Tidak terasa satu tahun telah berlalu tanpa adanya perubahan berarti. Tzuyu dengan segala aktivitasnya sebagai salah satu Mahasiswi yang sedang menempuh pendidikan di SEOUL University. Ia terdaftar sebagai mahasiswi jurusan Psikologi dan masuk melalui jalur umum. Tzuyu sengaja tidak masuk jurusan Seni karena ini merupakan jurusan yang diinginkan Appanya. Lagipula beasiswa sebagai Penari Ballet Profesional di luar negeri sudah ia tolak. Ia tidak akan sanggup jika harus meninggalkan Seoul. So Eun sering mengatainya bodoh jika mengingat hal itu.
Tzuyu sudah cukup senang dengan karirnya di Korea. Bukan ketenaran yang ia inginkan. Tzuyu hanya senang menari.
Mendekap sebuah buku tebal di tangannya, Tzuyu berlari melewati lorong kelas dengan tergesa-gesa. Tepat di belakangnya, So Eun setia mengekor. So Eun juga mengambil jurusan yang sama dengan Tzuyu. Dan mereka juga satu kelas.
"Kau pasti begadang lagi! Sudah kubilang tidurlah lebih awal karena hari ini ada ujian!"
Tzuyu memutar bola matanya malas. Gerutuan So Eun terdengar seperti dengungan lebah di telinganya. Tidak berhenti sejak mereka berdua keluar dari rumah.
"Entah dengan cara apa lagi aku dan Bibi harus membangunkanmu. Tidurmu sudah seperti mayat saja."lanjut So Eun.
Tzuyu tidak ada niat untuk menanggapi. Sejak dulu ia memang sudah begitu. Susah untuk bangun pagi.
Mengetuk pelan pintu ruangan yang terkunci rapat, Chou Tzuyu langsung disuguhkan pemandangan kepala mengkilat sang Profesor ketika pintu kelas dibuka. Menahan napasnya sejenak, mata pria tambun di hadapannya sudah berkilat marah.
"Ha..hai..Profesor.."sapa Tzuyu dengan senyum lima jari yang menampakkan deretan gigi-gigi putihnya yang rata. Sang Profesor menatapnya tanpa minat, dan bersiap menutup kembali pintu kelas.
"Tu..tunggu Profesor..Ijinkan saya mengikuti Ujian ini.."cegah Tzuyu sambil menahan pintu dengan cara mengganjalnya menggunakan kaki kanan. Profesor itu mendelik marah.
"Tidak."jawabnya tegas. Tzuyu menangkupkan kedua tangannya dengan harapan muka memelasnya bisa meluluhkan hati Profesor itu.
"Tol..."
"Biar aku saja."potong So Eun cepat. Gadis itu muncul di sela-sela tubuh jangkung Tzuyu. So Eun mulai menahan pintu dan dengan satu kata pamungkas miliknya –yang tidak bisa Tzuyu dengar, Sang Profesor mengizinkannya masuk.
"Kau boleh masuk Nona Kim."ujar Profesor itu ramah. Ia mundur dua langkah ke belakang untuk memberi So Eun akses memasuki kelas. So Eun menggeret pergelangan tangan Tzuyu untuk mengikutinya.
"Temanku juga kan Professor?"pinta So Eun dengan ekspresi imut khas anak kecil.
Professor itu berdehem sekali. Kemudian mengangguk dengan berat hati. "Ini yang terakhir untuknya."
Tzuyu mengangguk bersemangat. Ia berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan terakhir yang diberikan sang dosen.
"Saya pastikan ini tidak akan terulang lagi Professor."janji So Eun seraya menunduk hormat.
"Terima kasih Professor!"ucap Tzuyu riang sebelum berjalan mengekori So Eun yang sudah terlebih dahulu berjalan menuju bangkunya. "Kau memang hebat Kim So Eun."bisik Tzuyu penuh kekaguman. Sedangkan So Eun hanya memberikan senyum angkuh sambil mengangkat kerah bajunya sendiri ke atas.
"Jangan panggil aku Kim So Eun jika tidak bisa membuat semua pria bertekuk lutut padaku."ucap So Eun yang mulai menyombongkan diri. Tidak bisa dipungkiri bahwa magnet So Eun di kampus ini cukup kuat. Selain dia adalah mahasiswi yang pintar, So Eun juga memiliki wajah yang sangat cantik. Itu semua tidak lepas dari pengamatan Kim Bum sang suami yang selalu menahan emosi ketika istrinya digoda oleh para Professor tua di sini. Bisa dikatakan, Kim So Eun adalah penakhluk para pria mapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me
FanfictionAku melihatnya dari sini. Dari tempat ternyaman sepanjang aku hidup. Aku tersenyum padanya dari sini. Dari balik tirai halus yang bergoyang tertiup angin. Hei cantik!! Lihatlah kemari! Kim Myungsoo. Chou Tzuyu.