Pandora 10

83 7 3
                                    

Hiruk pikuk di loby hotel berbintang dikawasan pusat ibu kota begitu terasa. Karpet merah yang terurai dari pintu masuk hingga ke ballroom menambah kesan mewah pesta di dalam sana. Meskipun diluar gerimis mengguyur perlahan, tetap saja kerlap-kerlip gaun bertaburan disepanjang loby hingga ke dalam ballroom. Salah satu mobil berhenti di depan karpet merah cukup lama. Membuat antrian panjang, serta membuat security bergegas menyuruhnya berhenti beberapa meter didepan sana.

"Kamu yakin sendiri aja?" Rana menyelipkan juntaian anak rambutnya ke balik telinga sebelum mengangguk.

"Ada Dewa kan disitu? Kamu beneran gapapa?" Rana menghela nafas berat.

"Ini udah jadi pertanyaan ke seribu kali keknya. Kamu nanya dengan kalimat yang sama selama satu jam belakangan. Dan aku bakal jawab dengan kalimat yang sama buat ke seribu kalinya sekarang. Aku harap dia gaada disini." Kevin yang kali ini menghela nafas berat.

"Aku khawatir. Maaf yaa..." Kevin menarik wajah Rana menggunakan ujung dagunya.

"Kamu harus ke rumah sakit kan... Jangan kemaleman yaa. Pulang ke apartment akuu..." Rana menangkup wajah Kevin menggunakan kedua telapak tangannya.

"Ini udah malem tau. Dan harusnya aku yang bilang kaya gitu ke kamu." Kevin menaikan dagu Rana sehingga mata mereka kini sejajar.

"Kamu cantik naa..." Kevin hendak mengecup bibir Rana, namun berhasil dielak. Rana segera menjauhkan diri dan merapikan cluctch bag dipangkuannya.

"Makasi udah nganterin." Rana tersenyum sebelum keluar dari mobil Kevin. Ia melangkahkan kaki dengan sedikit tergesa ke dalam ballroom untuk mencari sahabat-sahabatnya.

"Lama banget sihhh..." Nindya menggamit lengan Rana ketika wanita itu melintasi pintu masuk.

"Ngagetin aja sihh. Tadi ada sedikit masalah." Rana meringis bersalah.

"Masalah ape." Nindya mencibir seraya menyeret ke atas pelaminan.

"Kita perlu ngomong" bibir Tashya mengucapkan kalimat tanpa suara ke arah Rana, yang dijawab dengan anggukan kecil.

"lu bikin gua khawatirrr! Kemana aja sih luuu ngilang gituuu!!!" Air mata mulai bergulir di wajah Alea ketika dia memeluk Rana yang datang bersama Nindya dan Tashya.

"Ihhh jangan nangis dongggg." Rana membalas pelukan Alea tidak kalah erat.

"Jangan gitu lagi naaa. Lu tau kan kita semua sayang lu." Rana melepaskan pelukan Alea dan menghapuskan air matanya.

"Udah ahh. I'm fine. By the wayy, congratulation yaaa. Gua seneng bangettt akhirnya kalian nikahh. Kado dari gua tar kirim ke rumah kalian aja yaaa..." Kali ini Rana memeluk Tora - suami Alea yang tidak lain sahabatnya sewaktu ia SMP.

"Cepet-cepet nyusul ya na." Tora balas memeluk Rana dengan erat.

"Yukkk fotooo! Antriannya udah panjang tuhh..." Tashya memberikan kode pada EO yang ada untuk menghentikan antrian dan memberikan mereka kesempatan untuk berfoto. Disisi lain, dengan terburu-buru seseorang berlari ke atas pelaminan.

"Heyy!" Tora langsung memeluk orang tersebut yang berhasil menarik perhatian Rana, Tashya, Nindya juga Alea. Dewa.

"Congrats yaa! Ga nyangka gua ternyata lu bisa se cepet ini nikah."

Stole Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang