Oktober 2015
(Sudah diterbitkan di bukuloe dalam novel Mystories ~ kumpulan mini seri)
Novel bisa dipesan di line n IG @bukuloe )Ini cerpen peratama di Wattpad. Ini aku buat karena ada lomba cerpen di akun WP KSAP n ini jadi juara ketiga Vote terbanyak. Makasih 😘
Ini dibuat untuk hadiah ultah PrillyMHLTC96 yang ke 19Sinopsis:
Ihdinaas Shiratal Mustaqim
"Tunjukilah kami ke jalan yang Lurus"
Al-Fatihah (1) : 6
----- Jalan Ilahi -----
Dasar wanita jaman sekarang, yang mereka lihat hanya penampilan dan kekayaan saja. Apa mereka tidak tahu kalau aku ini Dimas Ali Agung Rekso Dinata, putra dari seorang pengusaha sukses Agung Rekso Dinata yang sedang menyamar untuk mencari pasangan hidup yang tulus mencintaiku apa adanya. Aku sudah muak didekati wanita karena ketampanan dan kekayaanku yang melimpah sampai tujuh turunan pun tak akan habis. Mereka mengejar-ngejarku seperti singa betina yang memburu rusa, tapi lihat saat aku datang ke pesta pernikahan salah satu pegawaiku dengan penampilan buruk dan miskin seperti ini dengan kaca mata tebal, tompel di pipi kiri, wig kribo dan juga stelan jas tak bermerek yang sudah sangat ketinggalan jaman, tak ada satu pun wanita yang mau mendekatiku, jangankan mengajakku bicara, aku bertanya saja mereka langsung pergi dan menatapku jijik. Andai saja ayah tidak menyuruhku untuk mencari calon istri di usiaku yang baru dua puluh tiga tahun ini, sudah pasti aku tak mau bersusah payah merubah penampilanku seperti ini hanya untuk mendapatkan cinta sejati. Kenapa harus cinta sejati? Karena aku tidak mau pernikahanku hancur seperti pernikahan kakakku. Dia dikhianati istrinya yang berselingkuh dengan sopir pribadinya yang ternyata adalah pacarnya. Jadi mereka bekerja sama untuk menguras habis harta kakakku.
Karena aku melamun aku tak menyadari didepanku ada lubang galian sedalam 2 meter.
Byuuuuuurrrr!!! Aku terperosok kedalam lubang yang ada airnya selutut. Akan kupecat orang yang sudah membuat lubang ini di depan proyek apartemenku yang belum rampung ini. Sial! Apakah karena saat ini wajahku jelek jadi membawa nasib sial untukku? Kulepaskan wig, tompel palsu di pipiku dan juga kacamata tebal yang menghias mataku.
"Tolong...! Toloooong...! Tolooooong..." Aku berteriak meminta tolong, tapi sial aku lupa kalau para pekerja bangunan sedang mogok kerja dengan alasan gaji yang mereka dapat tidak sepadan dengan rasa lelah dan juga gangguan makhluk halus yang suka mengganggu mereka. Inilah alasan kenapa aku bisa berada disini untuk memeriksa sejauh mana proyek pembangunan apartemenku berjalan. Ternyata baru 25% yang sudah dikerjakan, padahal sudah tiga bulan pembangunan ini berlangsung. Sepertinya ada yang bermain dibelakangku. Ada yang menggelapkan uang pegawai dan juga bahan bahan bangunan. Harus aku selidiki lebih lanjut. Kurogoh handphone di saku jas, tapi lagi lagi sial menghampiriku. Batrenya habis.
Sudah hampir habis suaraku untuk meminta tolong, ditambah adzan maghrib sebentar lagi akan berkumandang dan malam yang gelap tentu saja akan segera datang. Bulu kudukku berdiri, aku merinding ketakutan karena cerita para pegawai tentang makhluk halus yang selalu mengganggu mereka.
"Assalamu'alaikum," dengan takut aku mendongak mendengar suara perempuan yang mengucapkan salam.
"Arghhhhh..." Katakanlah aku penakut, aku tak peduli. Saat ini tengah berdiri seorang perempuan yang berpakaian putih dari ujung rambut sampai kaki. Apakah dia hantu? Tapi kenapa hantu ini cantik sekali seperti bidadari? Lututku bergetar hebat, aku punya phobia terhadap hantu. Dulu sewaktu kecil kakaku Aldo selalu mengerjaiku dengan menakut-nakuti dengan cerita hantu. Tubuhku lemas, keringat deras bercucuran dari pelipisku. Pandanganku tiba-tiba gelap dan aku tak sadarkan diri.
----- Jalan Ilahi -----