Bab 3

8 0 0
                                    


"Sedalam apapun luka yang kau simpan, dia akan selalu tertanam di hatimu hingga kau memaksa luka itu menguap di udara" Min

Byul mulai kuliah kembali setelah merasa dirinya sedikit tenang dan bisa mengontrol emosinya. Meski saat ini hatinya dan senyumnya tidak akan berubah sama sekali. Dingin yang terkesan kosong dengan tatapan matanya. Dia bahkan jauh lebih tertutup dengan teman-temannya. Hari ini sepulangnya kuliah dia harus kembali untuk berkonsul dengan dokter Shin. Dokter yang sudah membantunya mengurangi sedikit rasa sakit mentalnya selama beberapa bulan ini. Hanya satu yang membuatnya bertahan hingga saat ini. Kebahagiaan orang tuanya, dia masih menggenggam kasih sayang orang tuanya. Itu juga yang selalu diingatkan dokter Shin padanya.

Dia ingat awal kedekatannya dulu dengan dokter itu. Tidak henti-hentinya selama sebulan setelah dia mengunjungi rumah sakit, dokter Shin selalu menanamkan kata-kata bijak padanya. Hingga suatu hari dia lebih depresi dari biasanya dan saat itu juga dokter Shin menceritakan masa kelamnya. Sontak yang terlihat di raut wajahku saat itu hanya keterkejutan saja. Hingga dia mengucapkan satu hal yang membuatku terpaku. Dia menceritakan anaknya dan kebahagiaan setelah mempunyai suami yang tau masa kelamnya.

"Kau beruntung Byul karena kau tidak menanggung anak dari laki-laki itu.", begitu katanya padaku. Kata-kata yang masih terngiang olehku sampai saat ini. Sehingga semakin lama aku sudah terbiasa dengan dokter Shin dan memutuskan untuk terus berkonsul padanya. Bagaimanapun mimpi buruk tentang kejadian itu masih saja menjadi bunga tidur dalam tidurnya. Memaksanya terbangun dengan keadaan ketakutan dan keringat yang bercucuran di tubuhnya.

Selesai kuliah dia memutuskan untuk mampir membeli minuman coklat yang selalu membuatnya kembali nyaman dan menghabiskannya saat itu juga. Lalu dia berjalan menuju halte bis. Tak lama setelah itu bis yang akan mengantar Byul ke rumah sakit tiba. Byul segera naik dan duduk didekat jendela. Hingga akhirnya bis itu sampai di sebuah halte dan Byul turun setelahnya. Byul melangkahkan kakinya ke dalam rumah sakit. Ketika Byul sudah hampir sampai ke ruangan dokter Shin, dia tidak sengaja menabrak seseorang. Fokus Byul selama perjalanan tadi memang hanya kebawah sehingga dia tidak terlalu memperhatikan keadaan di depannya.

Gadis yang baru saja keluar dari ruangan dokter Shin itu segera membereskan buku-bukunya yang berserakan di lantai.

"Mianhe, aku tidak sengaja, maaf tadi aku tidak trlalu fokus saat berjalan.", ucap Byul sambil membantu gadis itu merapikan bukunya.

"Tidak....", gadis itu berhenti berbicara setelah dia tak sengaja menyentuh tangan Byul saat membereskan bukunya. Dia terbawa jauh kedalam sisi gelap Byul, tentang masa lalunya dan pikirannya Byul saat ini. Dia kemudian secara tidak sengaja menitikkan air matanya, membuat Byul sendiri bingung.

"Apa aku menyakitimu?", tanya Byul ragu.

"Ah...Maaf...Aku hanya teringat sesuatu...", ucap gadis itu terbata-bata. Dia segera berdiri setelah selesai membereskan buku-bukunya.

"Terimakasih Byul.", katanya kemudian. Byul tersontak kaget saat gadis itu mengetahui namanya. Namun dia enggan bertanya. Gadis itu pergi meninggalkan Byul yang masih terpaku ditempatnya. Lalu Byul segera masuk keruangan dokter Shin setelah gadis itu tidak terlihat lagi.

Dokter shin tersentak kaget saat Byul masuk keruangannya dan melihat apa yang baru saja terjadi. Tanpa basa-basi dokter Shin bertanya pada Byul.

"Apa kau baru saja bertemu dengan seorang gadis yang baru saja keluar dari ruangan ini?"

"Ya dok, tapi aku merasa aneh, dia terlihat sedih saat melihatku dan menangis."

The MusicoolWhere stories live. Discover now