambil tersenyum manis,

," It's your lost, Soo. I won the game."

--

Mata Kyungsoo masih terbelalak, antara tidak percaya, emosi , semuanya bercampur aduk," K-kau." Jongin mengangguk lalu duduk terhempas di sebelah Kyungsoo, " Ya, kau tahu aku ada masalah lagi dengan Soojung."

Kyungsoo benar-benar marah. Sudah berkali-kali ia memperingatkan Jongin, namun tetap saja pemuda itu tak mendengarkannya. Ia mengepalkan tangannya, kesal , sebelum berdiri dan mencoba menenangkan dirinya. Benar-benar sahabatnya ini.

" Oh, god, chill, Soo, it's my problem not yours."

Sialan.

Bedebah.

Sialan.

Kyungsoo membalikkan badannya ke arah Jongin, suaranya meninggi karena emosi, wajahnya memerah, " KAU. KIM FREAKING JONGIN. HOW DARE YOU . YOU TOLD ME IT'S NOT MY PROBLEM? OH WELL LET'S SEE - SIAPA YANG MENANGIS BERHARI-HARI SAMPAI TAK MAU MAKAN SAAT ITU??? SIAPA YANG AKHIRNYA MEMBUJUKNYA UNTUK MAKAN?? OH MY GOD. I CAN'T BELIEVE THIS SH- OH GOD."

Jongin membelalakkan matanya. Emosi, iya. Tapi ini bukan sekedar emosi. Lebih seperti. . . kenapa seorang Do Kyungsoo tiba-tiba meledak seperti ini di hadapannya? Bukannya tidak pernah sahabatnya ini meledak ataupun meninggikan suara di hadapannya, tapi ini. . berbeda. Tidak seperti biasanya.

"Sorry, Soo. I didn't mean that way ,"

Jongin baru saja akan merengkuh Kyungsoo namun dengan cepat Kyungsoo menepis tangan Jongin. Ia benar-benar muak. Apa Jongin tidak tahu bahwa selama ini Soojung hanya bermain-main dengan persaannya?

" Enough."

Langkah kaki Kyungsoo menggema sampai ke setiap sudut ruangan. Jongin duduk terpaku sambil menyaksikan sahabatnya itu pergi meninggalkannya dalam keheningan.

--

Setelah membuat kegaduhan dengan membanting pintu dan mengusir Chanyeol dengan berteriak, Kyungsoo menghepaskan tubuhnya dan berteriak dalam diam. Ingin sekali ia menangis namun pasti si sepupunya yang menyebalkan itu akan datang ke kamarnya dan segera pergi ke tempat Jongin dan mengajaknya berkelahi.

Kyungsoo menghela napasnya. 

Rasanya ingin sekali ia menangis dan meneriakki sahabatnya yang bodoh itu. Kim Jongin itu satu-satunya manusia di dunia ini yang mau saja dibodohi dan disakiti berkali-kali. Kyungsoo meraba dadanya yang terasa terikat, sulit sekali bernapas. Emosi, amarah , dan rasa kecewa rasanya tercampur aduk. 

Ia mencoba untuk menghiraukan sayup-sayup suara Chanyeol yang memanggil namanya berkali-kali. Sesekali Kyungsoo ingin sekali membuka pintunya dan meninju Chanyeol sekuat tenaga tetapi tidak. He still needs to keep his image. Mata Kyungsoo terbelalak saat mendengar dibalik sayup-sayup suara Chanyeol ada suara Jongin yang memintanya untuk keluar kamar. Apa ia bermimpi? Atau ini hanya imajinasinya? Namun suara Jongin benar-benar terdengar jelasnya sampai-sampai sekujur tubuh Kyungsoo merinding.

Jongin bukan tipe yang seperti itu. Ia kenal betul sahabatnya itu. Jika mereka berargumen sampai bertengkar, Jongin dan Kyungsoo tidak akan langsung datang menghampiri dan meluruskan apa yang harus diluruskan. Mereka akan menunggu sampai kedua belah pihak tenang dan baru bertemu untuk sekedar meminta maaf atau menjelaskan argumen mereka. Tidak, jadi itu pasti bukan Jongin.

" Soo, please."

Kyungsoo tersentak saat mendengar suara parau Jongin. Dengan cepat ia berdiri dan membuka pintu. Matanya terbelalak saat melihat siapa yang berada di balik pintu itu.


fairy godfather.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang