"Kau ingin aku membunuhnya dengan cara apa? Kecelakaan mobil? Bunuh diri? Ditembak? Ditusuk? Atau dibantai dan dimutilasi? Tapi kusarankan jangan memilih pilihan terakhir, aku tidak menyukainya karena terlalu banyak darah" ucap Jaejoong pada wanita yang sedang menatapnya shock.
"Apa kau sudah gila? Bagaimana bisa isi kepalamu mengerikan seperti itu? Apa kau terlalu banyak menonton film thriller? Kau seperti pembunuh saja" ucap wanita yang bersama Jaejoong.
Jaejoong mengangkat bahu. "Bukankah kau memintaku untuk membunuh Jung Yunho? Jadi salahku dimana?"
"Apa kau yakin bisa membunuhnya?"
Pertanyaan terakhir wanita itu membuat Jaejoong terdiam, lalu sebuah senyum mengembang di bibirnya. "Entahlah"
"Hah? Apa yang kau katakan, Jae?"
Pertanyaan itu membuat Jaejoong tersadar dari lamunannya, dia langsung menatap wanita cantik yang sedang menatapnya bingung.
"Apa?" ucap Jaejoong bingung.
Wanita cantik itu menghela napas pelan. "Jangan katakan tadi kau sedang melamun?"
Jaejoong tersenyum. "Aku tidak sedang melamun, aku hanya teringat permintaanmu beberapa waktu lalu"
"Permintaan apa? Memangnya aku pernah meminta apa padamu?" tanya wanita itu bingung.
"Pemintaan untuk membunuh Jung Yunho. Kau tidak lupa itu kan, Boa?"
Kwon Boa, wanita yang sedang bersama Jaejoong itu membesarkan matanya. "Kau serius ingin membunuhnya?"
Jaejoong tersenyum. "Aku sudah mencoba untuk melakukannya, tapi gagal. Aku tidak bisa membunuhnya seperti yang kau inginkan"
Boa mengerutkan dahi. "Maksudmu?"
"Aku takut, jadi tidak bisa membunuhnya" ucap Jaejoong pelan.
"Jadi kau belum membunuhnya, karena kau takut?"
Jaejoong menggelengkan kepalanya.
"Sudah kuduga..... melihat kecoa saja kau sampai menjerit-jerit seperti kesurupan, bagaimana bisa membunuh orang"
Ucapan menusuk Boa langsung membuat Jaejoong memajukan bibirnya kesal, apa salahnya takut dengan kecoa? Lagipula dia hanya menjerit ketakutan setiap kali melihatnya, bukankah itu wajar? Apalagi dia memiliki pengalaman buruk dengan serangga yang sering muncul dari kamar mandi itu.
Boa menghela napas pelan lalu melihat jam tangannya. "Sudah waktunya aku pergi"
"Kau akan pergi sekarang?"
Boa berdiri dari kursi yang dia duduki lalu mencium pipi Jaejoong. "Iya, aku sudah ditunggu. Kau berhati-hatilah, jangan ceroboh seperti biasanya, sampai membuat dahimu terluka"
"Aku ingin menitipkan salam untuk Yunho, katakan padanya jangan mencariku lagi" ucap Boa sebelum dia beranjak pergi.
Jaejoong hanya tersenyum mendengar ucapan Boa, setelah wanita cantik itu pergi, dengan cepat dia menghubungi seseorang.
"Yunho, ini aku Jaejoong. Temui aku di Jholic cafe di kawasan Myeongdong, ada yang ingin aku katakan" ucap Jaejoong singkat lalu menutup teleponnya sebelum mendengar jawaban Yunho.
(***)
"Jadi apa yang ingin kau katakan?"
Jaejoong menoleh dan menemukan seorang pria terlihat mencurigakan berbicara padanya, pria itu tertubuh tinggi tegap, memakai jaket berwarna biru gelap, menggunakan sebuah topi dan masker untuk menutupi sebagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Codename: HERO
FanfictionHero, seorang pembunuh bayaran yang disewa untuk membunuh aktor Uknow, namun Uknow lebih dulu diculik oleh seseorang yang sama sekali tidak berbakat menjadi pembunuh. Saat itulah Hero sang pembunuh muncul Repost dari FF(dot)net, project FF tahun lal...