"Ibu adalah seorang yang selalu memberikan tempat terhangat dipelukannya pada saat kita membutuhkan ketenangan" Byul
Hampir setengah jam aku berada di dalam mobil. Bayangan-bayangan masa lalu menghampiri saat aku baru saja tiba di depan sebuah pagar putih. Setelah menyiapkan untuk makan malam pagi penghuni apartermen aku langsung memutuskan untuk pergi kerumah. Karena tak ingin Eomma menungguku terlalu lama. Inilah alasan kenapa aku masih enggan untuk pulang kerumah sekedar melepas rindu dengan Eomma. Aku sangat merindukan rumah ini. Rumah dua lantai sederhanan berwarna coklat yang terkesan alami namun masih terlihat sederhana dengan desainnya apabila dibandingkan rumah disekitar daerahnya yang terbilang bergaya mewah. Byul melangkahkan kaki keluar dan membuka pagar rumahnya. Kemudian memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Lalu keluar dengan tas ransel dipunggungnya. Byul berjalan kearah pintu rumahnya dan menekan bel, tak lama setelah itu seseorang membukakannya namun bukan Ibunya yang membuka.
"Ah Byul...", Bibi Hyun menyambutku ramah. Bibi Hyun sudah bekerja dirumah sepeninggal Ayahku. Byul mempekerjakannya agar Eomma tidak merasa kesepian dirumah. Walaupun sepeninggal Ayah, Eomma memutuskan untuk membuka restoran yang sekarang sudah cukup punya nama dan mengurus toko bunga aku tetap merasa Eomma kesepian tanpaku dirumah. Hingga saat ini Bibi Hyun masih setia mengurus rumah dan menemani Eomma dirumah.
"Ya Bi, bagaimana kabarmu? Apakah Bibi sehat?", tanyaku setelah masuk kedalam rumah.
"Seperti yang kamu lihat, Bibi sehat. Sebaiknya Bibi kedapur membantu Eommamu. Dia menyiapkan masakan samgyetang kesukaanmu."
"Baiklah, aku ke kamar meletakkan barangku baru menyusul.", setelah itu dirinya berjalan ke lantai dua menuju kamar. Kamar yang sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya. Byul membuka pintu kamar dan masuk kedalamnya. Memandangi sekeliling kamar yang masih sama keadaannya setelah ditinggal sang pemilik. Dia berjalan ke tempat tidur dan meletakkan tas ransel yang dia bawa keatasnya lalu menghempaskan tubuhnya diatas kasur sebentar. Sebelum mencoba meraih ponsel di saku celana dan menghubungi Asisten Min.
"Halo Min...", sapa Byul setelah tak lama kemudian panggilan terangkat.
"Ah ya Byul ada apa?"
"Aku hanya ingin mengabarkan kalo aku sudah ditempat Eomma. Tadi sebelum berangkat kesini aku sudah memasak makanan untuk kalian. Jadi nanti sepulangmu dari tempat syuting kau tinggal memanaskan makanannya."
"Ah ya Byul, seharusnya kau tidak perlu memasak. Masalah itu aku masih bisa melakukannya dengan Ken. Tapi terimakasih Byul. Oh...Bagaimana kabar Bibi?", kata Min kemudian. Min memanggil Eomma dengan sebutan Bibi.
"Eomma baik. Bahkan sekarang dia sedang memasakkan makanan kesukaanku dan meninggalkan restoran serta toko bunganya.", Min yang mendengarnya malah tertawa. Ya Eomma memang tidak pernah meninggalkan restoran dan tokonya jika tidak sedang ada keperluan mendadak. Kecintaannya pada dunia kuliner dan bunga terkadang membuat pikirannya teralihkan dan membuatnya tenang dengan menggeluti sesuatu yang dia sukai.
"Ah ya...Berhubung anak kesayangannya hari ini pulang kerumah mungkin Bibi terpaksa meninggalkan dunianya..."
"Yah...Mungkin...", jawab Byul seadanya.
"Ah Byul...Kau pulang lusa kan? Aku akan menjemputmu lusa. Sekalian aku ingin bertemu dengan Bibi."
"Min...Aku bawa mobil kesini...Lebih baik kau urus anak-anak itu saja daripada harus menghampiriku.."
"Tak apa Byul, biar aku meminta Paman Choi untuk mengantarku. Sepulangnya dari rumahmu biar aku yang menyetir. Kumohon...Aku sangat merindukan Bibi dan masakannya tentunya....", Ucap Min sambil terkekeh pelan. Byul menghela nafas setelah mendengar permintaan Min.
YOU ARE READING
The Musicool
Teen FictionDiantara dari sekian banyaknya orang, kami dikumpulkan. Kami bertemu dan saling mengisi. Tapi satu hal yang tidak bisa kami masuk kedalamnya. Satu hal itu adalah kenangan. Karena setiap orang memiliki kenangan tersendiri baik itu membahagiakan at...