Bagian Satu

19.1K 1.2K 118
                                    

Oh My God!

****

.

.

.

Jungkook menarik napsnya dalam-dalam. Dia tersenyum senang menatap kampus barunya. Akhirnya, dia sampai di sini. 

Jungkook hanya salah satu dari banyak anak pemalu dan lugu lain di universitas barunya. Dia hanya, entah bagaimana, sekarang seorang mahasiswa. Entah bagaimana juga, tiba-tiba dia sudah lulus dari sekolah menengah atas. Dia sudah tidak lagi harus menggunakan seragam sekolahnya yang konyol.

Sepertinya baru kemarin ketika dia sangat bangga akan keberhasilannya bisa masuk ke sekolah menengah atas terbaik di Busan. Waktu berjalan begitu cepat.

Sekarang, seperti anak baru lain, dia berjalan mengelilingi universitas barunya, berdecak kagum akan semua yang dia lihat. Rasanya begitu menyenangkan bisa begini beruntungnya masuk ke Kyunghee.

Kyunghee bukan sembarang universitas. Untuk masuk ke sini butuh lebih dari sekedar berjuang dan keberuntungan. Universitas ini menuntut tekat dan kemauan untuk belajar. Seperti mereka bilang, tidak akan ada yang gagal setelah lulus dari sini.

Jungkook sangat suka menggambar dan menari, jadi fakultas seni adalah tempat pertama yang dia tuju. Ketika dia sampai di sana, dia bisa mencium bau seni di mana-mana. Dia melihat siswa menggambar di hampir setiap sudut dengan bangku kecil dan sekelompok siswa sedang menarikan lagu rap.

Tiba-tiba, Jungkook tersenyum gembira. Ah, menjadi seorang mahasiswa mungkin tidak akan yang buruk yang dia kira. Dia melihat banyak wajah-wajah bahagia di sini. Jika diurutkan, dia punya lebih dari tujuh ratus ketakutan akan kehidupan baru menjadi seorang mahasiwa. Salah satunya; ketakutannya akan berbaur.

Jungkook selalu tahu dia tidak bisa memulai hubungan apa pun dengan seseorang terlebih dahulu. Harus ada pihak lain yang memulai dan mengajaknya berinteraksi. Dia benar-benar payah dalam konteks hubungan sosial.

Selama sekitar tiga puluh menit, dia pergi berkeliling untuk melihat kelas dan fasilitas yang tersedia. Dia melihat ruang-ruang untuk latihan tari, ruang besar bagi perajin dan pelukis dan tiga studio besar. Ada juga dua buah galeri untuk memamerkan hasil-hasil mahasiwa setiap bulannya. Bukankah itu luar biasa? Karya mereka selalu dihargai di sini.

Universitas ini mengagumkan. Jungkook tidak bisa berhenti tersenyum saat dia melangkah lebih jauh dan lebih lanjut. Akan lebuh banyak kejutan yang dia lihat nantinya.

Jungkook merasa sepertinya dia akan baik-baik saja berkuliah selama empat tahun di sini. Dia akan pasti baik-baik saja.

Kemudian, dia memutuskan untuk pergi ke kantin. Setelah seni, dia suka sekali makanan. Dia diam-diam berharap makanan di sini enak atau ada kemungkinan besar dia tidak akan makan di sini. Makanan yang buruk adalah mimpi buruk. Uh, semoga saja makanannya tidak buruk. Ah, atau sekedar pantas juga boleh.

Pada saat dia masuk dia melihat sebuah ruangan yang sangat besar penuh dengan meja dan kursi. Kantin yang bagus. Ada cukup meja dan kursi untuk semua mahasiswa dari universitas untuk duduk dan menikmati waktu mereka di sana.

Jungkook mengambil waktu lebih lama untuk mempelajari kantin itu. Dia duduk di sebuah bangku kosong dan mengamati sekelilingnya. Kantinnya benar-benar bagus. Jika seseorang ingin membawa makanan buatannya sendiri atau makanan ringan, ada lemari es yang dapat digunakan untuk menyimpannya dan ada dua oven yang dapat digunakan untuk memanaskannya. Ada buah segar dan air mineral botolan di sebuah meja, artinya siswa bisa makan dan minum itu semua secara gratis. Selain itu, ada sebuah wastafel yang dibuat khusus untuk mencuci piring dan beberapa tempat sampah.

Attached (TaeKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang