Stroll with you

627 82 10
                                    

Myungsoo POV

Udara begitu sejuk ketika untuk pertama kalinya aku bisa bebas lebih awal dari biasanya.

Senja baru saja berakhir. Matahari pun sudah tenggelam sepenuhnya. Walaupun semburat orange masih terlihat di atas sana.

Masih cukup banyak manusia berlalu lalang di taman bunga sakura ini. Padahal hanya beberapa pohon saja yang bunga nya masih utuh. Ini bukan pertama kalinya aku datang kemari. Aku pernah sekali ke tempat ini. Itupun aku tidak terlalu tertarik untuk berlama-lama menikmatinya.

Berbeda dengan gadis jangkung yang dengan setia menggamit lenganku dan tiada henti berceloteh sejak kami keluar dari rumah. Dia terus tersenyum. Dia benar-benar merasa senang.

Ya. Dia berhasil membawaku pergi dengan berbagai tali yang dililitkan di tubuhku. Ekspresinya sangat lucu ketika tadi aku sengaja berjalan oleng seolah-olah akan jatuh. Dia memegangi tubuhku dengan erat dan hampir saja menangis.

Kami keluar lewat rumahnya. Ibu dan kakaknya belum pulang dari bekerja. Sedangkan ayah dan ibuku entah pergi kemana. Aku tidak terlalu peduli dengan mereka. Sejak pertengkaran kemarin, mungkin ada baiknya mereka berdua diberi waktu untuk saling merajut kasih kembali.

"L..kau mau mencoba gula-gula kapas?"

Suara gadis itu mengagetkanku. Aku hanya mengangguk sebagai tanggapan. Tzuyu sepertinya suka sekali dengan makanan itu. Warnanya pink dan teksturnya begitu lembut. Meskipun di lidahku ini akan tetap terasa sama. Hambar.

Ia mengarahkan gula-gula kapas itu ke mulutku. Aku memakannya tanpa minat. Kemudian Tzuyu membeli lagi beberapa buah gula-gula kapas untuk dimakan sambil berjalan.

"Gigimu bisa ompong jika kau terlalu banyak makan ini."

Bukannya takut, gadis itu malah menertawakan nasehatku.

"Selama masih ada pembuat gigi palsu, itu tidak akan jadi masalah."

"Para pria akan kehilangan selera padamu."

"Hhhmm kalau begitu aku akan mencari pria yang tidak punya selera."

"Dan kau tidak akan menemukannya dimanapun."

Yah beginilah kami. Sepanjang perjalanan malam ini, dipenuhi dengan perdebatan yang tidak ada habisnya. Aku maupun dia sama-sama tidak mau kalah dalam mempertahankan argumentasi. Ini menyenangkan. Mengingat selama ini aku hanya melalui sepanjang waktu dengan berdiam diri. Dan sendiri.

"L..sepertinya akan turun hujan.."gumam Tzuyu saat menatap langit. "Padahal aku masih ingin bermain lebih lama."

Saat ini kami tengah duduk di bangku taman dengan pemandangan danau buatan. Tzuyu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dengan kaki berselonjor. Ia tampak memejamkan matanya.

"Kau takut hujan?"tanyaku ingin tahu.

Ia menggeleng pelan. Mata kucingnya menatapku khawatir.

"Aku takut kau sakit jika terkena hujan."

"Jangan kira aku selemah itu Chou Tzuyu.."kekehku geli.

"Kau selalu tampak kesakitan karena sesuatu hal. Dan bukan tidak mungkin, hanya dengan terkena hujan kau juga akan sakit."sungut Tzuyu. "Aku kan belum lama mengenalmu. aku tidak mau hanya karena kecerobohanku kau sakit.

Aku mengangkat sebelah alisku. Sebegitu mengkhawatirkannyakah kondisiku di mata gadis ini? Dia berbicara seolah aku akan mati karena hujan. Seolah aku adalah sebuah benda yang sangat rapuh. Hingga jika disentuh bisa hancur dan lebur.

"Jangan berlebihan."ucapku datar. Secara tidak langsung kekhawatiran gadis itu membuat rusak suasana.

Ia kembali menatap langit. Tak berapa lama, ia menyandarkan kepalanya di bahuku. Mencari posisi yang nyaman.

Look At MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang